Skip to main content

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI METODE KARYA WISATA KELAS V SD NEGERI TASIKHARJO, KECAMATAN JENU KABUPATEN TUBAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I
PENDAHULUAN

I.I  Latar Belakang Masalah
  Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan  peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Materi pengajaran bahasa Indonesia terdiri atas dua jenis; yaitu Sastra dan Bahasa mempunyai ruang lingkup: 1) kemampuan berbahasa yang meliputi sub aspek : mendengarkan, berbicara membaca dan menulis yang berkaitan dengan teks-teks non sastra dan : 2) kemampuan bersastra yang meliputi subaspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis yang berkaitan dengan teks-teks sastra. Pengajaran sastra mempunyai peranan yang sangat penting dalam watak, kepribadian, memperluas kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa pada siswa. Dari pengajaran sastra, siswa dapat mengenal dan dapat menikmati karya sasta itu sendiri, selain itu, dalam pengajaran sastra siswa dapat mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat yang menjadi ekspresi siswa yaitu melalui pembelajaran  menulis puisi.


Pembelajaran menulis puisi sebagai hasil karya siswa memang tidak mudah. Guru dituntut mampu mengembangkan materi dalam kurikulum dan menampilkan materi dalam proses belajar mengajar. Serta mampu memotivasi siswa agar mereka dapat meningkatkan minat menulis terhadap karya sastra puisi. Dengan mempelajari sastra puisi siswa diharapkan dapat menarik berbgai manfaat dari kehidupanya. Maka dari itu, guru harus dapat mengarahkan siswa memiliki ketrampilan menulis puisi yang sesuai dengan minat dan kematangan jiwa mereka. Ketrampilan menulis puisi perlu di tanamkan kepada siswa di Sekolah Dasar, sehingga mereka mempunyai kemampuan untuk mengekspresikan puisi dengan baik. Kemampuan mengekspresikan sebuah puisi bukan hanya di tunjukkan untuk penghayatan dan pemahaman puisi, melainkan berpengaruh pempertajam terhadap kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan terhadap masalah kemanusiaan. Kemampuan mengekspresikan puisi di tentukan oleh beberapa faktor yaitu penerapan model, metode strategi yang tepat dan peranan guru dalam proses pembelajaran.
            Pembelajaran menulis puisi di Sekolah Dasar masih di temukan berbagai hambatan, yang berkaitan dengan ketepatan pengunaan motode atau teknik pembelajaran. Guru merasa kesulitan menampilkan proses pembelajaran yang menarik di kelas. Seperti hal nya permasalahan yang timbul di kelas V SD Negeri Tasikharjo Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban, hasil pembelajaran menulis puisi kurang mengembirakan.
          Berdasar pengamatan peneliti yang dalam hal ini juga bertindak sebagai guru kelas V dan juga hasil dari diskusi dengan guru-guru di SD Negeri Tasikharjo, penyebab kesulitan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya aspek kebahasaan menulis yang dalam hal ini adalah penulisan puisi adalah sebagai berikut:
  1. Pembelajaran dilaksanakan dengan monoton, metode yang digunakan hanya sejenis, dan kurang bervariasi, sehingga anak-anak menjadi jenuh.
  2. Guru (termasuk peneliti) hanya memberikan tugas dan soal kepada siswa tanpa ada pembahasan dan penguatan.
  3. Guru kurang memanfaatkan  sarana dan  lingkungan yang ada di sekitar siswa.
Dengan memperhatikan penyebab adanya kesulitan-kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis puisi tersebut di atas, maka perlu dicari jalan keluar untuk mengatasinya. Upaya tersebut ditekankan pada perbaikan proses pembelajaran, karena proses pembelajaran yang berjalan dengan baik akan dapat mewujudkan tercapainya tujuan  pembelajaran.
Bila mengacu pada identifikasi penyebab kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis puisi sebagaimana tersebut di atas, maka dalam pembelajaran  diperlukan perbaikan-perbaikan  sebagai berikut :
  1. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode, dengan harapan akan ditemukan metode yang tepat untuk melaksanakan pembelajaran menulis puisi.
  2. Di dalam pembelajaran, guru perlu memberikan motivasi kepada siswa agar mampu dan mau untuk mengembangkan inspirasi dan imajinasinya
  3. Guru perlu memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada secara optimal.
       Misal: Perpustakaan, halaman, dan lngkungan sekitar sekolah.
Setelah memperhatikan bentuk-bentuk perbaikan yang dapat dilakukan dalam pembelajaran menulis puisi, maka salah satu cara atau metode yang digunakan adalah metode karya wisata. Dengan pembelajaran di luar kelas siswa akan lebih dekat dengan lingkungannya dan siswa akan mendapat suasana baru.
Dengan suasana yang baru, imajinasi siswa akan lebih berkembang, dan susana pembelajaranpun akan lebih menyenangkan, dengan demikian siswa dapat mengembangkan gagasan dan menuangkan gagasan tersebut dalam bentuk tulisan secara optimal.

1.2    Identifikasi Masalah
Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah agar siswa terampil berbahasa dan bersastra yang meliputi ketrampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Untuk kemampuan bersastra, terutama ketrampilan menulis, hal yang harus di kuasai adalah cara menuangkan ide, gagasan dan pendapat yang berkaitan dengan puisi. Perbendaharaan kata atau kosa kata yang banyak sangat mempengaruhi siswa dalam menuangkan ide.
           Sebelum diterapkan kurikulum berbasis kompetensi ( KBK) dan telah di sempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP), ketika guru membelajarkan ketrampilan menulis puisi dan guru memberikan tugas membuat puisi, rata-rata siswa kurang bersemangat, melamun, menunggu waktu lama sekali untuk menulis sebuah puisi. Hal tersebut karena mereka bingung, kurang tahu tentang puisi, kurang tertarik dengan materi pembelajaran sastra sehingga tidak tahu memulai dari mana, mau menulis apa, menulis puisi tentang apa, dan kata-kata apa yang sesuai untuk di gunakan.
           Selain itu, masalah yang sering muncul pada saat proses pembelajaran adalah sifat malas, kurang kreatif takut, malu, tidak percaya diri, dan tidak menguasai materi. Dapat dikatakan bahwa mereka belum dapat merangkum ide gagasan, tema. Umumnya  mereka belum mempunyai gambaran dalam menulis puisi.
           Selain faktor yang disebabkan oleh siswa sendiri, faktor dari luar siswa misalnya suasana kelas yang kurang kondusif, teknik dan metode yang digunakan oleh guru kurang menarik. Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa untuk terampil menulis puisi, jarang sekali memberi kesempatan kepada siswa untuk  bertanya atau menjawab pertanyaan, serta kurang tersedianya media pembelajara.
           Oleh karena itu, dalam pembelajaran puisi guru di harapkan benar-benar kreatif dalam menciptakan teknik atau metode, suasana belajar yang kondusif dan menyenagkan, serta memotivasi agar mampu berfikir aktif, kreatif dan produktif. Kemahiran guru dalam menciptakan kegiatan pembelajaran dan  juga berpengaruh terhadap hasil belajar.
 
1.3    Batasan Masalah
Permasalahan yang telah di uraikan dalam identifikasi masalah, tidak mungkin sepenuhnya akan di bahas secara tuntas. Peneliti hanya akan membahas   upaya meningkatkan  hasil pembelajaran  menulis puisi yang baik bagi siswa kelas V dengan menerapkan metode karya wisata.

1.4  Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah yang akan di bahas adalah :
“Apakah metode karya wisata dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi di  kelas V SD Negeri Tasikharjo Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban” ?

1.5    Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus uraian selengkapnya sebagai berikut:
      1.5.1 Tujuan umum
1.5.1.1 Meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri Tasikharjo Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.
1.5.1.2   Meningkatkan kualitas pembelajaran materi pokok menulis puisi dengan metode karya wisata di SD Negeri Tasikharjo Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.

1.5.2   Tujuan khusus
 1.5.2.1   Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V materi pokok menulis puisi di SD Negeri  Tasikharjo Kecamatan Jenu,Kabupaten Tuban.
1.5.2.2  Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri Tasikharjo Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.

1.6            Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini terdiri dari secara teoritis dan manfaat secara praktis uraian  selengkap nya sebagai berikut :
1.6.1    Manfaat Teoritis
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan wawasan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode karya wisata.
1.6.2    Manfaat praktis
Hasil penelitian tindakan kelas di harapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi guru, siswa, dan sekolah sebagai berikut:

1.6.2.1               Bagi Guru
Guru dapat mengetahui strategi dan metode yang bervariasi untuk memperbaiki dan meningkatkan pembalajaran menulis puisi pada siswa masa yang akan datang.
1.6.2.2              Bagi Siswa     
Penelitian ini bermanfaat bagi siswa untuk: (a) meningkatnya  kemampuan siswa dalam menulis puisi, (b) meningkat hasil belajar siswa, (c) siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar, (d) memupuk dan meningkatkan katerlibatan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.
1.6.2.3               Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan berupa peningkatan kuantitas metode yang dapat digunakan di sekolah, dengan harapan dapat memperbaiki proses pembelajaran di sekolah tempat penelitian maupun di sekolah lain.

1.7         Definisi operasional
Berdasarkan permasalahan di atas, bebera pa istilah yang digunakan dibuat definisi operasionalnya demi kejelasan, ketegasan, serta untuk menghindari salah pemahaman pengertian dalam menginterpretasikan masalah, diantaranya:
1.7.1        Menulis Puisi adalah kegiatan menulis indah yang dibatasi oleh aturan. Aturan tersebut diantaranya adalah adanya bait, sajak, dan pemilihan kata yang tepat
1.7.2        Metode karya wisata adalah suatu bentuk proses belajar mengajar yang dilaksanakan di luar rung kelas. Baik dalam lingkup sekolah maupun di luar lingkup sekolah.
















BAB II
LANDASAN TEORI



2.1        Pembelajaran Menulis Puisi
Sesuai dengan amanat standart isi pendidikan, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, bahwa ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa  dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Dalam pelaksanaannya, keempat aspek tersebut disajikan secara integratif, dan tidak terpisahkan satu dengan yang lain. Demikian juga dalam pembelajaran menulis tidak terpisahkan dan berpadu dengan aspek kebahasaan yang lain, meskipun berfokus pada ketrampilan menulis. Keterpaduan ini bersumber pada pandangan tentang belajar bahasa, yakni pendekatan komunikatif.
Prinsip  dasar pandangan itu bahwa belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi, dan belajar bahasa akan berlangsung baik jika pembelajaran  berlangsung menyeluruh (holistik) Artinya pembelajaran tidak terpotong-potong (berdiri sendiri) dari tiap komponen dan aspek tetapi bersifat integratif dan holistik.
Bahan pembelajaran diambil dari fakta berbahasa senyatanya, Pembelajaran relevan dengan kebutuhan berbahasa siswa. Proses  dan hasil belajar bermakna dan fungsional, serta siswa menggunakannya dalam berkomunikasi.
Fakta di sekolah sering terjadi  bahwa pembelajaran  ketrampilan menulis belum sepenuhnya mencerminkan amanat dari Standart Isi tersebut di atas. Siswa dituntut guru agar dalam satu pertemuan mampu mengahsilkan tulisan secara final dan sempurna. Siswa jarang sekali dapat kesempatan untuk terlibat dalam proses menulis secara optimal mulai menggali–pengalaman, menentukan ide, menulis draf tulisan, memperbaiki (merevisi) draf dengan bimbingan guru, serta mempublikasikannya, karena semua sudah ditentukan oleh guru (misalnya, tema/topik dan kerangka). Akibatnya siswa tidak termotivasi menulis, siswa merasa terpasung , dan tidak memperoleh kebebasan dalam proses menulis, padahal menulis adalah proses kreatif
Untuk itu sangat diperlukan  pemahaman tentang hakikat menulis, pembelajaran ketrampilan menulis, metode pembelajarn menulis, dan penilaian dalam pembelajaran menulis

2.2        Landasan teori
Pada bagian ini akan di jelaskan tentang : 1) hakikat menulis puisi,  2)  pengertian menulis puisi, 3) unsur-unsur puisi, 4 ) menulis puisi anak, 5)  metode karya wisata, 6)   efektivitas penggunaan metode karya wisata ,  7) metode karya wisata dalam pembelajaran  menulis puisi

2.2.1   Hakekat Menulis
Menulis pada hakekatnya adalah pengungkapan gagasan atau perasaan secara tertulis dengan mengunakan bahasa sebagai medianya. Menulis merupakan suatu ketrampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan bertatap mukaa dengan orang lain.
Definisi lain, menulis adalah proses  penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat penulis kepada pembaca dengan simbol-simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan pembaca
Di dalam kegiatan menulis pada dasarnya merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi melalui beberapa tahap. Tahapan ini merupakan stratergi penulisan, yang terbagi atas tahapan pramenulis, menulis dan pascamenulis. Masing-masing tahapan ini dapat diwujudkan dalam aktivitas sebagai berikut :
a.          Tahapan Pramenulis
Tahapan ini dilakukan dengan dengan aktivitas menggali pengalaman untuk   menentukan ide tulisan melalui diskusi, berwawancara, membaca teks bacaan, mengumpulkan informasi pendukung, mengorganisasikan ide dan informasi dan merumuskan tesis.



b.     Tahapan Menulis
Tahapan ini dilakukan dengan aktivitas menulis rancangan kasar, merevisi, mengedit, menulis ulang, dan mengoreksi ulang hingga menjadi tulisan final
c.   Tahapan Pascamenulis
Tahapan ini dapat dilakukan dengan aktivitas mempublikasikan kepada pembaca dalam bentuk sharing, membukukan, pameran, wicara, atau pajangan (exposure). Dari sini akan diperoleh respon atau balikan dari pembaca untuk disampaikan kepada penulis.

2.2.2   Pengertian puisi
Puisi adalah sebuah karya sastra yang amat memperhatikan pemilihan aspek kebahasaan sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa bahasa puisi adalah bahasa yang tersaring pengunaanya. Artinya, pemilihan bahasa itu, terutama aspek diksi, telah melewati seleksi ketat, di petimbangkan dari berbagai sisi baik yang menyangkut unsur bunyi, bentuk, dan makna yang kesemuanya harus memenuhi persyaratan untuk memperoleh efek keindahan
Puisi adalah karya sastra yang di tulis dengan bentuk larik-larik dan bait-bait. Puisi dapat di ibaratkan nyanyian tanpa notasi. Puisi merupakan bentuk karya sastra yang  paling  imajinatif dan  mendalam mengenai alam sekitar dan diri sendiri.
Termasuk hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Puisi memiliki irama yang indah, ringkas, dan tepat, menyentuh perasaan, dan juga sangat menyenangkan. Puisi memiliki bentuk pemadatan kata yang bernilai seni atau indah.
Puisi sebenarnya bukan merupakan karya seni yang sederhana melainkan organisme yang sangat kompleks. Puisi di ciptakan dengan berbagai unsur bahasa dan estetika yang saling melengkapi sehingga puisi terbentuk dengan berbagai makna yang saling bertautan. Dengan demikian, pada hakekatnya puisi merupakan gagasan yang di bentuk dengan susunan, penegasan dan gambaran semua materi dan bagian-bagian yang menjadi komponenya dan merupakan suatu kesatuan yang indah ( dalam Abdurahman, 2007:22 )

Tarigan ( dalam Abdurahman, 2007: 20) mengatakan bahwa puisi berasal dari bahasa yunani poisis yang berarti penciptaan.
Dalam bahasa Inggris puisi di sebut poetry yang berarti puisi, poet berarti penyair, poem yang berarti syair, saja. Arti yang semacam ini lama kelamaan di persempit ruang lingkupnya menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya di susun menurut syarat-syarat tertentu dengan mengunakan irama,  sajak dan kata-kata kiasan. Dapat di katakana bahwa puisi adalah pengucapan dengan perasaan. Dengan demikian puisi bukanlah melukiskan kebenaran, melainkan memuja kebenaran dan memberi jiwa sesuatu gambaran yang lebih indah. Unsur keadaan dalam puisi satu diantaranya ialah rasa. Pendapat-pendapat lain dari para sastrawan dunia tentang puisi adalah sebagai berikut:
1)               William Wordsworth: puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya, dia memperolah rasanya dari emosi, atau rasa yang di kumpulkan kembali dalam kedamaian
2)               Percy Bysche Shelly : puisi adalah rekaman dari saat-saat yang paling menyenangkan dari pikiran – pikiran yang paling baik dan menyenangkan
3)               Lascelles Abercramble: puisi adalah ekspresi dari pengalaman imajinatif, yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau pernyataan yang bersifat kemasyarakatan yang di utarakan dengan bahasa, yang mempergunakan setiap rencana yang matang dan bermanfaat ( dalam Abdurahman, 2007:21) para sastrawan juga mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang  pemikiran mengekspresikan secara padat pemikiran dan perasana penyairnya, di ubah dalam wujud dan bahasa yang paling berkesan. Ada juga yang mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengekspresikan secara padat pemikiran dan perasaan penyairnya, di gubah dalam wujud dan bahasa yang paling berkesan. Dari beberapa pendapat diatas di simpulkan bahwa puisi adalah imajinasi seseorang dari lubuk hati yang paling dalam yang menuangkan kedalam tulisan yang ba-hasanya terikat oleh irama, rima, matra serta penyusunan larik dan bait. Kemudian menghasilkan karya sastra dalam bentuk puisi. Puisi biasa di katakana ungkapan hati untuk menyampaikan informasi dengan makna yang tersirat. Puisi rangkaian kata-kata yang indah dan mempunyai sejuta rasa dan penuh arti. Keindahan puisi terletak pada persamaan bunyi dan iramanya.

2.2.3   Unsur-unsur puisi
Struktur unsur puisi merupakan wujud kesatuan makna puisi yang terdiri atas pokok pikiran, tema, perasaan, nada amanat yang di sampaikan penyair. Untuk struktur isi, pembaca harus berusaha melibatkan diri dengan nuansa puisi, sehinga perasaan dan nada penyair yang di ungkapkan melalui bahasanya dapat di beri makna oleh pembaca.
Secara lebih detail, unsur instrinsik puisi biasa di lihat dari dua segi, yaitu dari segi isi puisi dan segi struktur. Dari segi isi puisi, meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa.
Tema adalah inti permasalahan dalam sebuah puisi yang membicarakan banyak hal. Senada dengan pengertian tersebut, Waluyo (dalam Abdurahman, 2007:31) mengemukakan tema sebagai gagasan pokok atau subjeck matter yang di kemukakan penyair. Depdiknas (dalam Abdurahman, 2007:31) tema merupakan hal yang ingin di katakan penyair. Sedangkan Suharianto (dalam Abdurahman, 2007 : 31) tema puisi merupakan pokok permasalahan  yang biasanya di sampaikan secara tersirat oleh pengarangnya. Dengan demikian tema adalah pokok permasalahan yang akan kita kemukakan dalam bentuk puisi; 2) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
Perasaan adalah sikap penyair dalam menghadapi objek tertentu. Misalnya sikap simpati intipati, senang, dan tidak senang, rasa benci, rindu, dan sebagainya; 3) Nada dan suasana yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Sikap penyair kepada pembaca  di sebut nada puisi dan keadaan jiwa pembaca setelah membaca atau akibat psikologis yang di timbulkan puisi terhadap pembaca, di sebut puisi atau akibat psikologis yang  di  timbulkan  puisi  terhadap pembaca  disebut suasana.4) Amanat/ tujuan/maksud; sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Tujuan atau amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat tersirat di balik kata-kata yang di susun, dan juga di balik tema yang di ungkapkan I.A Richards ( dalam Abdurahman 2007 : 32 )
Sedangkan dari segi struktur meliputi hal- hal sebagai berikut : 1) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang di lakukan oleh penyair dalam puisinya; Penyair dalam mengungkapkan pengalaman batinya mengunakan kata-kata yang telah di pilih kadar estetisnya. Pemilihan kata dalam puisi disebut diksi Berfield (dalam Pradopo 2000:54) mengungkapkan bahwa bila kata-kata di pilih dan di susun dengan cara yang sedemikian  sehingga artinya menimbulkan imajinasi estetik. Maka hasilnya itu disebut diksi puitis. Jadi, diksi itu untuk mendapatkan keputusan, untuk mendapatkan nilai estetik. Melalui diksi yang baik, penyair dapat mencurahkan perasaan dan isi pikiran dengan setepat-tepatnya serta dapat ekspresi yang dapat menjelmakan pengalaman jiwa tersebut; 2) Imajinasi, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan, (penyair dalam mengungkapkan pengalaman batinya mengunakan kata-kata yang telah di pilih kadar estetisnya; 3) Kata-kata konkret yaitu kata yang dapat di tangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imajinasi ; Untuk membangkitkan imajinasi ( daya bayang ) pembaca, maka kata-kata yang harus di perkongkret.
Maksudnya bahwa kata-kata ini dapat menyarankan kepada arti yang menyeluruh. Seperti halnya pengimajian, kata yang di perkonkret ini juga erat hubunganya dengan pengunaan dan lambing; 4) Gaya bahasa yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/ meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu; Unsur  kepuitisan yang lain ialah bahasa kiasan ( Figuratif language ). Adanya bahasa kiasan ini menyebabkan sajak menjadi menarik, menimbulkan kesegaran, hidup dan menyebabkan puisi memiliki banyak makna atau kaya akan makna; 5) Ritme/irama. Ritme merupakan pertentangan bunyi tinggi/rendah, panjang/pendek, keras/lemah, yang mungkin dengan teratur dan berulang-ulang sehingga membentuk keindahan; 6) Rima/bunyi. Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif yang mempunyai tugas untuk memperdalam ucapan, menimbulkan suasana yang khusus.
Menurut I.A Richard ( dalam Abdurahman , 2007 :31-32 ) yang termasuk unsur-unsur dalam hakekat puisi sebagai berikut : (1) Tema adalah suatu pokok persoalan yang di kemukakan oleh penyair, setiap puisi memiliki tema, walaupun penyair menyembunyikan tema tersebut; (2) Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan yang terdapat dalam puisinya; (3) Nada adalah sikap penyair terhadap pembacanya, atau penikmat karya puisinya itu; (4) Tujuan adalah amanat yang di sampaikan penyair melalui karyanya.
Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitu kata, larik, bait, bunyi, dan makna. kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi.

2.2.4   Menulis Puisi Anak
Puisi anak adalah puisi yang di konsumsi anak yang isinya sesuai dengan lingkungan anak-anak. Baik dari segi temanya, pengunaan bahasanya, pemakaian katanya dan berisi nilai-nilai yang sifatnya mendidik ( dalam Nurgiantoro, 2005 :10.42 ). Pada umumnya puisi anak berisi rekaman kehidupan keseharian anak-anak yang tidak jauh dari kegiatan anak. Berfungsi sebagai media anak dalam mengekspresikan apa yang di rasakan anak, menambah wawasan dan pengalaman anak serta di kemas dengan kesederhanaan bentuk, pemakaian bahasa dan gaya penyampaian secara langsung.
Kreteria puisi anak ada dua, yaitui keterbacaan dan kesesuaian, keterbacaan sangat berkaitan dengan pengunaan bahasa yang sesuai dengan kemampuan anak, mudah di cerna oleh anak. Sedangkan kesesuaian berhubungan dengan lingkungan kehidupan anak  dan sesuai dengan perkembangan jiwa anak.
Sumardi, dkk ( dalam Tarigan, 2005 : 6.8) dalam berbahasa. Memberikan rambu-rambu dalam memilih bahan pembelajaran puisi, yaitu: (a) Sesuai dengan lingkungan anak didik (b) Sesuai dengan kelompok usia anak didik, (c) Keragaman sajak, (d) kesesuain sajak dengan siswa.
Pada umumnya usia anak SD berkisar antara 6 sampai dengan 12 tahun, menurut Rahmanto 1993 (dalam Tarigan, 2006 : 11.25) usia murid SD  biasa memiliki dua tahapan, yaitu tahap penghayal (8 s.d 9 tahun), dan tahap romantis (10 s.d 13 tahun). Selisihnya  sudah merupakan tahap realistik untuk ukuran siswa SMP. Walaupun tahap realistik masuk kedalam usia SMP. Tetapi tidak menutup kemungkinan akan adanya siswa SD yang sudah memasuki tahap realistik. Tahapan – tahapan ini akan di jadikan bahwa pertimbangan oleh para guru dalam membelajarkan menulis sebuah karya sebuah puisi. Sehingga akan memudahkan dalam  memilih  tema puisi yang sesuai dengan anak-anak SD.
Menulis puisi anak merupakan suatu usaha membuat tulisan atau karya dalam bidang puisi yang di khususkan bagi anak serta dapat menggugah rasa haru anak. Dengan mengetahuai lebih banyak informasi anak-anak akan membantu dalam menemukan bahan tulisan. Dalam penulisan puisi anak terlihat masih sederhana. Kesederhanaan itru di lihat dari unsur diksi, struktur, ungkapan, dan pemaknaan (Maknanya masih polos, lugas apa adanya).  Kata yang dipergunakan dapat dimengerti anak langsung karena tidak mengandung kiasan, dan masalah yang dikemukakan masalah kesehatan yang dihadapi anak-anak. Maksud tema pada puisi anak adalah isi keseluruhan. Puisi yang biasanya terdiri atas pikiran, perasaan, sikap, serta maksud, dan tujuan penulisan. Oleh karena itu tema puisi anak sudah termasuk didalamnya unsur rasa, nada dan amanat. Diksi atau pilihan kata yang digunakan lebih sering bermakna dinotatif. Pengimajinasian atau penyusunannya menyuguhkan pengalaman batin kepada pembaca agar pembaca seolah-olah ikut melihat, mendengar, menyentuh dan mengalaminya sendiri peristiwa yang dibacanya melalui puisi tersebut.
Sumardi Norton (dalam Tarigan 2005:6.18), mengemukakan kriteria pemilihan puisi untuk anak-anak sebagai berikut (1) berisi kegembiraan dan rima, (2) mengutamakan bunyi bahasa yang membangkitkan semangat bermain bahasa, (3) memperbaiki ketajaman imajinasi visual, dan kesegaran kata-kata yang digunakan didalam novel, untuk memperluas imajinasi mereka, dan melihat atu mendengar kata-kata dalam cara baru, (4) menyajikan cerita sederhana dan memperkenalkan tindakan yang dilakukan, (5) bukan ditulis dengan rendah kepada anak – anak, (6) puisi yang sangat efektif di sajikan dengan ketidak sempurnaan yang seksama, (7) tema harus yang menyenangkan menggelitik egonya, mengingatkan kebahagiaan menyentuh kejenakaanya atau membangkitkan semangat menggali, (8) puisi seharusnya cukup baik untuk di baca ulang.
Dalam menulis puisi anak modern tidak memerlukan ikatan-ikatan, seperti pada puisi lama. Puisi modern adalah puisi yang tidak mengikuti pola tertentu, seperti jumlah bait, jumlah baris, ada tidaknya sampiran. Puisi jenis ini bersifat pelukisan terhadap ekspresi anak tentang apa yang dilihat, dirasakan, didengar dan yang ingin di sampaikan anak melalui media bahasa yang di ketahuinya. Jadi sifatnya lebih bebas dan memerlukan  bait- bait, itu sebabnya puisi modern di sebut juga sajak bebas. Langkah-langkah dalam menulis puisi adalah :
1.         Amati objek sesuatu yang akan ditulis ;
2.         Tentukan temanya;
3.         Tuliskan tema tersebut menjadi judul puisi:
4.         Kembangkan menjadi cerita;
5.         Susunlah kalimat berurutan kebawah satu baris berisi satu kalimat yang tidak terlalu panjang;
6.         Jika ada kalimat yang panjang, perpendeklah dengan membuang kata tugas  satu  menjadikan kalimat-kalimat inti;
7.          Carilah kalimat  atau kata yang bisa di ganti dengan kata yang memiliki intensitas makna lebih kuat dan lebih imajinatif;
8.         Perbaiki terus kata tiap kalimat jika di anggap masih kurang memenuhi keindahan bunyi boleh juga mempergunakan gaya bahasa sehingga akan menghasilkan cerita yang singkat tepat dan padat, di samping memiliki keindahan  bunyi.

2.2.5    Metode Karya Wisata
Dalam suatu pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan dapat mencapai sasaran bila tersedia beberapa faktor pendukung. Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah metode dan pengorganisasian  kelas.
Dalam pemilihan metode, yang harus diperhatikan adalah metode tersebut harus sesuai dengan tingkat kelas, umur, situasi, karakteristik dan kondisi lingkungan siswa tanpa mengabaikan faktor-faktor lainnya. Dengan pemilihan metode yang tepat akan tercipta suasana belajar yang menyenangkan, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dengan maksimal.
Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode karya wisata dengan melaksanakan pembelajaran di luar kelas. Dengan penggunaan metode ini, anak tidak akan menjadi jenuh.  Belajar juga akan lebih bermakna karena anak akan terbawa suasana, dan anak akan dikaitkan langsung dengan lingkungannya. Anak tidak akan menjadi asing dan tercabut dengan lingkungannya, melainkan akan menjadi bagian dari lingkungannya.
Menurut Soeyono AG (1982), metode karya wisata adalah suatu bentuk proses belajar mengajar yang dilaksanakan di luar rung kelas. Baik dalam lingkup sekolah maupun di luar lingkup sekolah.
Jadi pada hakekatnya penggunaan metode karya wisata ini adalah dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber dan sarana belajar. Dengan harapan dapat membawa anak ke dalam lingkungannnya, yang akan dapat memacu  kreatifitas dan pembelajaran akan lebih bermakna.
Adapun lingkungan yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar dan sarana belajar diantaranya: ruang perpustakaan, halaman sekolah, kebun sekolah, sawah, dan semua yang berada di luar sekolah

2.2.6     Efektivitas Penggunaan Metode Karya Wisata
Salah satu standart Kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia adalah agar peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesusasteraan dan hasil intelektual bangsa sendiri.
Akan tetapi fakta di sekolah sering terjadi bahwa pembelajaran ketrampilan menulis khususnya menulis puisi belum sepenuhnya belum mencerminkan amanat dari Standart Kompetensi tersebut. Peserta didik jarang mendapat kesempatan untuk terlibat secara optimal mulai menggali pengalaman, menentukan ide, menulis draf tulisan, memperbaiki draf dengan bimbingan guru serta mempublikasikannya, karena semua sudah ditentukan guru. Mulai dari menentukan topik, judul bahkan banyak baris serta bait sudah ditentukan guru.
Akibat terlalu ikut campurnya guru dalam penyusunan tulisan anak tersebut, maka anak akan tidak termotivasi untuk menulis, siswa merasa terpasung dan tidak memperoleh kebebasan dalam menulis. Padahal menulis adalah proses kreatif, dengan demikian apa yang diamanatkan dalam Standart Kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia akan sulit tercapai.
Agar Standart Kompetensi bahasa Indonesia dapat tercapai dan anak-anak dapat mengembangkan daya kreatifitasnya, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang berbeda dengan model pembelajaran yang biasa kita laksanakan. Salah satunya adalah dengan melaksanakan pembelajaran di luar kelas.
Dengan melaksanakan pembelajaran di luar kelas akan melatih anak berpikir kreatif, dan anak akan dapat mengembangkan ide-ide berdasar apa yang ditemuinya di lapangan. Anak akan dapat menuangkan pikiran ke dalam tulisan secara optimal, karena mendapat kebebasan dalam menulis.

Pada dasarnya pembelajaran di luar kelas sangat efektif untuk membantu meningkatkan kemampuan menulis puisi pada anak, di antaranya :
1.         Dengan mengamati obyek atau lokasi di luar kelas, maka akan memunculkan ide atau gagasan dari anak.
2.         Anak akan tidak menjadi jenuh, lebih gembira, dan lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
3.         Anak akan lebih dekat dengan lingkungannya, sehingga untuk mengungkapkan tentang lingkungannya akan lebih mudah
4.         Anak akan topik atau tema serta judul puisi tanpa ada campur tangan guru.
5.         Anak akan lebih optimal untuk menuangkan pikiran ke dalam bentuk tulisan, karena potensinya dapat berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minatnya.

2.3 Metode Karya Wisata dalam Pembelajaran Menulis Puisi
Pembelajaran dengan menggunakan  metode karya wisata, yaitu dengan cara menugaskan siswa secara keseluruhan untuk mengunjungi suatu objek sesuai dengan program yang telah disusun sebelumnya. Demikian juga penerapan metode karya wisata dalam pembelajaran menulis puisi sangat tepat, Hal ini dikarenakan demngan metode karya wisata, imajinasi anak akan dapat berkembang secara optimal. Anak akan merasa dekat dengan lingkungan dan merasakan hal dan suasana yang baru dalam pembelajaran
Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan metode karya wisata adalah sebagai berikut :
1.      Menyampaikan kepada peserta didik  tentang tema pembelajaran, model serta kegiatan yang akan dilaksanakan selama pembelajaran.
2.      Menentukan objek atau lokasi tempat pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan
3.      Mengunjungi objek atau lokasi pembelajaran.
4.      Menugaskan kepada siswa untuk mengamati objek, dan guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang objek.
5.      Siswa menentukan ide pokok atau topik serta mengumpulkan berbagai informasi yang berkaitan dengan ide.
6.      Guru memotivasi siswa untuk berani menulis puisi  berdasar informasi yang telah dikumpulkan dengan menggunakan bahasa yang dikuasainya.
7.      Siswa menyusun tulisan dengan cara mengembangkan gagasan sesuai dengan ide dan informasi yang telah dikumpulkan dalam bentuk draf awal.
8.      Siswa merevisi draf awal dengan bantuan dan bimbingan guru yang kemudian dilanjutkan menulis kembali pada draf final
9.      Siswa mempublikasikan tulisan kepada teman dan guru untuk mendapat balikan atau respon
10.  Guru mengadakan penilaian terhadap hasil karya siswa
Dengan melaksanakan pemebelajaran menulis puisi di luar kelas dengan langkah-langkah tersebut, maka diharapkan anak akan dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi. Sehingga akhirnya kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia  dapat dicapai anak.

2.4  Kerangka berfikir          
Dengan melihat ketidak keberhasilan siswa dalam pembelajaran menulis puisi yaitu siswa merasa kurang semangat dalam kegiatan pembelajaran. Siswa kesulitan menulis puisi dengan kata-katanya sendiri, kesulitan dalam menentukan tema sebuah puisi, kesulitan dalam mengunakan kosakata untuk di tuangkan kedalam sebuah puisi yang ingin mereka tulis, maka melalui metode kaya wisata di harapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.
  Metode karya wisata ini menugaskan siswa secara keseluruhan, untuk menugaskan siswa secara keseluruhan untuk mengunjungi suatu objek sesuia program yang telah di susun sebelumnya.
Demikian pula penerapan metode karya wisata dapat memotivasi siswa, dengan di bentuk kelompok agar mereka aktif dalam membuat kalimat dan mampu mengembangkanya menjadi sebuah puisi , siswa dapat bekerja sama dalam membahas materi, tugas dalam latihan dalam kelompok yang hiterogen, sehingga mereka akan aktif dalam pembelajaran membuat kalimat dan mampu mengembangkanya menjadi sebuah kalimat dan mampu mengembangkanya menjadi sebuah puisi, menyusun puisi bahkan mampu menampilkan karyanya didepan kelas.
Berdasarkan landasan teori diatas maka peneliti memiliki kerangka berfikir : Jika metode karya wisata di terapkan secara efektif sebagai metode  pembelajaran maka siswa akan merasa tertarik, senang dan hasil belajar menulis puisi meningkat.

2.5           Hipotesis tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir di atas, di rumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut “ Melalui penerapan metode karya wisata maka hasil pembelajaran menulis puisi anak di kelas V SD Negeri Tasikharjo, Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban dapat meningkat.











 
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1    Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu pendekatan yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sebagaimana terjadi secara alami, melalui pengumpulan data dengan instrumen kunci peneliti sendiri. Dengan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). “PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran didalam kelas” (Arikunto, 2007:58).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), di lakukan dengan mengunakan dasar penelitian kelas yang di rencanakan. Dalam dua siklus, yaitu siklus 1 silkus 2. silkus 1 terdiri dari 3 pertemuan yaitu 2 pertemuan pembelajaran dan 1 pertemuan untuk ulangan tes formatif, siklus 2 terdiri dari 2 pertemuan yaitu 1 pertemuan pembelajaran dan 1 pertemuan untuk ulangan atau tes formatif 2. Dalam penelitian ini peneliti terlebih dahulu melaksanakan tes awal siswa sebelum di berikan tindakan dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran menulis puisi.
Pelaksanaan penelitian setiap siklus melalui empat tahapan yaitu : 1) Perencanaan yang dimaksud disini yaitu peneliti menyusun program-program yang akan di laksanakan dalam proses penelitian. Pada tahapan peneliti juga menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut di lakukan. Pada perencanaan ini meliputi pengembangan terencana kritis untuk memperbaiki kesulitan masalah yang pada langkah ini di lakukan analisis masalah dan penyusunan rencana strategis ; 2) Pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan tindakan yang di maksud di sini adalah proses melaksanakan program yang telah terencana sebagai rencana awal dari peneliti kepada subjek penelitian untuk memperoleh data. Pada tahapan ini rencana strategis yaitu telah di susun di implamentasikan pada kelas sesungguhnya; 3) Observasi. Pengertian observasi  pada penelitian ini    adalah proses pengamatan yang di lakukan oleh peneliti terhadap subjek penelitian dengan tujuan mengevaluasi tindakan yang di lakukan dengan metode dan tehnik yang sesuai; 4) Refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah di lakukan atau melakukan refleksi atas hasil evaluasi terhadap akibat dibahas terhadap tindakan yang telah di lakukan sebagai dasar pembuatan perencanaan lebih lanjut. Dalam refleksi evaluasi terhadap keseluruhan proses dan dampak tindakan,yang dapat mengarahkan pada identifikasi masalah-masalah baru untuk merancang siklus baru.
3.1.1        Perencanaan tahap penelitian
Pada perencanaan tahap penelitian ini terdiri dari tiga siklus, yaitu siklus I siklus II uraian selengkapnya sebagai berikut :



3.1.1.1   Siklus I
Siklus I terdiri dari 3 pertemuan yaitu pertemuan pembelajaran dan satu pertemuan untuk tes formatif. Siklus di lakukan dalam empat tahapan, yaitu perencanaaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
3.1.1.1.1        Perencanaan
Kegiatan dalam tahap ini adalah sebagai berikut :1) Mengidentifikasi, mendiagnosis, dan mengembangkan pemecahan masalah; 2) Merancang rencana pembelajaran sesuai materi menulis puisi pada saat pelaksanaan pada siklus I; 3) Merancang alat peraga, bahan dan lembar kegiatan siswa; 4) Menyusun tes formatif pada akhir pelajaran.
3.1.1.1.2      Tindakan
            Kegiatan ini yang di laksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah di rencanakan. Kegiatan-kegiatan yang mencakup dalam tahapan-tahapan pelaksanaan adalah sebagai berikut : 1) Melaksanakan rencana pembelajaran; 2) mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa; 3) Mengadakan apersepsi dengan mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pembelajaran menulis puisi; 4) menyampaikan tujuan yang akan di capai dan memberi motivasi; 5) Guru menjelaskan informasi tentang materi dengan metode karya wisata dengan mengajak siswa untuk megunjungi suatu objek yang ada di lingkungan sekitar; 6) Guru  mengajak siswa kembali ke kelas; 7) Guru mengadakan evaluasi yang berkaitan dengan materi.
3.1.1.1.3      Pengamatan
            Pada penelitian ini, di lakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan mengunakan lembar observasi yang telah di buat. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka pengamatan di fokuskan : 1) hasil belajar siswa, yaitu mencakup rata-rata kelas nilai ≥ 65 Sebanyak minimal 75, banyaknya siswa yang tuntas belajar dan persentase tuntas belajar secara klasikal; 2) aktivitas siswa, yaitu mencakup keaktifan siswa dalam pembelajaran, keberanian siswa mengajukan pertanyaan, keberanian siswa mengungkapkan ide ( hasil ) kerjanya.
3.1.1.1.4       Refleksi
            Hasil yang di harapkan dalam tahap ini atau tahap pengamatan di kumpulkan serta di analisis. Dari hasil pengamatan, guru dapat merefleksikan diri dengan menganalisis data pengamatan apakah kegiatan yang telah di lakukan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Di samping data hasil pengamatan, rencana harian yang di buat oleh guru sebelum melakukan hasil pengamatan, rencana harian yang di buat oleh guru sebelum melakukan pembelajaran  dan hasil tes belajar akhir siklus di jadikan dasar dalam menentukan siklus berikutnya. Data-data tersebut di gunakan sebagai acuan bagi guru untuk dapat mengevaluasi dirinya sendiri. Hasil analisis data yang di laksanakan dalam tahap ini akan di pergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

3.1.1.2                  Siklus II
             Siklus II terdiri dari 2 pertemuan yaitu 1 pertemuan pembelajaran dan satu pertemuan untuk tes formatif, siklus II di lakukan dengan empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan , dan refleksi.
3.2.2.1  Perencanaan
Pada tahap ini di lakukan Evaluasi perencanaan pada siklus I  untuk di jadikan bahan pertimbangan dalam perencanaan siklus II. Kegiatan - kegiatan yang yang mencakup dalam tahapan prsiapan meliputi : 1) menyusun kembali rencana pembelajaran sesuai hasil refleksi; 2) merancang alat peraga dan sumber bahan; 3) menyusun instrument pengumpulan data; 4) menyusun tes formatif II.


3.1.1.2.1            Tindakan
Kegiatan yang di laksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan scenario pembelajaran yang telah di rencanakan, yaitu : 1) melaksanakan rencana pembelajaran; 2) mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa; 3) mengadakan apersepsi dengan mengadakan Tanya jawab yang mengarah pada materi; 4) menyampaikan tujuan yang akan di capai dan memberi motivasi; 5) Guru menjelaskan informasi tentang materi dengan pendekatan metode karya wisata ;6) guru mengajak siswa untuk keluar dari kelas dan mengamati objek yang ada di lingkungan sekitar; 7) guru mengadakan evaluasi yang berkaitan dengan materi menulis puisi akhir siklus II
3.1.1.2.2            Pengamatan
Pada penelitian ini, dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan mengunakan lembar pengamatan yang telah di buat sesuai dengan tujuan dan penelitian pengamatan ini   di fokuskan ; 1) hasil belajar siswa, yang mencakup rata-rata kelas nilai ≥ 65 sebanyak minimal 75%, banyaknya siswa yang tuntas belajar persentase tuntas belajar secara klasikal; 2) aktifitas siswa, yang mencakup keaktifan siswa dalam pembelajaran, keberanian siswa menajukan pertanyaan, keberanian siswa mengungkapkan ide (hasil) kerjanya, kerjasama dalam kelompok;
3.1.1.2.3          Refleksi
Data di himpun kemudian di refleksikan oleh peneliti. Refleksi di lakukan dengan cara mengukur baik cara kuantitatif maupun kualitatif. Cara pengambilan data secara kuantitatif dengan melakukan pengamatan terhadap siswa . Data yang di peroleh di kumpulkan kemudian di simpulkan bagaimana hasil belajar siswa dan bagaimana hasil pembelajaran guru. Kemudian di refleksikan berupa analisis yang telah di kerjakan, sebagai berikut : 1) Apakah terjadi peningkatan hasil hasil belajar siswa setelah di terapkan  metode kaerya wisata; 2) berapakah jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar siswa setelah di terapkan metode karya wisata ?; 3) sudahkah guru menerapkan motode pembelajaran karya wisata dalam pembelajaran menulis puisi dengan baik ?
Peneliti menganalisis semua tindakan pada siklus II,  kemudian melakukan refleksi terhadap tindakan kelas yang telah di laksanakan. Analisis terhadap  keberhasilan siklus II  untuk menentukan keberhasilan dalam pembelajaran yang telah di laksanakan, seberapa besar pencapaian hasil belajar siswa.
Akhir siklus II merupakan batas akhir kegiatan penelitian untuk menentukan keberhasilan yang di capai selama siklus ini di laksanakan sejak siklus I dan II.

3.2                     Tempat dan waktu penelitian
 Penelitian ini akan di laksanakan pada siswa kls V SD Negeri Tasikaharjo Kecamatan Jenu Kabupaten  Tuban  Semester II Tahun ajaran 2011/2012 Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tasikharjo, dengan pertimbangan peneliti bekerja di sekolah tersebut. Sehinga memudahkan mencari data, memiliki peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang di teliti di kelas sendiri. SD Negeri Tasikharjo terletak di daerah pedesaan sebelah barat kota Tuban. Dimana kondisi sekolah yang merupakan satu-satunya sekolah di Desa Tasikharjo ini terdiri dari 6 ruang kelas, dengan sarana dan prasarana yang kurang, sehingga penggunaan metode karya wisata dan pembelajaran di luar kelas sangat cocok digunakan di sekolah ini.

3.3                   Subyek penelitian
 Subyek  penelitian ini akan  di laksanakan pada siswa kelas V di SD Negeri Tasikharjo, sebanyak 26 anak yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 19 anak perempuan. Sedangkan karakteristik siswa dengan kemampuan heterogen dengan sebagian besar siswa termasuk kelompok sedang.
Berdasarkan pengamatan yang di lakukan peneliti, dari hasil pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V khususnya pokok bahasan menulis puisi belum mengembirakan semua pihak.

3.4                     Data penelitian
Pada bagian ini akan di jelaskan tentang jenis data dan sumber data uraian selengkapnya sebagai berikut:
3.4.1    Jenis data
            Pada bagian ini akan di jelaskan tentang data data kuantitatif dan data kualitatif  urain selengkapnya sebagai berikut :
3.4.1.1 Data kuantitatif
            Data kuantitatif adalah data yang di peroleh dari hasil belajar siswa. Data kuantitatif ini berupa tes awal siswa dalam hasil tes. Pada setiap akhir siklus tindakan.  Tes sebagai alat pegumpul data memegang peranan penting dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini. Dengan mengacu hasil tes maka langkah kegiatan pembelajaran yang di lakukan dapat di ketahui keberhasilanya.
3.4.1.2 Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang di peroleh dari pengamatan pada saat proses pembelajaran, yaitu mengamati aktivitas belajar siswa. Untuk mengumpulkan data ini di lakukan oleh pengamat. Data ini berguna untuk merekam pelaksanaan pembelajaran melalui lembar pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa.

3.4.2             Sumber Data
      Sumber data penelitian ini meliputi : (1) hasil tes awal sebelum mengunakan metode karya wisata, (2) hasil tes pada siklus I dan II, (3) pengamatan. Sumber data yang di kumpulkan dalam penelitian ini berupa data utama adalah data guru dan siswa. Sumber data juga berasal dari study pustaka terhadap nilai buku-buku siswa.

3.5  Teknik pengumpulan data
Untuk mendapatkan data-data yang di perlukan dalam dalam penelitian. Di gunakan berupa teknik tes dan non tes. Teknik tes ini  adalah mengunakan tes tertulis membuat puisi melalui observasi objek di lingkungan sekitar. Sedangkan pengumpulan data teknik nontes adalah melalui lembar pengamatan, jurnal siswa, jurnal guru, dan dokumentasi uraian selengkapnya sebagai berikut :

3.5.1    Teknik tes
Teknik tes ini di lakukan dengan tujuan untuk mengukur (mengetahui) keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran yang telah di ajarkan. Tes dilakukansebanyak 2 kali yaitu pada siklus 1 , dan siklus II yaitu tes tentang menulis puisi.
Setelah hasil tes siklus I di analisis, hasil analisis tersebut akan di ketahui kelemahan siswa dalam menulis puisi, yang selanjutnya sebagai dasar untuk menghadapi tes pada siklus II dapat di ketahui peningkatan ketrampilan menulis puisi melalui penerapan metode karya wisata
                              Setelah hasil tes siklus I di analisis, hasil analisis tersebut akan di ketahui kelemahan siswa dalam menulis puisi, yang selanjutnya sebagai dasar untuk  menghadapi tes pada siklus II. Setelah hasil tes siklus II dia analisis hasil tes pada siklus II dapat diketahui peningkatan ketrampilan pembelajaran menulis puisi melalui metode karya wisata
3.5.2    Teknik non tes
                              Teknik non tes ini berupa teknik pengamatan, jurnal dan dokumentasi.
                  Uraian selengkapnya sebagai berikut :
3.5.2.1 Teknik pengamatan
Teknik pengamatan di lakukan pada saat proses pembelajaran pengamatan ini di gunakan untuk memperoleh data aktivitas belajar siswa  dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia pokok bahasan menulis puisi. Aspek yang di amati dalam pengamatan aktivitas siswa ini adalah: 1) Keaktifan siswa dalam pembelajaran ; 2) Keberasian siswa dalam mengemukakan pendapat atau tangagapan; 3) Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil karyanya ;4) Kerjasama dalam bekerja kelompok

3.5.2.2     Teknik jurnal
Teknik jurnal dalam penelitian ini ada dua,yaitu jurnal siswa dan jurnal guru, siswa di minta untuk memberi tanggapan, kesan, kritikan, terhadap pembelajaran ketrampilan menulis puisi dengan metode pambelajaran karya wisata, yaitu: 1) kesan terhadap cara mengajar yang di gunakan guru ; 2) kesan terhadap metode pembelajaran yang di gunakan guru dan 3) kesan terhadap materi menulis puisi. Dengan demikian akan terungkap kekerangan dan kelebihan pembelajaran yang telah berlangsung. Hal ini sangat di butuhkan peneliti untuk mengevaluasi dan merefleksi. Jurnal siswa ini di berikan  pada siswa pada pembelajaran tiap siklus berakhir. Jurnal guru berisi catatan-catatan mengenai aktifitas siswa dalam pembelajaran, respon siswa, keaktifan siswa serta fenomena-fenomena yang terjadi selama pembelajaran menulis puisi melalui  metode karya wisata.
3.5.2.3            Teknik dokumentasi
           Dokumen di gunakan dalam penelitian ini dengan alasan 1) selalu tersedia dikantor atau di lembaga ;2) dokumen merupakan sumber data yang stabil; 3) data/informasi yang di gunakan bersifat faktual dan realistis dan memuat apa adanya tentang hal-hal yang di dokumentasikan ;4) dokumen merupakan sumber data yang kaya akan dengan keadaan subjek penelitian.
            Teknik dokumentasi dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data non tes yang berupa gambar ( foto) yang di ambil peneliti pada proses pembelajaran siklus I dan siklus II berlangsung. Yang perlu di jadikan dokumentasi dalam penelitian ini yaitu dari proses kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir pembelajaran menulis puisi.
3.6       Pengumpulan data
Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu instrument tes dan instrument non tes. Uraian selengkapnya senbagai berikut:
3.6.1    Instrumen tes
Instruman yang di gunakan untuk mengumpulkan data dan penelitain ini berupa seperangkat tes. Bentuk tes yang di gunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis yang berupa tes uraian. Siswa diminta membuat puisi dengan kata-kata sendiri melalui observasi. Aspek yang dinilai dalam penilain menulis puisi siswa meliputi isi gagasan yang di kemukakan, organisai isi, struktur tata bahasa, pilihan kata ( diksi ), ejaan dan tanda baca. Skor penilaian menulis puisi di sajikan.
Pada tabel 1.


Tabel 1: Tabel skor penilaian menulis puisi
No
Aspek yang di nilai
Skor maksimal
1
Isi gagasan yang di kemukakan
30
2
Organisasi isi
25
3
Struktur bahasa
20
4
Pilihan kata ( diksi )
15
5
Ejaan tanda baca
10
Jumlah
100
           (Sumber :Rofiudin, dkk 1998/1999 : 273)
Deskripsi penilaian
1.      Isi gagasan yang di kemukakan skor 30
21 - 30   Isi gagasan yang di kemukakan sesuai denagan ouisi yang di buat
11 - 20    Isi gagasan yang di kemukakan kurang dengan puisi yang di buat
 0 - 11   Isi gagasan yang di kemukakan tidak sesuai dengan puisi yang di buat
2.      Organisasi isi skor 25
18 - 25   Organisasi isi sesuai dengan puisi yang di buat
9 - 17   Organisasi isi kurang sesuai dengan puisi yang di buat
0 - 8     Organisasi isi tidak  sesuai dengan puisi yang di buat
3.      Struktur bahasa
13- 20      Struktur tata bahasa sesuai dengan puisi yang di buat
7 - 13       Struktur tata bahasa  kurang sesuai dengan puisi yang di buat
0 - 6         Struktur tata bahasa  tidak sesuai dengan puisi yang di buat
4.      Pilihan kata ( diksi ) skor 15
11- 15      Pilihan  kata yang di tulis sudah padu dan utuh
6 - 10       Pilihan  kata yang di tulis kurang padu dan utuh
0 -  5        Pilihan  kata yang di tulis tidak padu dan utuh
5.      Ejaan dan tanda baca skor 10
7 - 10       Ejaan  dan  tanda baca sudah baik
4 - 6         Ejaan  dan  tanda baca kurang baik
0 - 4          Ejaan  dan  tanda baca tidak baik

Tabel  2: Tabel katagori penilaian menulis puisi
No
Rentang
Skor kategori
1
85 – 100
Sangat baik
2
70 – 84
Baik
3
55 – 69
Kurang
4
< 55
Cukup

3.6.2    Instrumen non tes
            Instumen non tes yang di gunakan dalam penelitian ini antara lain 1) pengamatan; 2) jurnal; 3) dokumentasi foto. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
            3.6.2.1  Lembar pengamatan
                       Lembar pengamatan di gunakan untuk mengamati siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Aspek yang di amati dalam pengamatan selama mengikuti proses pe mbelajaran seperti keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan kepada guru, keaktifan siswa, keberanian siswa mempresentasikan hasil kerjanya.dan kerja sama siswa dalam bekerja kelompok. Lembar pengamatan siswa dapat di lihat pada tabel 3.

Tabel 3 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
No
Nama siswa
Aspek pengamatan

A
B
C
D
Setiap aspek yang muncul mendapatkan skor 1.
Skor maksimal siswa yang di dapat siswa adalah 4.
1





2





3





Jumlah





Keterangan:
A.        Keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan pada guru
B.         Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya
C.        Keaktifan siswa dalam pembelajaran
D.        Kerjasama siswa dalam bekerja kelompok

3.6.2.2             Pedoman jurnal          
             Jurnal di gunakan dalam rangka untuk mendapatkan data kualitatif , yaitu berupa jurnal peneliti atau guru dan jurnal siswa yang di peroleh pada akhir pembelajaran . Jurnal peneliti atau guru berisi mengenai 1) catatan mengenai minat siswa terhadap pembelajaran menulis puisi; 2) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi; 3) respon siswa terhadap materi pelajaran; 4) respon siswa terhadap materi pembelajaran; 4) respon siswa terhadap metode pembelajaran yang di gunakan; 5) fenomena-fenomena dalam pembelajaran. Jurnal siswa mengenai 1) kesan siswa terhadap cara mengajar yang di gunakan guru; 2) kesan siswa terhadap metode pembelajaran yang di gunakan guru; 3) kesan siswa terhadap menulis puisi. Jurnal tersebut di buat setiap akhir pembelajaran dan di tulis dalam selembar kertas siswa tinggal mengisinya.
3.6.2.3 Dokumentasi
            Dokumentasi yang di gunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini berupa dokumentasi foto. Pengambilan data dengan dokumen foto ini di gunakan untuk memperoleh gambaran secara visual tentang pembelajaran yang di lakukan. Pengunaan dokumentasi melalui pertimbangan bahwa suatu penelitian memerlukan bukti nyata selain data, agar penelitian tersebut menjadi penelitaian yang akurat.
            Dokumentasi juga memiliki fungsi untuk menjelaskan keruntutan sebuah puisi penelitian dari awal sampi akhir, sehingga penelitian tersebut bisa di pertanggung jawabkan. Dokumentasi kegiatan berisi sejumlah foto aktivitas pembelajaran siswa dari awal sampai akhir yang di dokumentasikan dalam penelitian ini adalah saat guru memberikan apersepsi pembelajaran, diskusi kelompok, dan saat siswa mempresentasikan hasil karyanya. Dalam pengambilan gambar (foto) untuk penelitian ini, peneliti  di bantu oleh seorang teman dengan kondisi siswa maupun peneliti dengan sewajatnya tidak di buat-buat, sehinnga pengambilan gambar (foto)  dapat terlaksana dengan baik.
3.7       Teknik analisis data
            Rumus analisis data di gunakan untuk mengolah data hasil belajar sebagai berikut:
3.7.1    Menentukan Nilai Akhir Hasil Belajar Siswa
                                                 Skor perolehan
                        Nilai Akhir =  --------------------- X 100
                                                Skor  maksimal
3.7.2    Menentukan rata-rata kelas
                                         Jumlah nilai akhir 
           Nilai rata-rata  = -------------------------- X 100
                                  Jumlah siswa seluruh

3.7.3   Menentukan  persentase Tuntas Belajar  Siswa Terhadap Materi
                                                      Jumlah siswa memenuhi KKM
            TB (Buntas Belajar) =  -------------------------------------------- X 100
                                                       Jumlah siswa seluruhnya
3.7.4   Hasil Pratindakan Siklus I dan Siklus 2
            Untuk melihat hasil perbandingan dari pratindakan , siklus 1 dan siklus 2 dapat di lihat pada tabel 4.
            Tabel 4  lembar hasil pratindakan, siklus 1 dan siklus II

No

Nama siswa
Nilai
Pratindakan
SI
SII
1




2




3




4




5




Jumlah



Jumlah rata-rata



Persentase




Jika hasil rata-rata siswa antara kondisi awal dengan hasil nilai siklus 1 dan siklus 2 mengalami perubahan atau semakin meningkat maka dapat di katakan bahwa dengan penerapan metode karya wisata dalam pembelajaran menulis puisi meningkat di kelas V SD Negeri Tasikharjo Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban telah meningkat.





3.8         Indikator keberhasilan
            Penelitaian tindakan kelas ini di rencanakan pelaksanaanya dalam 2 siklus tindakan. Metode karya wisata di katakana efektif untuk meningkatkan hasil pembelajaran bahasa Indonesia tentang menulis puisi, jika:
a.       Hasil belajar siswa
1)      Rata-rata kelas sekurang- kurangnya 65
2)      Persentase tuntas belajar klasikal sekurang-kurangnya 75% ( minimal 75% siswa yang memperoleh skor ≥ 65% )
b.      Aktivitas belajar siswa klasikal sekurang-kurangnya mencapai ≥ 65%














BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1           Penyajian  Data Hasil Penelitian
   Subbab ini akan di jelaskan tentang  : 1) data pratindakan, 2) data siklus I  3) data siklus II data selengkapnya sebagai berikut :
4.1.1              Data pratindakan
 Data pratindakan di peroleh dari dokumentasi yang berupa tes sebelum mengunakan metode karya wisata. Data ini di gunakan guru sebagai pedoman untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis puisi. Hasil tes pratindakan siswa diperoleh rata-rata kelas sebesar 55. Masih banyak siswa yang belum, mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal  ( KKM ) yaitu 65. Pada  pratindakan ini belum ada siswa mencapai katagori baik. Hanya 15 siswa yang mencapai katagori cukup. Sedangkan siswa yang termasuk katagori kurang ada 11 siswa. Data selengkapnya dapat di lihat pada tabel 5.
   Pada tabel 5 tampak bahwa kemampuan menulis puisi kelas V SD Negeri Tasikharjo masih rendah terbukti bahwa nilai rata-rata menulis puisi siswa hanya 55. Rincian data tersebut  di jelaskan sebagai berikut. Dari jumlah keseluruhan 26 siswa, 11 siswa atau 42,3%  termasuk dalam katagori kurang dengan skor 0 – 59. Katagori cukup dengan skor 60 – 70 di capai oleh 15 siswa atau 57,6%. Katagori baik dengan skor 75-84 dan katagori sangat baik atau dengan skor 85-100 belum ada. Dari tabel ini terlihat dari 26 siswa yang tuntas belajar ada 4 siswa atau 15% dan yang tidak tuntas belajar 22 siswa  atau 85%

      Tabel 5  Hasil Tes siswa Pratindakan
No
Katagori
Rentang Nilai
Frekuensi
Bobot Skor
Persen
Rata-Rata
1
Sangat baik
85 – 100
-           
-
0%


1430/26
= 55      
2
Baik
75 – 84
-           
-
0%
3
Cukup
60 – 74
15
742
58%
4
Kurang
0 -59
11
680
42%
Jumlah
26
1430
100%
Siswa tuntas belajar
4

15%
Siswa tidak tuntas belajar
22

85%

Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa kemampuan menulis puisi Siswa kelas V SD Negeri Tasikharjo masih rendah. Rendahnya ketrampilan siswa dalam menulis puisi ini disebabkan faktor internal yaitu dari siswa sendiri dan faktor eksternal diantaranya metode pembelajaran yang di gumakan guru kurang sesuai. Dilihat dari jurnal siswa, minat siswa pada materi menulis puisi ini juga masih rendah. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa, peneliti mernerapkan metode karya wisata pada siklus I.
4.1.2 Data Siklus I
Data siklus I terdiri dari hasil tes, pengamatan, jurnal siswa dan guru . Uraian selengkapnya sebagai berikut :
4.1.2.1 Hasil Tes
Hasil tes pada siklus I, mencapai nilai rata-rata kelas sebesar 68. Masih banyak siswa yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Pada siklus I ini diketahui hanya 8 Siswa mencapai katagori baik, dan 18 siswa yang mencapai katagori cukup. Hasil tes siklus I dapat di lihat pada Tabel  6
            Tabel 6 Hasil Tes Siklus I
No
Katagori
Rentang Nilai
Frekuensi
Bobot Skor
Persen
Rata-Rata
1
Sangat baik
85 – 100
-           
-
0%

1783/26
= 68
2
Baik
75 – 84
8
600
32%
3
Cukup
60 – 74
18
1183
69%
4
Kurang
0 -59
-
-

Jumlah
26
1783
100%
Siswa tuntas belajar
23
-
88%
Siswa tidak tuntas belajar
3
-
12%

Pada tabel 6  dapat di lihat bahwa katagori kurang dengan rentang 0-59 sudah tidak ada, katagori cukup dengan rentang nilai 60-74 hanya 18 siswa atau 69% katagori baik dengan rentang nilai 75-84 mecapai 8 siswa atau 32%. Katagori sangat baik dengan rentang nilai 85-100  belum bisa di capai oleh siswa . Berdasarkan hasil tes yang yelah di laksanakan bahwa nilai rata-rata pada siklus I mencapai 68. Dari tabel 6 terlihat bahwa siswa yamng tuntas belajar mencapai 23 siswa atau 88% sedangkan siswa yang belum tuntas 3 siswa atau 12% Hasil tersebut jika di bandingkan dengan hasil penelitian pratindakan, tampak ada peningkatan. Peningkatan tersebut belum bisa mencapai katagori baik menjadi sangat baik. Karena itu masih perlu di lanjutkan lagi ke siklus II.
4.1.2.2  Pengamatan
            Pengamatan di lakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Pada saat proses pembelajaran ini siswa mengerjakan LKS. Secara berkelompok . Pengamatan siswa meliputi aspek : 1) keberanian siswa mengajukan pertanyaan kepada guru, 2) keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya, 3) keaktifan siswa, 4) kerja sama siswa dalam kelompok, data selengkapnya dapat di lihat pada tabel 7.








Tabel 7  Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
No
Aspek yang dinilai
Jumlah siswa
1
Keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan
19
2
Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya
9
3
Keaktifan siswa dalam pembelajaran
20
4
Kerja sama siswa dalam bekerja kelompok
17

            Pada tabel 7 terlihat bahwa berdasarkan aspek yang di amati.  Perilaku keberanian siswa mengajukan pertanyaankepada guru mengenai menulis puisi dari 26 siswa terdapat 19 siswa.. Mereka berani menanyakan materi yang masih belum di pahami sementara itu, keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya hanya 9 siswa dan 20 siswa yang aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Pada aspek kerja sama siswa dalam bekerja kelompok 17 siswa, mereka bersemangat mengerjakan LKS dalam kelompok. Berdasarkan hasil tabel 7 dapat diketahui bagaimana dan seberapa besar keaktifan siswa dalam proses pembelajaran puisi.


4.1.2.3  Jurnal
            Jurnal ini terdiri dari jurnal siswa dan jurnal guru. Uraian selengkapnya sebagai berikut :

4.1.2.3.1    Jurnal siswa
Menurut hasil jurnal yang di buat oleh siswa, pada umumnya  ketahui dari aspek-aspek jurnal yang di isi oleh siswa. Jurnal siswa memuat ungkapan perasaan siswa yang ada kaitanya dengan : 1) materi yang di sampikan; 2) respon siswa dalam, mengikuti pembelajaran; 3) kemudahan dan kesulitan menulis puisi;  4)  gaya guru mengajar.
            Materi yang di sampaikan mengenai puisi dengan mengunakan metode karya wisata tidak membosankan dan siswa lebih aktif di bandingkan dengan mengunakan materi sebelumnya. Siswa dalam menerima penjelasan guru lebih memperhatikan meskipun masih ada yang masih bicara sendiri dengan temanya. Jurnal siswa tentang kemudahan dan kesulitan dalam menulis puisi yaitu pemilihan kata, mencari inspirasi dan pengunaaan bahasa kiasan dalam puisi yang di karangnya . Adapun gaya guru dalam mengajar secara umum siswa mengatakan guru lebih semangat dibandingkan dengan pembelajaran biasanya. Namun terkadang guru dalam menerangkan terlalu cepat, kadang siswa meminta untuk mengulangi lagi penjelasanya. Data selengkapnya dapat di lihat pada tabel 8.




Tabel  8  Hasil Jurnal Siswa Siklus I
No
Aspek Yang Diamati
Siklus I
Menarik
%
Tidak menarik
%
1.
Kesan siswa terhadap cara mengajar yang di gunakan guru
20
7,7%
6
23%
2.
Kesan siswa terhadap model pembelajaran yang di gunakan guru
20
7,7%
6
23%
3.
Kesan siswa terhdap materi
20
7,7%
6
23%

            Pada tabel 8, terlihat bahwa dari 3 aspek yang di amati kesan siswa terhadap cara mengajar yang di gunakan yang merasa tertarik ada 20 siswa 7,7% Kesan siswa terhadap model pembelajaran yang di gunakan guru yang merasa tertarik ada 20 siswa. Kesan siswa terhadap materi yang merasa tertarik ada 20 siswa.

4.1.2.3.2        Jurnal guru
            Untuk deskripsi hasil jurnal  guru pada siklus I sebagai berikut:

1)   Minat siswa terhadap pembelajaran menulis puisi sudah cukup baik, siswa terlihat cukup memperhatikan penjelasan guru pada awal kegiatan pembelajaran dan siswa terlihat antusias dan serius dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2)   Respon siswa terhadap materi pembelajaran. Siswa cukup senang menerima materi menulis puisi. Hal ini dapat di buktikan dari keseriusan siswa dalam menjawab pertanyaan seputar puisi yang di berikan oleh guru, selain itu siswa juga serius dalam berdiskusi secara berkelompok.
3)      Respon siswa terhadap metode pembelajaran yang di gunakan. Respon siswa terhadap motode pembelajaran cukup baik. Siswa cukup baik dalam mengerjakan menulis puisi. Meskipun ada beberapa siswa yang kurang serius dan kadang mengangu temanya.
4)         Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dalam menulis puisi. Sebagian siswa dalam setiap kelompok terlihat aktif dan serius dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Namun ada beberapa siswa yang tidak aktif dalam pembuatan menulis puisi. Tingkah laku siswa di luar kelas saat menulis puisi cukup baik.
5)         Fenomena-fenomena selama pembelajaran guru masih menjumpai siswa yang dalam mengerjakan LKS secara berkelompok kurang serius dan pasif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa masih terlihat ragu-ragu dalam menulis puisi.
4.1.3            Data Siklus II
            Data siklus II terdiri dari hasi tes, pengamatan, jurnal siswa dan jurnal guru. Uraian selengkapnya sebagai berikut :

4.1.3.1  Hasil Tes
            Hasil tes pada siklus II, mencapai nilai rata-rata kelas sebesar 71. Setelah diadakan siklus I ini sebagian besar siswa sudah melebihi nilai Kriteria Ketuntasan  Minimal (KKM) yaitu 65. Diketahui bahwa  ada 14 siswa atau sebesar 53,8% yang mencapai katagori baik. Dan katagori cukup dicapai oleh 6 siswa atau sebesar 46,1%. Dalam siklus II ini tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang. Hasil tes II dapat di lihat pada tabel 9.
            Tabel  9  Hasil Tes Siklus II
No
Katagori
Rentang Nilai
Frekuensi
Bobot Skor
Persen
Rata-Rata
1
Sangat baik
85 – 100
-           

0%

1857/26
= 71
2
Baik
75 – 84
14
1056
54%
3
Cukup
60 – 74
12
801
46%
4
Kurang
0 -59
-
-
-
Jumlah
26
1857
100%
Siswa tuntas belajar
25
-
96%
Siswa tidak tuntas belajar
1
-
4%

Dari tabel 9 dapat di lihat bahwa katagori kurang dengan rentang 0 – 59 sudah tidak ada kategori cukup dengan rentang nilai 60 – 74 hanya  12 siswa atau 54%, katagori baik dengan rentang nilai 75- 84 mencapai 14 siswa atau 46% , namun katagori sangat baik dengan rentang nilai 85-100 masih belum di capai oleh siswa. Persentase tuntas belajar siswa mencapai 96%. Dan yang tidak tuntas belajar semakin kecil yaitu jumlah nya 4%.


4.1.3.2  Pengamatan
            Pengamatan di lakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan di lakukan selama penelitian ini berlangsung dan di fokuskan pada proses menulis puisi dengan menerapkan metode karya wisata. Dari hasil pengamatan sebagian besar siswa sudah baik, artinya melakukan kegiatan menulis sesuai petujuk dan penuh perhatian. Hal ini terlihat dari siswa yang merasa senang, aktif mengajukan pertanyaan kepada guru dan memiliki keberanian mempresentasikan hasil kerjanya. Hasil pengamatan siklus ini dapat di lihat pada tabel 10.






            Tabel 10 Hasil Pengamatan Siklus II
No
Aspek yang di amati
Jumlah siswa
1)       
Keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan kepada guru
23
2)       
Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya
13
3)       
Keaktifan siswa dalam pembelajaran
21
4)       
Kerjasama siswa dalam bekerja kelompok
19
           
Pada tabel 10 terlihat bahwa aktivitas siswa yang relavan dengan pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan di bandingkan pada siklus I. Berdasarkan aspek yang di amati keberanian siswa mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai menulis puisi,dari 26 siswa meningkat menjadi 23 siswa. Mereka berani menanyakan meteri yang masih belum di pahami, sementara itu, keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya terdapat 13 siswa. Mereka berani mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Sedangkan yang aktif selama proses pembelajaran berlangsung meningkat menjadi 21 siswa, pada aspek kerjasama siswa dalam kerja kelompok terdapat 19 siswa.  Mereka bersemangat dalam mengerjakan LKS  dalam kelompok. Berdasarkan hasil dari tabel 10 dapat di ketahui bagaimana dan seberapa besar keaktifan  siswa dalam proses pembelajaran  menulis puisi.
4.1.3.3 Jurnal
                  Jurnal ini terdiri dari jurnal siswa dan jurnal guru. Uraian selengkapnya sebagai berikut :
4.1.3.3.1    Jurnal siswa
                 Dari 26 siswa, secara keseluruhan menyatakan  tertarik dan senang terhadap pembelajaran menulis puisi dengan mengunakan metode pembelajaran karya wisata. Alasanya suasana pembelajaran lebih menyenangkan, tidak membosankan, siswa dapat berinteraksi dengan teman lain serta dapat bekerja sama dalam kelompok. Data selengkapnya dapat bekerja sama dalam kelompok. Data selengkapnya dapat tabel 11.
  Tabel 11 Hasil Jurnal Siswa Siklus II
No
Aspek yang di amati
Siklus II
Menarik
%
Tidak menarik
%
1.       
Kesan siswa terhadap cara mengajar yang di gunakan guru
22
85%
4
23%
2.       
Kesan siswa terhadap motode pembelajaran yang di gunakan guru
26
100%
0
0%
3.       
Kesan siswa terhadap materi
23
88%
3
11%

            Berdasarkan tabel 11 terlihat bahwa dari 3 aspek yang di amati mengalami peningkatan. Kesan siswa terhadap cara mengajar yang di gunakan guru yang merasa tertarik meningkat menjadi 20 siswa. Kesan siswa terhadap metode pembelajaran yang di gunakan guru yang merasa tertarik menjadi 26 siswa. Kesan siswa terhadap materi yang merasa tertarik menjadi 23 siswa. Oleh karena itu, dapat di katakan bahwa ketertarikan siswa dalam mengikuti  kesan siswa terhadap pembelajaran siklus  II.
4.3.3.2         Jurnal guru
             Untuk deskripsi jurnal guru pada siklus II ini sebagai berikut:
1)               Minat siswa terhadap  pembelajaran menulis puisi sudah sangat baik. Siswa terlihat memperhatikan penjelasan guru diawal kegitan pembelajaran dan siswa terlihat antusias dan serius dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2)   Respon siswa terhadap materi pembelajaran. Siswa senang menerima materi menulis puisi. Hal ini dapat di buktikan dari keseriusan siswa dalam pertanyaan seputar puisi yang di berikan oleh guru. Selain itu siswa juga serius dalam diskusi kelompok mengerjakan LKS yang di berikan  guru.
3)   Respon siswa terhadap motode pembelajaran yang di gunakan. Respon siswa terhadap motode pembelajan sudah sangat baik. Siswa baik dalam mengerjakan menulis. Meskipun ada beberapa siswa yang kurang serius dan kadang mengangu temanya.
4)    Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dalam menulis puisi , sebagian siswa dalam setiap kelompok terlihat aktif dan serius dalam kegiatan pembelajaran. Namun ada beberapa siswa yang tidak aktif dalam pembuatan puisi cukup baik.
5)   Fenomena-fenomena selama pembelajaran guru masih sedikit menjumpai siswa kurang serius dan pasif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa terlihat masih ragu-ragu dalam menulis puisi.

4.2               Hasil penelitian
            Subbab ini akan di jelaskan tentang  : 1) hasil tes pratindakan, siklus I dan siklus II; 2) hasil jurnal siswa pada siklus I dan siklus II; 4) hasil pengamatan pada siklus I dan siklus II  Uraian selengkapnya sebagai berikut:

4.2.1 Hasil Tes Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
            Hasil tes pratindakan ini adalah hasil proses pembelajaran menulis yang belum di sertai tindakan pembelajarandengan mengunakan metode pembelajaran karya wisata. Hasil tes pratindakan ini di lakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas V SD Negeri Tasikharjo dalam menulis puisi.
            Tahap siklus I merupakan tindak lanjut awal dalam menyelesaikan masalah yaitu rendahnya menulis puisi dengan menerapkan metode pembelajaran karya wisata. Pada siklus I sudah ada peningkatan di bandingkan dengan pratindakan. Peningkatan tersebut belum bisa mencapai katagori baik menjadi sangat baik. Oleh karena itu masih perlu di lanjutkan lagi pada siklus II.
            Siklus II merupakantindak lanjut dari siklus I. Sklus ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi agar hasilnya lebih meningkat lagi. Pada siklus ini siswa melakukan tes formatif yaitu menulis puisi dengan observasi di lingkungan sekitar. Hasil tes pratindakan, sikllus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12  Hasil  tes pratindakan, siklus I dan siklus II
No
Keterangan
Pratindakan
SI
SII
1         
Rata-rata kelas
55
68
71
2         
Siswa tuntas belajar
4
23
25
3         
Siswa tidak tuntas belajar
22
3
1
4         
Presentase tuntas belajar
15%
88%
96%
5         

Presentase tidak tuntas belajar
85%
12%
4%

            Pada tabel 12 terlihat bahwa rata-rata kelas pada pratindakan 55, siklus I 68, dan siklus II 71. Hal ini menunjukkan rata-rata kelas mengalami peningkatan, yaitu dari pratindakank siklus I meningkat menjadi 68, dari siklus I ke siklus II meningkat menjadi 71. Siswa yang mengalami ketuntasan belajar juga semakin meningkat. Hal ini terlihat bahwa pratindakan terdapat 4 siswa atau 15% siklus I diperoleh 23 siswa atau 88% siklus II sebesar 25 atau 96% Sedangkan siswa yang belum tuntas belajar semakin kecil, yaitu dari prantindakan sebanyak 22 siswa atau 85% pada siklus I ada 3 siswa atau 12%. Siklus II menjadi 1 siswa atau 4%.
4.2.2    Hasil non tes
            Dalam hasil non tes terdiri atas hasil pengamatan siswa, dan hasil jurnal siswa pada siklus I dan siklus II. Uraian selengkapnya sebagai berikut.
4.2.2.1 Hasil pengamatan siklus I dan siklus II
            Hasil pengamatan terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran meliputi aspek sebagai berikut: 1) keberanian siswa mengajukan pertanyaan kepada guru; 2) keberanian siswa dalammempresentasikan hasil kerjanya; 3) keaktifan siswa dalam pembelajaran; 4) kerja sama dalam kerja kelompok.
            Pada tiap siklus proses pambelajaran dari awal sampai akhir, siswa kelihatan antusias dan mulai mendalami tentang materi yang di sampaikan . Dibuktikan banyak siswa yang bertanya dan mereka ingin mengetahui lebih lanjut  agar benar-benar paham. Praktik dalam penulisan puisi dengan metode karya wisata ini siswa lebih bersemangat dalam melaksanakan dan menuangkan hasilnya berupa puisi. Pada setiap siklus sebagian siswa juga menunjukkan sikap lebih aktif dan kreatif, mereka memiliki keberanian lebih tinggi untuk mempresentasikan hasil karyanya. Hasil pengamatan siswa pada siklus I dan siklus dapat di lihat pada tabel 13.
Tabel 13  Hasil Pengamatan  Siswa Pada Siklus I dan Siklus II
No.
Aspek yang di amati
SI
SII
1
Keberanian siiwa dalam mengajukan pertanyaan kepada guru
19
23
2
Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya
9
15
3
Keaktifan siswa dalam pembelajaran
20
21
4
Kerjasama siswa dalam bekerja kelompok
17
19

            Pada tabel 13 terlihat bahwa pada siklus I dan siklus II hasil pengamatan siswa meningkat. Pada siklus I ada 19 siswa memiliki keberanian dalam mengajukan pertanyaan kepada guru. Pada siklus II aspek ini meningkat ,menjadi 23 siswa. Siswa yang memiliki keberanian mempresentasikan hasil kerjanya pada siklus I terdapat 9 siswa, siklus II meningka menjadi 15 siswa. Siswa yang aktif dalam pembelajaran mengalami peningkatan tiap siklusnya. Pada siklus I ada 20 siswa siklus II menjadi 21 siswa. Sedangkan dari aspek kerja sama siswa dalam melaksanakan kerja kelompok, siswa yang aktif dalam kelompok pada siklus I ada 17 siswa. Pada siklus II meningkat menjadi 19 siswa.


4.2.2.2  Hasil Jurnal Siswa Siklus I dan II
            Jurnal siswa memuat  ungkapan perasaan siswa yang ada kaitanya dengan : 1) materi yang di sampaikan; 2) respon siswa dalam mengikuti pelajaran; 3) kemuadahan dan kesulitan dalam menulis puisi; 4) gaya guru mengajar.
            Materi yang di sampaikan mengenai puisi dengan menerapkan metode karya wisata tidak membosankan dan siswa bekerjasama. Siswa merasa tertarik dalam menerima penjelasan guru dan lebih memperhatikan meskipun masih ada yang berbicara sendiri dengan temanya. Jurnal siswa tentang kemudahan dan kesulitan dalam menulis puisi adalah pemilihan kata,  mencari inspirasi untuk mengerjakan. Gaya guru dalam mengajar, secara umum siswa mengatakan guru lebih semangat lagi di bandingkan dengan pembelajaran biasanya. Namun guru dalam menerangkan terlalu cepat , kadang siswa sampai meminta untuk mengulangi lagi penjelasanya.
            Pada setiap siklus siswa merasa senang dengan materi yang di berikan. Siswa merasa sangat tertarik dengan dengan teknik pembelajaran metode karya wisata karna siswa dapat mengamati lingkungan di sekitar sehingga mereka tidak merasa jenuh dengan pembelajaran di dalam kelas. Di samping itu siswa merasa lebih mudah memecahkan masalah dalam menulis puisi. Gaya guru dalam mengajarpun lebih semangat untuk memperhatikan dan mempratikkanya secara langsung. Siswa di latih menyelesaikan tugas secara individu maupun bersama-sama dan dapat bertukar pendapat satu sama lain. Disamping itu siswa lebih mudah memilih tema, maupun kata-kata yang di tuangkan dalam penulisan hasil puisi. Hasil jurnal pada siklis I dan II dapat di lihat pada tabel 14.

            Tabel 14 Hasil Jurnal Siswa Pada Siklus I dan II
No.
Aspek yag di amati
SI
SII
M
TM
M
TM
1.       
Kesan siswa terhadap cara mengajar yang di gunakan guru
20
6
22
4
2.       
Kesan siswa terhadap metode pembelajaran yang di gunakan guru
20
6
26
0
3.       
Kesan siswa terhadap materi
20
6
23
3

            Pada tabel 14 dapat di lihat bahwa pada siklus I dan II yang merasa tertarik terhadap pembelajaran menulis puosi yang mengunakan metode  Karya wisata mengalami peningkatan setiap siklusnya. Hal ni terlihat bahwa siklus I dari 26 siswa yang tertarik dengan cara mengajar yang di gunakan guru dalam pembelajaran menulis puisi, ada 20 siswa. Pada siklus II dari 26 siswa yang tertarik meningkat menjadi 20 siswa. Siswa yang tertarik terhadap metode pembelajaran yang di gunakan guru pada siklus I ada 20 siswa.
                             

                  Siswa yang tertarik terhadap materi menulis puisi pada siklus I ada 20 siswa dan siklus II ada 23 siswa. Dan tabel 13 juga terlihat bahwa jumlah yang tidak tertarik pada proses pembelajaran menulis semakin mengecil. Hal ini terlihat pada tiap siklus mengalami penurunan jumlah.

4.3       Pembahasan
             Sub bab ini akan di jelaskan tentang : 1) pemaknaan temuan penelitian, 2) Implikasi hasil penelitian. Uraian selengkapnya sebagai berikut.
4.3.1  Pemaknaan temuan penelitian
                 Data awal pada pratindakkan menunjukkan bahwa sebagian besar kemampuan siswa menulis puisi masih rendah. Masalah tersebut di kuatkan dengan hasil tes pratindakan rata-rata nilai di bawah KKM yaitu 65.
                  Melihat keadaan tersebut, peneliti mencoba mengatasinya dengan metode karya wisata. Dengan tekhnik model pembelajaran ini suasana proses pembelajaran proses pembelajaran pada siklus I tampak lebih semangat di bandingkan dengan kondisi awal dan hasilnya pun menunjukkan adanya peningkatan. Dengan mencermati hasil penelitian pada siklus I tersebut peneliti menganggap masih perlu rancangan pembelajaran yang dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi pada tahap siklus I. Pada siklus peneliti lebih meningkatkan lagi dengan teknik metode karya wisata. Dalam proses pembelajaran siklus II kelihatan tambah hidup dan semangat terbukti hasil siklus II lebih meningkat. Hasil penelitian pada siklus I dan II diketahui bahwa siswa dalam pembelajaran menulis puisi masih mengalami kesulitan untuk menentukan tema, pemilihan judulnya, mengunakan kata-kata yang tepat, serta mengalami kebosanan. Kesulitan tersebut,diatasi dengan menerapkan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Metode pembelajaran karya wisata membantu siswa meningkatkan kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik, membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit dan mampu memotivasi siswa untuk kreatif dan aktif dalam pembelajaran.
                  Melalui penerapan metode karya wisata ini siswa merasa lebih tertarik dalam menulis puisi. Puisi bahkan dari hasil wawancara tersebut siswa ingin pembelajaran seperti itu dilaksanakan lagi. Berdasarkan hasil yang demikian peneliti merasa tidak perlu melanjutkan tindakan selanjutnya karena hasilnya sudah menunjukkan peningkatan yang cukup segnifikan.
                     Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa salah satu metode pembelajaran yang secara teoritis maupun praktis dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SD Negeri Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban dalam menulis puisi dengan menerapkan metode karya wisata. Metode karya wisata merupakan pilihan efektif  juga jika di gunakan dalam pembelajaran menulis puisi. Penerapan metode karya wisata yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini telah mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Keuletan dan ketekunan guru juga berperan dalam memecahkan masalah siswa yang kurang berminat terhadap materi menulis puisi. Dengan penerapan metode karya wisata ini guru dapat mengajar dengan suasana yang lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa.

4.3.2    Implikasi hasil penelitian
                  Hasil penelitian yang telah di lakukan mengidentifikasi bahwa penerapan metode karya wisata dapat membantu siswa meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa. Berdasarkan hasil pembelajaran mengunakan metode karya wisata yang telah di lakukan oleh peneliti tersebut, dapat di terapkan dengan baik untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran menulis puisi.
                  Hasil penelitian pada siklus I dan II dengan tingkat keberhasilan hasil belajar yang meningkat, telah membuktikan bahwa penerapan sangat baik dan di terapkan pada pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada materi menulis puisi. Penerapan metode karya wisata ini juga  dapat di aplikasikan pada materi pokok lain yang relavan, di mana siswa membutuhkan suasana pembelajaran yang menarik dan  menyenangkan.



BAB V
PENUTUP

5.1          KESIMPULAN
            Berdasarkan analisis dan pembahasan, penelitian tindakan kelas ini dapat di simpulkan sebagai berikut.
            Ketrampilan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri Tasikharjo Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. Setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan mengunakan metode karya wisata mengalami peningkatan. Hasil análisis data dari hasil pratindakan, siklus I dan siklus II terus mengalami peningkatan. Hasil pratindakan di peroleh nilai rata-rata kelasnya adalah 55. Rata-rata ini masuk dalam katagori cukup namun belum mencapai KKM, yaitu 65. Hasil tes siklus I nilai rata-rata kelasnya mencapai 68 dan termasuk dalam katagori cukup. Kemudian siklus II memperoleh nilai rata-rata kelas 71 dan termasuk dalam katagori baik.
5.2                      SARAN
            Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan tersebut, saran yang di kemukakan melalui hasil penelitian ini sebagai berikut.
1)         Para guru bahasa Indonesia  mengunakan metode karya wisata dalam pembelajaran menulis puisi karena banyak memiliki keunggulan. Keunggulan itu antara lain: Siswa belajar sendiri dengan lebih kreatif dan aktif sehingga tidak membosankan siswa lebih bisa berkonsentrasi dan melatih siswa dalam menulis puisi dengan penuh penjiwaan
2)         Para peneliti hendaknya dapat melakukan penelitian lanjutan dari penelitian ini dengan aspek yang lain, untuk mengembangkan ilmu bahasa Indonesia khususnya ketrampilan menulis puisi dan meningkatkan kualitas mutu  pendidikan di Indonesia.
















Comments

Popular posts from this blog

Tips Memisahkan Touchscreen dan LCD Satu Set

Seiring dengan berkembangnya Smartphone, banyak sekali Smartphone model baru yang menggunakan LCD dan TS satu set. Hal ini diperuntukan supaya tidak ada mallfunction antara LCD dan Touchscreen. Hal ini sering merepotkan bagi teknisi yang mendapatkan client TS pecah namun LCD masih normal dan menjadi beban bagai buah simalakama apabila  harus ditarif mahal satu set.  Melihat hal tersebut admin ingin berbagi bagimana cara aman supaya tidak mmberatkan client. Yaitu dengan cara memisah TS dengan LCD. Bahan-Bahan 1. Setrika 2. Satu set LCD 3. Kabel jumper 4. Pinset Langkah-langkah: 1. Nyalakan setrika dengan panas 100 derajat Celcius 2. Taruh satu set LCD dan TS di atas setrika dengan posisi kaca TS berada di bawah atau pas dengan pemnas setrika 3. Diamkan sekitar 5 menit 4. Bentangkan kabel jumper dan sisipkan diantara LCD dan TS 5. Pelan-pelan tarik ke belakang untuk menarik lem 6. setelah terpisah aangkat LCD dengan Pinset SEMOGA BERHASIL.......

OTODIDAK BELAJAR SERVIS HANDPHONE

Perkembangan teknologi Seluler sudah sangat intensif dengan banyak sekali teknologi Gadget maupun smartphone yang mempengaruhi kehidupan manusia mulai dari aplikasi yang ditawarkan sampai aksesories dari berbagai fungsi dan bentuk untuk menunjang smartphone, Namun perkembangan yang begitu pesat tersebut tentu ada hal-hal yang berkaitan dengan kondisi kerusakan ringan terhadap smarphone/handphone akibat dari pemakaian seperti jatuh, terkena air maupun kerusankan malfungsi software. Alangkah Baiknya kerusakan tersebut kita dapat melakukan service secara otodidak yaitu memperbaiki smartphone/handphone yang mengalami kerusakan ringan. Dalam Dunia Service Handphone ada dua kerusakan yaitu kerusakan Hardware kerusakan Software yang secara teknis masih dibagi menjadi beberapa tingkat kerusakan handphone yaitu tingkat ringan, tingkat sedang, tingkat sulit dan troubleshooting. Belajar service HP Otodidak dapat dimulai dengan memperbaiki kerusakan ringan seperti ganti LCD, Ganti Touch...

How to Flash Huawei Y336-U02 via SD Card

cara flash dan update Huawei Y3c Y336-U02 Tanpa PC Perta download dan siapkan bahan flash Huawei Y3c Y336-U02 dibawah ini. Firmware Huawei Y3c Y336-U02 type dload folder .  Alternatif link . Selanjutnya ikuti langkah-langkah flash Huawei Y3c Y336-U02 tanpa PC dibawah ini. Download firmware Huawei Y3c Y336-U02 dload yang telah kami beri link diatas. Setelah download selesai silahkan extract file tersebut, kami sarankan menggunakan PC. Jika didalamnya telah ada folder dload maka langsung pindahkan kememori microSD milik Kamu, namun jika hanya ada file UPDATE.APP silahkan buat folder di MicroSD dengan nama dload lalu pindahkan file tersebut kedalam folder dload tersebut. Silahkan pastikan smartphone Huawei Y3c Y336-U02 milik anda masih memiliki sisa baterai 50%, lalu silahkan matikan ponsel anda dan lepas baterainya. Masukan MicroSD anda yang telah berisi dload tadi. Pasang baterainya, namun jangan dihidupkan dulu. Hidupkan dengan mene...