MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI METODE KARYA WISATA KELAS V SD NEGERI TASIKHARJO, KECAMATAN JENU KABUPATEN TUBAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang Masalah
Pembelajaran
bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Materi pengajaran bahasa Indonesia terdiri atas dua
jenis; yaitu Sastra dan Bahasa mempunyai ruang lingkup: 1) kemampuan berbahasa
yang meliputi sub aspek : mendengarkan, berbicara membaca dan
menulis yang berkaitan dengan teks-teks non sastra dan : 2) kemampuan bersastra
yang meliputi subaspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis yang berkaitan
dengan teks-teks sastra. Pengajaran sastra mempunyai peranan yang sangat
penting dalam watak, kepribadian, memperluas kehidupan, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa pada siswa. Dari pengajaran sastra, siswa
dapat mengenal dan dapat menikmati karya sasta itu sendiri, selain itu, dalam
pengajaran sastra siswa dapat mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat yang
menjadi ekspresi siswa yaitu melalui pembelajaran menulis puisi.
Pembelajaran menulis puisi sebagai hasil karya
siswa memang tidak mudah. Guru dituntut mampu mengembangkan materi dalam
kurikulum dan menampilkan materi dalam proses belajar mengajar. Serta mampu
memotivasi siswa agar mereka dapat meningkatkan minat menulis terhadap karya
sastra puisi. Dengan mempelajari sastra puisi siswa diharapkan dapat menarik
berbgai manfaat dari kehidupanya. Maka dari itu, guru harus dapat mengarahkan
siswa memiliki ketrampilan menulis puisi yang sesuai dengan minat dan
kematangan jiwa mereka. Ketrampilan menulis puisi perlu di tanamkan kepada
siswa di Sekolah Dasar, sehingga mereka mempunyai kemampuan untuk mengekspresikan
puisi dengan baik. Kemampuan mengekspresikan sebuah puisi bukan hanya di tunjukkan
untuk penghayatan dan pemahaman puisi, melainkan berpengaruh pempertajam
terhadap kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan terhadap masalah
kemanusiaan. Kemampuan mengekspresikan puisi di tentukan oleh beberapa faktor
yaitu penerapan model, metode strategi yang tepat dan peranan guru dalam proses
pembelajaran.
Pembelajaran
menulis puisi di Sekolah Dasar masih di temukan berbagai hambatan, yang
berkaitan dengan ketepatan pengunaan motode atau teknik pembelajaran. Guru
merasa kesulitan menampilkan proses pembelajaran yang menarik di kelas. Seperti
hal nya permasalahan yang timbul di kelas V SD Negeri Tasikharjo Kecamatan Jenu
Kabupaten Tuban, hasil pembelajaran menulis puisi kurang mengembirakan.
Berdasar pengamatan peneliti yang dalam hal ini juga bertindak sebagai
guru kelas V dan juga hasil dari diskusi dengan guru-guru di SD Negeri
Tasikharjo, penyebab kesulitan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya aspek kebahasaan menulis yang dalam hal ini adalah penulisan puisi adalah sebagai berikut:
- Pembelajaran dilaksanakan dengan monoton,
metode yang digunakan hanya sejenis, dan kurang bervariasi, sehingga
anak-anak menjadi jenuh.
- Guru (termasuk peneliti) hanya memberikan
tugas dan soal kepada siswa tanpa ada pembahasan dan penguatan.
- Guru kurang memanfaatkan sarana
dan lingkungan yang ada di sekitar
siswa.
Dengan
memperhatikan penyebab adanya kesulitan-kesulitan siswa dalam pembelajaran
menulis puisi tersebut di atas, maka perlu dicari jalan keluar untuk
mengatasinya. Upaya tersebut ditekankan pada perbaikan proses pembelajaran,
karena proses pembelajaran yang berjalan dengan baik akan dapat mewujudkan
tercapainya tujuan pembelajaran.
Bila mengacu pada identifikasi penyebab kesulitan siswa dalam pembelajaran
menulis puisi sebagaimana tersebut di atas, maka dalam pembelajaran diperlukan
perbaikan-perbaikan sebagai berikut :
- Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
berbagai metode, dengan harapan akan ditemukan metode yang tepat untuk
melaksanakan pembelajaran menulis puisi.
- Di dalam pembelajaran, guru perlu memberikan
motivasi kepada siswa agar mampu dan mau untuk mengembangkan inspirasi dan
imajinasinya
- Guru perlu memanfaatkan sarana dan prasarana
yang ada secara optimal.
Misal: Perpustakaan, halaman, dan lngkungan
sekitar sekolah.
Setelah memperhatikan bentuk-bentuk perbaikan yang dapat dilakukan dalam
pembelajaran menulis puisi, maka salah satu cara atau metode yang digunakan
adalah metode karya wisata. Dengan pembelajaran di luar kelas siswa akan lebih
dekat dengan lingkungannya dan siswa akan mendapat suasana baru.
Dengan suasana yang baru, imajinasi siswa akan lebih berkembang, dan susana
pembelajaranpun akan lebih menyenangkan, dengan demikian siswa dapat mengembangkan
gagasan dan menuangkan gagasan tersebut dalam bentuk tulisan secara optimal.
1.2 Identifikasi Masalah
Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah agar siswa
terampil berbahasa dan bersastra yang meliputi ketrampilan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Untuk kemampuan bersastra, terutama ketrampilan menulis, hal yang harus
di kuasai adalah cara menuangkan ide, gagasan dan pendapat yang berkaitan
dengan puisi. Perbendaharaan kata atau kosa kata yang banyak sangat
mempengaruhi siswa dalam menuangkan ide.
Sebelum diterapkan
kurikulum berbasis kompetensi ( KBK) dan telah di sempurnakan menjadi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP), ketika guru membelajarkan ketrampilan
menulis puisi dan guru memberikan tugas membuat puisi, rata-rata siswa kurang
bersemangat, melamun, menunggu waktu lama sekali untuk menulis sebuah puisi.
Hal tersebut karena mereka bingung, kurang tahu tentang puisi, kurang tertarik
dengan materi pembelajaran sastra sehingga tidak tahu memulai dari mana, mau
menulis apa, menulis puisi tentang apa, dan kata-kata apa yang sesuai untuk di
gunakan.
Selain itu, masalah
yang sering muncul pada saat proses pembelajaran adalah sifat malas, kurang
kreatif takut, malu, tidak percaya diri, dan tidak menguasai materi. Dapat
dikatakan bahwa mereka belum dapat merangkum ide gagasan, tema. Umumnya mereka belum mempunyai gambaran dalam menulis
puisi.
Selain faktor yang
disebabkan oleh siswa sendiri, faktor dari luar siswa misalnya suasana kelas
yang kurang kondusif, teknik dan metode yang digunakan oleh guru kurang
menarik. Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa untuk terampil menulis
puisi, jarang sekali memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan, serta
kurang tersedianya media pembelajara.
Oleh karena itu,
dalam pembelajaran puisi guru di harapkan benar-benar kreatif dalam menciptakan
teknik atau metode, suasana belajar yang kondusif dan menyenagkan, serta memotivasi
agar mampu berfikir aktif, kreatif dan produktif. Kemahiran guru dalam
menciptakan kegiatan pembelajaran dan juga
berpengaruh terhadap hasil belajar.
1.3 Batasan Masalah
Permasalahan yang telah di uraikan dalam identifikasi
masalah, tidak mungkin sepenuhnya akan di bahas secara tuntas. Peneliti hanya
akan membahas upaya meningkatkan hasil pembelajaran menulis puisi yang baik bagi siswa kelas V
dengan menerapkan metode karya wisata.
1.4 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah yang
akan di bahas adalah :
“Apakah metode karya wisata dapat meningkatkan kemampuan menulis
puisi di kelas V SD Negeri Tasikharjo
Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban” ?
1.5
Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan
tujuan khusus uraian selengkapnya sebagai berikut:
1.5.1 Tujuan umum
1.5.1.1 Meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa
Indonesia di SD Negeri Tasikharjo Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.
1.5.1.2
Meningkatkan kualitas pembelajaran materi pokok menulis puisi dengan metode
karya wisata di SD Negeri Tasikharjo Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.
1.5.2 Tujuan khusus
1.5.2.1 Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
materi pokok menulis puisi di SD Negeri
Tasikharjo Kecamatan Jenu,Kabupaten Tuban.
1.5.2.2 Meningkatkan
aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri Tasikharjo Kecamatan Jenu, Kabupaten
Tuban.
1.6 Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini terdiri dari secara teoritis dan
manfaat secara praktis uraian selengkap nya
sebagai berikut :
1.6.1 Manfaat
Teoritis
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi
peningkatan wawasan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan
metode karya wisata.
1.6.2 Manfaat
praktis
Hasil penelitian tindakan kelas di harapkan dapat
memberikan manfaat yang berarti bagi guru, siswa, dan sekolah sebagai berikut:
1.6.2.1
Bagi Guru
Guru dapat
mengetahui strategi dan metode yang bervariasi untuk memperbaiki dan
meningkatkan pembalajaran menulis puisi pada siswa masa
yang akan datang.
1.6.2.2
Bagi Siswa
Penelitian ini bermanfaat
bagi siswa untuk: (a) meningkatnya
kemampuan siswa dalam menulis puisi, (b) meningkat hasil belajar siswa,
(c) siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar, (d) memupuk dan
meningkatkan katerlibatan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran di kelas.
1.6.2.3
Bagi Sekolah
Hasil
penelitian ini akan memberikan sumbangan berupa peningkatan kuantitas metode
yang dapat digunakan di sekolah, dengan harapan dapat memperbaiki proses
pembelajaran di sekolah tempat penelitian maupun di sekolah lain.
1.7
Definisi operasional
Berdasarkan permasalahan di atas, bebera pa istilah yang
digunakan dibuat definisi operasionalnya demi kejelasan, ketegasan, serta untuk
menghindari salah pemahaman pengertian dalam menginterpretasikan masalah,
diantaranya:
1.7.1
Menulis Puisi adalah kegiatan
menulis indah yang dibatasi oleh
aturan. Aturan tersebut diantaranya adalah adanya bait, sajak, dan pemilihan
kata yang tepat
1.7.2
Metode karya wisata adalah suatu bentuk proses belajar mengajar yang
dilaksanakan di luar rung kelas. Baik dalam lingkup sekolah maupun di luar
lingkup sekolah.

LANDASAN TEORI
2.1
Pembelajaran Menulis Puisi
Sesuai dengan amanat standart isi pendidikan, sebagaimana tercantum dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, bahwa ruang lingkup mata
pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Dalam pelaksanaannya, keempat aspek tersebut disajikan secara integratif,
dan tidak terpisahkan satu dengan yang lain. Demikian juga dalam pembelajaran
menulis tidak terpisahkan dan berpadu dengan aspek kebahasaan yang lain,
meskipun berfokus pada ketrampilan menulis. Keterpaduan ini bersumber pada
pandangan tentang belajar bahasa, yakni pendekatan komunikatif.
Prinsip dasar pandangan itu bahwa
belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi, dan belajar bahasa akan
berlangsung baik jika pembelajaran berlangsung
menyeluruh (holistik) Artinya pembelajaran tidak terpotong-potong (berdiri
sendiri) dari tiap komponen dan aspek tetapi bersifat integratif dan holistik.
Bahan pembelajaran diambil dari fakta berbahasa senyatanya, Pembelajaran
relevan dengan kebutuhan berbahasa siswa. Proses dan hasil belajar bermakna dan fungsional, serta siswa menggunakannya dalam
berkomunikasi.
Fakta di sekolah sering terjadi
bahwa pembelajaran ketrampilan
menulis belum sepenuhnya mencerminkan amanat dari Standart Isi tersebut di
atas. Siswa dituntut guru agar dalam satu pertemuan mampu mengahsilkan tulisan
secara final dan sempurna. Siswa jarang sekali dapat kesempatan untuk terlibat dalam proses menulis secara optimal mulai
menggali–pengalaman, menentukan ide, menulis draf tulisan, memperbaiki (merevisi) draf dengan bimbingan guru, serta mempublikasikannya, karena
semua sudah ditentukan oleh guru (misalnya, tema/topik dan kerangka). Akibatnya
siswa tidak termotivasi menulis, siswa merasa terpasung , dan tidak memperoleh
kebebasan dalam proses menulis, padahal menulis adalah proses kreatif
Untuk itu sangat diperlukan
pemahaman tentang hakikat menulis, pembelajaran ketrampilan menulis, metode pembelajarn
menulis, dan penilaian dalam pembelajaran menulis
2.2
Landasan teori
Pada bagian ini akan di jelaskan tentang : 1) hakikat menulis
puisi, 2) pengertian menulis puisi, 3) unsur-unsur
puisi, 4 ) menulis puisi anak, 5) metode
karya wisata, 6) efektivitas penggunaan metode karya
wisata , 7) metode
karya wisata dalam pembelajaran menulis
puisi
2.2.1
Hakekat Menulis
Menulis
pada hakekatnya adalah pengungkapan gagasan atau perasaan secara tertulis
dengan mengunakan bahasa sebagai medianya. Menulis merupakan suatu ketrampilan
berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan bertatap
mukaa dengan orang lain.
Definisi
lain, menulis adalah proses penyampaian
gagasan, pesan, sikap, dan pendapat penulis kepada pembaca dengan simbol-simbol
atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan
pembaca
Di dalam kegiatan menulis pada dasarnya merupakan serangkaian aktivitas
yang terjadi melalui beberapa tahap. Tahapan ini merupakan stratergi penulisan,
yang terbagi atas tahapan pramenulis, menulis dan pascamenulis. Masing-masing
tahapan ini dapat diwujudkan dalam aktivitas sebagai berikut :
a.
Tahapan
Pramenulis
Tahapan
ini dilakukan dengan dengan aktivitas menggali pengalaman untuk menentukan ide tulisan melalui diskusi,
berwawancara, membaca teks bacaan, mengumpulkan informasi pendukung,
mengorganisasikan ide dan informasi dan merumuskan tesis.
b. Tahapan
Menulis
Tahapan
ini dilakukan dengan aktivitas menulis rancangan kasar, merevisi, mengedit,
menulis ulang, dan mengoreksi ulang hingga menjadi tulisan final
c. Tahapan Pascamenulis
Tahapan
ini dapat dilakukan dengan aktivitas mempublikasikan kepada pembaca dalam
bentuk sharing, membukukan, pameran, wicara, atau pajangan (exposure). Dari
sini akan diperoleh respon atau
balikan dari pembaca untuk disampaikan kepada penulis.
2.2.2 Pengertian puisi
Puisi
adalah sebuah karya sastra yang amat memperhatikan pemilihan aspek kebahasaan
sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa bahasa puisi adalah bahasa yang
tersaring pengunaanya. Artinya, pemilihan bahasa itu, terutama aspek diksi, telah
melewati seleksi ketat, di petimbangkan dari berbagai sisi baik yang menyangkut
unsur bunyi, bentuk, dan makna yang kesemuanya harus memenuhi persyaratan untuk
memperoleh efek keindahan
Puisi
adalah karya sastra yang di tulis dengan bentuk larik-larik dan bait-bait. Puisi
dapat di ibaratkan nyanyian tanpa notasi. Puisi merupakan bentuk karya sastra
yang paling imajinatif dan mendalam mengenai alam sekitar dan diri
sendiri.
Termasuk
hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Puisi memiliki irama yang indah,
ringkas, dan tepat, menyentuh perasaan, dan juga sangat menyenangkan. Puisi
memiliki bentuk pemadatan kata yang bernilai seni atau indah.
Puisi
sebenarnya bukan merupakan karya seni yang sederhana melainkan organisme yang
sangat kompleks. Puisi di ciptakan dengan berbagai unsur bahasa dan estetika
yang saling melengkapi sehingga puisi terbentuk dengan berbagai makna yang
saling bertautan. Dengan demikian, pada hakekatnya puisi merupakan gagasan yang
di bentuk dengan susunan, penegasan dan gambaran semua materi dan bagian-bagian
yang menjadi komponenya dan merupakan suatu kesatuan yang indah ( dalam
Abdurahman, 2007:22 )
Tarigan (
dalam Abdurahman, 2007: 20) mengatakan bahwa puisi berasal dari bahasa yunani poisis yang berarti penciptaan.
Dalam
bahasa Inggris puisi di sebut poetry
yang berarti puisi, poet berarti
penyair, poem yang berarti syair, saja.
Arti yang semacam ini lama kelamaan di persempit ruang lingkupnya menjadi hasil
seni sastra yang kata-katanya di susun menurut syarat-syarat tertentu dengan
mengunakan irama, sajak dan kata-kata
kiasan. Dapat di katakana bahwa puisi adalah pengucapan dengan perasaan. Dengan
demikian puisi bukanlah melukiskan kebenaran, melainkan memuja kebenaran dan
memberi jiwa sesuatu gambaran yang lebih indah. Unsur keadaan dalam puisi satu
diantaranya ialah rasa. Pendapat-pendapat lain dari para sastrawan dunia
tentang puisi adalah sebagai berikut:
1)
William Wordsworth: puisi adalah
peluapan yang spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya, dia memperolah
rasanya dari emosi, atau rasa yang di kumpulkan kembali dalam kedamaian
2)
Percy Bysche Shelly : puisi
adalah rekaman dari saat-saat yang paling menyenangkan dari pikiran – pikiran
yang paling baik dan menyenangkan
3)
Lascelles Abercramble: puisi
adalah ekspresi dari pengalaman imajinatif, yang hanya bernilai serta berlaku
dalam ucapan atau pernyataan yang bersifat kemasyarakatan yang di utarakan
dengan bahasa, yang mempergunakan setiap rencana yang matang dan bermanfaat (
dalam Abdurahman, 2007:21) para sastrawan juga mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang pemikiran mengekspresikan secara padat pemikiran dan perasana
penyairnya, di ubah dalam wujud dan bahasa yang paling berkesan. Ada juga yang
mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengekspresikan secara
padat pemikiran dan perasaan penyairnya, di gubah dalam wujud dan bahasa yang
paling berkesan. Dari beberapa pendapat diatas di simpulkan bahwa puisi adalah
imajinasi seseorang dari lubuk hati yang paling dalam yang menuangkan kedalam
tulisan yang ba-hasanya terikat oleh irama, rima, matra serta
penyusunan larik dan bait. Kemudian menghasilkan karya sastra dalam bentuk
puisi. Puisi biasa di katakana ungkapan hati untuk menyampaikan informasi
dengan makna yang tersirat. Puisi rangkaian kata-kata yang indah dan mempunyai
sejuta rasa dan penuh arti. Keindahan puisi terletak pada persamaan bunyi dan
iramanya.
2.2.3 Unsur-unsur puisi
Struktur
unsur puisi merupakan wujud kesatuan makna puisi yang terdiri atas pokok
pikiran, tema, perasaan, nada amanat yang di sampaikan penyair. Untuk struktur
isi, pembaca harus berusaha melibatkan diri dengan nuansa puisi, sehinga
perasaan dan nada penyair yang di ungkapkan melalui bahasanya dapat di beri makna
oleh pembaca.
Secara
lebih detail, unsur instrinsik puisi biasa di lihat dari dua segi, yaitu dari
segi isi puisi dan segi struktur. Dari segi isi puisi, meliputi hal-hal sebagai
berikut: 1) Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa.
Tema
adalah inti permasalahan dalam sebuah puisi yang membicarakan banyak hal.
Senada dengan pengertian tersebut, Waluyo (dalam Abdurahman, 2007:31)
mengemukakan tema sebagai gagasan pokok atau subjeck matter yang di kemukakan penyair. Depdiknas (dalam
Abdurahman, 2007:31) tema merupakan hal yang ingin di katakan penyair.
Sedangkan Suharianto (dalam Abdurahman, 2007 : 31) tema puisi merupakan pokok
permasalahan yang biasanya di sampaikan
secara tersirat oleh pengarangnya. Dengan demikian tema adalah pokok
permasalahan yang akan kita kemukakan dalam bentuk puisi; 2) Rasa (feeling),
yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
Perasaan
adalah sikap penyair dalam menghadapi objek tertentu. Misalnya sikap simpati
intipati, senang, dan tidak senang, rasa benci, rindu, dan sebagainya; 3) Nada
dan suasana yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Sikap penyair kepada
pembaca di sebut nada puisi dan keadaan
jiwa pembaca setelah membaca atau akibat psikologis yang di timbulkan puisi
terhadap pembaca, di sebut puisi atau akibat psikologis yang di timbulkan
puisi terhadap pembaca disebut suasana.4) Amanat/ tujuan/maksud;
sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair untuk menciptakan
puisinya. Tujuan atau amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk
menciptakan puisinya. Amanat tersirat di balik kata-kata yang di susun, dan
juga di balik tema yang di ungkapkan I.A Richards ( dalam Abdurahman 2007 : 32
)
Sedangkan
dari segi struktur meliputi hal- hal sebagai berikut : 1) Diksi, yaitu
pemilihan kata-kata yang di lakukan oleh penyair dalam puisinya; Penyair dalam
mengungkapkan pengalaman batinya mengunakan kata-kata yang telah di pilih kadar
estetisnya. Pemilihan kata dalam puisi disebut diksi Berfield (dalam Pradopo 2000:54)
mengungkapkan bahwa bila kata-kata di pilih dan di susun dengan cara yang
sedemikian sehingga artinya menimbulkan
imajinasi estetik. Maka hasilnya itu disebut diksi puitis. Jadi, diksi itu
untuk mendapatkan keputusan, untuk mendapatkan nilai estetik. Melalui diksi
yang baik, penyair dapat mencurahkan perasaan dan isi pikiran dengan
setepat-tepatnya serta dapat ekspresi yang dapat menjelmakan pengalaman jiwa
tersebut; 2) Imajinasi, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan
pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan, (penyair
dalam mengungkapkan pengalaman batinya mengunakan kata-kata yang telah di pilih
kadar estetisnya; 3) Kata-kata konkret yaitu kata yang dapat di tangkap dengan
indera yang memungkinkan munculnya imajinasi ; Untuk membangkitkan imajinasi (
daya bayang ) pembaca, maka kata-kata yang harus di perkongkret.
Maksudnya
bahwa kata-kata ini dapat menyarankan kepada arti yang menyeluruh. Seperti
halnya pengimajian, kata yang di perkonkret ini juga erat hubunganya dengan
pengunaan dan lambing; 4) Gaya bahasa yaitu bahasa berkias yang dapat
menghidupkan/ meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu; Unsur kepuitisan yang lain ialah bahasa kiasan ( Figuratif language ). Adanya bahasa
kiasan ini menyebabkan sajak menjadi menarik, menimbulkan kesegaran, hidup dan
menyebabkan puisi memiliki banyak makna atau kaya akan makna; 5) Ritme/irama.
Ritme merupakan pertentangan bunyi tinggi/rendah, panjang/pendek, keras/lemah,
yang mungkin dengan teratur dan berulang-ulang sehingga membentuk keindahan; 6)
Rima/bunyi. Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk mendapatkan
keindahan dan tenaga ekspresif yang mempunyai tugas untuk memperdalam ucapan,
menimbulkan suasana yang khusus.
Menurut
I.A Richard ( dalam Abdurahman , 2007 :31-32 ) yang termasuk unsur-unsur dalam
hakekat puisi sebagai berikut : (1) Tema adalah suatu pokok persoalan yang di
kemukakan oleh penyair, setiap puisi memiliki tema, walaupun penyair
menyembunyikan tema tersebut; (2) Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok
persoalan yang terdapat dalam puisinya; (3) Nada adalah sikap penyair terhadap
pembacanya, atau penikmat karya puisinya itu; (4) Tujuan adalah amanat yang di
sampaikan penyair melalui karyanya.
Secara
sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitu kata, larik,
bait, bunyi, dan makna. kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhan sebuah
puisi.
2.2.4
Menulis
Puisi Anak
Puisi
anak adalah puisi yang di konsumsi anak yang isinya sesuai dengan lingkungan anak-anak.
Baik dari segi temanya, pengunaan bahasanya, pemakaian katanya dan berisi
nilai-nilai yang sifatnya mendidik ( dalam Nurgiantoro, 2005 :10.42 ). Pada
umumnya puisi anak berisi rekaman kehidupan keseharian anak-anak yang tidak
jauh dari kegiatan anak. Berfungsi sebagai media anak dalam mengekspresikan apa
yang di rasakan anak, menambah wawasan dan pengalaman anak serta di kemas
dengan kesederhanaan bentuk, pemakaian bahasa dan gaya penyampaian secara
langsung.
Kreteria
puisi anak ada dua, yaitui keterbacaan
dan kesesuaian, keterbacaan sangat berkaitan dengan pengunaan bahasa yang
sesuai dengan kemampuan anak, mudah di cerna oleh anak. Sedangkan kesesuaian
berhubungan dengan lingkungan kehidupan anak
dan sesuai dengan perkembangan jiwa anak.
Sumardi, dkk
( dalam Tarigan, 2005 : 6.8) dalam
berbahasa. Memberikan rambu-rambu dalam memilih bahan
pembelajaran puisi, yaitu: (a) Sesuai dengan lingkungan anak didik (b) Sesuai
dengan kelompok usia anak didik, (c) Keragaman sajak, (d) kesesuain sajak
dengan siswa.
Pada
umumnya usia anak SD berkisar antara 6 sampai dengan 12 tahun, menurut Rahmanto
1993 (dalam Tarigan, 2006 : 11.25) usia murid SD biasa memiliki dua tahapan, yaitu tahap
penghayal (8 s.d 9 tahun), dan tahap romantis (10 s.d 13 tahun). Selisihnya sudah merupakan tahap realistik untuk ukuran
siswa SMP. Walaupun tahap realistik masuk kedalam usia SMP. Tetapi tidak
menutup kemungkinan akan adanya siswa SD yang sudah memasuki tahap realistik.
Tahapan – tahapan ini akan di jadikan bahwa pertimbangan oleh para guru dalam
membelajarkan menulis sebuah karya sebuah puisi. Sehingga akan memudahkan
dalam memilih tema puisi yang sesuai dengan anak-anak SD.
Menulis
puisi anak merupakan suatu usaha membuat tulisan atau karya dalam bidang puisi
yang di khususkan bagi anak serta dapat menggugah rasa haru anak. Dengan
mengetahuai lebih banyak informasi anak-anak akan membantu dalam menemukan
bahan tulisan. Dalam penulisan puisi anak terlihat masih sederhana.
Kesederhanaan itru di lihat dari unsur diksi, struktur, ungkapan, dan pemaknaan
(Maknanya masih polos, lugas apa adanya). Kata yang dipergunakan dapat dimengerti anak
langsung karena tidak mengandung kiasan, dan masalah yang dikemukakan masalah
kesehatan yang dihadapi anak-anak. Maksud tema pada puisi anak adalah isi
keseluruhan. Puisi yang biasanya terdiri atas pikiran, perasaan, sikap, serta
maksud, dan tujuan penulisan. Oleh karena itu tema puisi anak sudah termasuk
didalamnya unsur rasa, nada dan amanat. Diksi atau pilihan kata yang digunakan
lebih sering bermakna dinotatif. Pengimajinasian atau penyusunannya menyuguhkan
pengalaman batin kepada pembaca agar pembaca seolah-olah ikut melihat, mendengar,
menyentuh dan mengalaminya sendiri peristiwa yang dibacanya melalui puisi
tersebut.
Sumardi Norton
(dalam Tarigan 2005:6.18), mengemukakan kriteria pemilihan puisi untuk
anak-anak sebagai berikut (1) berisi kegembiraan dan rima, (2) mengutamakan
bunyi bahasa yang membangkitkan semangat bermain bahasa, (3) memperbaiki
ketajaman imajinasi visual, dan kesegaran kata-kata yang digunakan didalam
novel, untuk memperluas imajinasi mereka, dan melihat atu mendengar kata-kata
dalam cara baru, (4) menyajikan cerita sederhana dan memperkenalkan tindakan
yang dilakukan, (5) bukan ditulis dengan rendah kepada anak – anak, (6) puisi
yang sangat efektif di sajikan dengan ketidak sempurnaan yang seksama, (7) tema
harus yang menyenangkan menggelitik egonya, mengingatkan kebahagiaan menyentuh
kejenakaanya atau membangkitkan semangat menggali, (8) puisi seharusnya cukup
baik untuk di baca ulang.
Dalam
menulis puisi anak modern tidak memerlukan ikatan-ikatan, seperti pada puisi
lama. Puisi modern adalah puisi yang tidak mengikuti pola tertentu, seperti
jumlah bait, jumlah baris, ada tidaknya sampiran. Puisi jenis ini bersifat
pelukisan terhadap ekspresi anak tentang apa yang dilihat, dirasakan, didengar
dan yang ingin di sampaikan anak melalui media bahasa yang di ketahuinya. Jadi
sifatnya lebih bebas dan memerlukan
bait- bait, itu sebabnya puisi modern di sebut juga sajak bebas. Langkah-langkah
dalam menulis puisi adalah :
1.
Amati objek sesuatu yang akan
ditulis ;
2.
Tentukan temanya;
3.
Tuliskan tema tersebut menjadi
judul puisi:
4.
Kembangkan menjadi cerita;
5.
Susunlah kalimat berurutan
kebawah satu baris berisi satu kalimat yang tidak terlalu panjang;
6.
Jika ada kalimat yang panjang,
perpendeklah dengan membuang kata tugas satu
menjadikan kalimat-kalimat inti;
7.
Carilah kalimat atau kata yang bisa di ganti dengan kata yang
memiliki intensitas makna lebih kuat dan lebih imajinatif;
8.
Perbaiki terus kata tiap
kalimat jika di anggap masih kurang memenuhi keindahan bunyi boleh juga
mempergunakan gaya bahasa sehingga akan menghasilkan cerita yang singkat tepat
dan padat, di samping memiliki keindahan bunyi.
2.2.5
Metode
Karya Wisata
Dalam suatu pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan dapat mencapai
sasaran bila tersedia beberapa faktor pendukung. Salah satu faktor penting yang
harus diperhatikan adalah metode dan pengorganisasian kelas.
Dalam pemilihan metode, yang harus diperhatikan adalah metode tersebut
harus sesuai dengan tingkat kelas, umur, situasi, karakteristik dan kondisi
lingkungan siswa tanpa mengabaikan faktor-faktor lainnya. Dengan pemilihan
metode yang tepat akan tercipta suasana belajar yang menyenangkan, sehingga
tujuan pembelajaran akan tercapai dengan maksimal.
Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode karya wisata dengan
melaksanakan pembelajaran di luar kelas. Dengan penggunaan metode ini, anak
tidak akan menjadi jenuh. Belajar juga
akan lebih bermakna karena anak akan
terbawa suasana, dan anak akan dikaitkan langsung dengan lingkungannya. Anak
tidak akan menjadi asing dan tercabut dengan lingkungannya, melainkan akan menjadi
bagian dari lingkungannya.
Menurut Soeyono AG (1982), metode karya wisata adalah suatu bentuk proses
belajar mengajar yang dilaksanakan di luar rung kelas. Baik dalam lingkup
sekolah maupun di luar lingkup sekolah.
Jadi pada hakekatnya penggunaan metode karya wisata ini adalah dengan
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber dan sarana belajar. Dengan
harapan dapat membawa anak ke dalam lingkungannnya, yang akan dapat memacu kreatifitas dan pembelajaran akan lebih
bermakna.
Adapun lingkungan yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar dan sarana
belajar diantaranya: ruang perpustakaan, halaman sekolah, kebun sekolah, sawah,
dan semua yang berada di luar sekolah
2.2.6
Efektivitas
Penggunaan Metode Karya Wisata
Salah satu standart Kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia adalah agar peserta didik dapat
mengembangkan potensinya sesuai
dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan
terhadap hasil karya kesusasteraan dan hasil intelektual bangsa sendiri.
Akan tetapi fakta di sekolah sering terjadi bahwa pembelajaran ketrampilan
menulis khususnya menulis puisi belum sepenuhnya belum mencerminkan amanat dari
Standart Kompetensi tersebut.
Peserta didik jarang mendapat kesempatan untuk terlibat secara optimal mulai
menggali pengalaman, menentukan ide, menulis draf tulisan, memperbaiki draf dengan bimbingan guru serta mempublikasikannya,
karena semua sudah ditentukan guru. Mulai dari menentukan topik, judul bahkan
banyak baris serta bait sudah ditentukan guru.
Akibat terlalu ikut campurnya guru dalam penyusunan tulisan anak tersebut,
maka anak akan tidak termotivasi untuk menulis, siswa merasa terpasung dan
tidak memperoleh kebebasan dalam menulis. Padahal menulis adalah proses
kreatif, dengan demikian apa yang diamanatkan dalam Standart Kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia
akan sulit tercapai.
Agar Standart
Kompetensi bahasa
Indonesia
dapat tercapai dan anak-anak dapat mengembangkan daya kreatifitasnya, maka
diperlukan suatu model pembelajaran yang berbeda dengan model pembelajaran yang
biasa kita laksanakan. Salah satunya
adalah dengan melaksanakan pembelajaran di luar kelas.
Dengan melaksanakan pembelajaran di luar kelas akan melatih anak berpikir
kreatif, dan anak akan dapat mengembangkan ide-ide berdasar apa yang ditemuinya
di lapangan. Anak akan dapat menuangkan pikiran ke dalam tulisan secara optimal,
karena mendapat kebebasan dalam menulis.
Pada dasarnya pembelajaran di luar kelas sangat efektif untuk membantu
meningkatkan kemampuan menulis puisi pada anak, di antaranya :
1.
Dengan
mengamati obyek atau lokasi di luar kelas, maka akan memunculkan ide atau
gagasan dari anak.
2.
Anak akan
tidak menjadi jenuh, lebih gembira, dan lebih bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran
3.
Anak akan
lebih dekat dengan lingkungannya, sehingga untuk mengungkapkan tentang
lingkungannya akan lebih mudah
4.
Anak akan
topik atau tema serta judul puisi tanpa ada campur tangan guru.
5.
Anak akan
lebih optimal untuk menuangkan pikiran ke dalam bentuk tulisan, karena
potensinya dapat berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minatnya.
2.3 Metode Karya Wisata dalam Pembelajaran Menulis Puisi
Pembelajaran dengan menggunakan metode karya wisata, yaitu dengan cara
menugaskan siswa secara keseluruhan untuk mengunjungi suatu objek sesuai dengan
program yang telah disusun sebelumnya. Demikian juga penerapan metode karya
wisata dalam pembelajaran menulis puisi sangat tepat, Hal ini dikarenakan
demngan metode karya wisata, imajinasi anak akan dapat berkembang secara
optimal. Anak akan merasa dekat dengan lingkungan dan merasakan hal dan suasana
yang baru dalam pembelajaran
Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan metode karya
wisata adalah sebagai berikut :
1.
Menyampaikan
kepada peserta didik tentang tema
pembelajaran, model serta kegiatan yang akan dilaksanakan selama pembelajaran.
2.
Menentukan objek atau lokasi tempat
pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan
3.
Mengunjungi
objek atau
lokasi pembelajaran.
4.
Menugaskan kepada
siswa untuk mengamati objek, dan guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang objek.
5.
Siswa
menentukan ide pokok atau topik serta mengumpulkan berbagai informasi yang
berkaitan dengan ide.
6.
Guru
memotivasi siswa untuk berani menulis puisi
berdasar informasi yang telah dikumpulkan dengan menggunakan bahasa yang
dikuasainya.
7.
Siswa
menyusun tulisan dengan cara mengembangkan gagasan sesuai dengan ide dan
informasi yang telah dikumpulkan dalam bentuk draf awal.
8.
Siswa merevisi
draf awal dengan bantuan dan bimbingan guru yang kemudian dilanjutkan menulis
kembali pada draf final
9.
Siswa
mempublikasikan tulisan kepada teman dan guru untuk mendapat balikan atau
respon
10. Guru mengadakan penilaian terhadap hasil karya
siswa
Dengan melaksanakan pemebelajaran menulis puisi di luar kelas dengan
langkah-langkah tersebut, maka diharapkan anak akan dapat meningkatkan
kemampuan menulis puisi. Sehingga akhirnya kompetensi mata pelajaran bahasa
Indonesia dapat dicapai anak.
2.4
Kerangka berfikir
Dengan
melihat ketidak keberhasilan siswa dalam pembelajaran menulis puisi yaitu siswa
merasa kurang semangat dalam kegiatan pembelajaran. Siswa kesulitan menulis
puisi dengan kata-katanya sendiri, kesulitan dalam menentukan tema sebuah
puisi, kesulitan dalam mengunakan kosakata untuk di tuangkan kedalam sebuah
puisi yang ingin mereka tulis, maka melalui metode kaya wisata di harapkan
siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Metode karya wisata ini menugaskan siswa secara
keseluruhan, untuk menugaskan siswa secara keseluruhan untuk mengunjungi suatu
objek sesuia program yang telah di susun sebelumnya.
Demikian
pula penerapan metode karya wisata dapat memotivasi siswa, dengan di bentuk
kelompok agar mereka aktif dalam membuat kalimat dan mampu mengembangkanya
menjadi sebuah puisi , siswa dapat bekerja sama dalam membahas materi, tugas
dalam latihan dalam kelompok yang hiterogen, sehingga mereka akan aktif dalam
pembelajaran membuat kalimat dan mampu mengembangkanya menjadi sebuah kalimat
dan mampu mengembangkanya menjadi sebuah puisi, menyusun puisi bahkan mampu
menampilkan karyanya didepan kelas.
Berdasarkan
landasan teori diatas maka peneliti memiliki kerangka berfikir : Jika metode
karya wisata di terapkan secara efektif sebagai metode pembelajaran maka siswa akan merasa tertarik,
senang dan hasil belajar menulis puisi meningkat.
2.5
Hipotesis tindakan
Berdasarkan
landasan teori dan kerangka berfikir di atas, di rumuskan hipotesis tindakan dalam
penelitian ini sebagai berikut “ Melalui penerapan metode karya wisata maka
hasil pembelajaran menulis puisi anak di kelas V SD Negeri Tasikharjo, Kecamatan
Jenu Kabupaten Tuban dapat meningkat.
|

METODE
PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif
yaitu pendekatan yang
dimaksudkan untuk mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sebagaimana terjadi
secara alami, melalui pengumpulan data dengan instrumen kunci peneliti sendiri.
Dengan rancangan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). “PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu
praktek pembelajaran didalam kelas” (Arikunto, 2007:58).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), di lakukan dengan
mengunakan dasar penelitian kelas yang di rencanakan. Dalam dua siklus, yaitu
siklus 1 silkus 2. silkus 1 terdiri dari 3 pertemuan yaitu 2 pertemuan
pembelajaran dan 1 pertemuan untuk ulangan tes formatif, siklus 2 terdiri dari
2 pertemuan yaitu 1 pertemuan pembelajaran dan 1 pertemuan untuk ulangan atau
tes formatif 2. Dalam penelitian ini peneliti terlebih dahulu melaksanakan tes
awal siswa sebelum di berikan tindakan dalam rangka meningkatkan hasil
pembelajaran menulis puisi.
Pelaksanaan penelitian setiap siklus melalui empat
tahapan yaitu : 1) Perencanaan yang dimaksud disini yaitu peneliti menyusun
program-program yang akan di laksanakan dalam proses penelitian. Pada tahapan
peneliti juga menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan
bagaimana tindakan tersebut di lakukan. Pada perencanaan ini meliputi
pengembangan terencana kritis untuk memperbaiki kesulitan masalah yang pada
langkah ini di lakukan analisis masalah dan penyusunan rencana strategis ; 2)
Pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan tindakan yang di maksud di sini adalah proses
melaksanakan program yang telah terencana sebagai rencana awal dari peneliti
kepada subjek penelitian untuk memperoleh data. Pada tahapan ini rencana
strategis yaitu telah di susun di implamentasikan pada kelas sesungguhnya; 3)
Observasi. Pengertian observasi pada
penelitian ini adalah proses pengamatan yang di lakukan oleh
peneliti terhadap subjek penelitian dengan tujuan mengevaluasi tindakan yang di
lakukan dengan metode dan tehnik yang sesuai; 4) Refleksi yaitu kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah di lakukan atau melakukan refleksi atas
hasil evaluasi terhadap akibat dibahas terhadap tindakan yang telah di lakukan
sebagai dasar pembuatan perencanaan lebih lanjut. Dalam refleksi evaluasi
terhadap keseluruhan proses dan dampak tindakan,yang dapat mengarahkan pada
identifikasi masalah-masalah baru untuk merancang siklus baru.
3.1.1
Perencanaan tahap penelitian
Pada perencanaan tahap penelitian ini terdiri dari tiga
siklus, yaitu siklus I siklus II uraian selengkapnya sebagai berikut :
3.1.1.1 Siklus I
Siklus I terdiri dari 3 pertemuan yaitu pertemuan
pembelajaran dan satu pertemuan untuk tes formatif. Siklus di lakukan dalam
empat tahapan, yaitu perencanaaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
3.1.1.1.1 Perencanaan
Kegiatan dalam tahap ini adalah sebagai berikut :1)
Mengidentifikasi, mendiagnosis, dan mengembangkan pemecahan masalah; 2) Merancang
rencana pembelajaran sesuai materi menulis puisi pada saat pelaksanaan pada
siklus I; 3) Merancang alat peraga, bahan dan lembar kegiatan siswa; 4)
Menyusun tes formatif pada akhir pelajaran.
3.1.1.1.2 Tindakan
Kegiatan
ini yang di laksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah di rencanakan. Kegiatan-kegiatan yang mencakup dalam
tahapan-tahapan pelaksanaan adalah sebagai berikut : 1) Melaksanakan rencana
pembelajaran; 2) mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa; 3) Mengadakan apersepsi
dengan mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pembelajaran menulis
puisi; 4) menyampaikan tujuan yang akan di capai dan memberi motivasi; 5) Guru
menjelaskan informasi tentang materi dengan metode karya wisata dengan mengajak
siswa untuk megunjungi suatu objek yang ada di lingkungan sekitar; 6) Guru mengajak siswa kembali ke kelas; 7) Guru mengadakan
evaluasi yang berkaitan dengan materi.
3.1.1.1.3 Pengamatan
Pada
penelitian ini, di lakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
mengunakan lembar observasi yang telah di buat. Sesuai dengan tujuan
penelitian, maka pengamatan di fokuskan : 1) hasil belajar siswa, yaitu
mencakup rata-rata kelas nilai ≥ 65 Sebanyak minimal 75, banyaknya siswa yang
tuntas belajar dan persentase tuntas belajar secara klasikal; 2) aktivitas
siswa, yaitu mencakup keaktifan siswa dalam pembelajaran, keberanian siswa
mengajukan pertanyaan, keberanian siswa mengungkapkan ide ( hasil ) kerjanya.
3.1.1.1.4 Refleksi
Hasil
yang di harapkan dalam tahap ini atau tahap pengamatan di kumpulkan serta di analisis.
Dari hasil pengamatan, guru dapat merefleksikan diri dengan menganalisis data
pengamatan apakah kegiatan yang telah di lakukan dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis puisi. Di samping data hasil pengamatan, rencana harian
yang di buat oleh guru sebelum melakukan hasil pengamatan, rencana harian yang
di buat oleh guru sebelum melakukan pembelajaran dan hasil tes belajar akhir siklus di jadikan
dasar dalam menentukan siklus berikutnya. Data-data tersebut di gunakan sebagai
acuan bagi guru untuk dapat mengevaluasi dirinya sendiri. Hasil analisis data
yang di laksanakan dalam tahap ini akan di pergunakan sebagai acuan untuk
merencanakan siklus berikutnya.
3.1.1.2
Siklus II
Siklus II terdiri dari 2 pertemuan yaitu 1 pertemuan pembelajaran dan satu
pertemuan untuk tes formatif, siklus II di lakukan dengan empat tahapan, yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan , dan refleksi.
3.2.2.1 Perencanaan
Pada
tahap ini di lakukan Evaluasi perencanaan pada siklus I untuk di jadikan bahan pertimbangan dalam perencanaan
siklus II. Kegiatan - kegiatan yang yang mencakup dalam tahapan prsiapan
meliputi : 1) menyusun kembali rencana pembelajaran sesuai hasil refleksi; 2)
merancang alat peraga dan sumber bahan; 3) menyusun instrument pengumpulan data;
4) menyusun tes formatif II.
3.1.1.2.1 Tindakan
Kegiatan
yang di laksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan scenario pembelajaran yang
telah di rencanakan, yaitu : 1) melaksanakan rencana pembelajaran; 2)
mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa; 3) mengadakan apersepsi dengan
mengadakan Tanya jawab yang mengarah pada materi; 4) menyampaikan tujuan yang
akan di capai dan memberi motivasi; 5) Guru menjelaskan informasi tentang
materi dengan pendekatan metode karya wisata ;6) guru mengajak siswa untuk
keluar dari kelas dan mengamati objek yang ada di lingkungan sekitar; 7) guru
mengadakan evaluasi yang berkaitan dengan materi menulis puisi akhir siklus II
3.1.1.2.2 Pengamatan
Pada
penelitian ini, dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan
mengunakan lembar pengamatan yang telah di buat sesuai dengan tujuan dan
penelitian pengamatan ini di fokuskan ;
1) hasil belajar siswa, yang mencakup rata-rata kelas nilai ≥ 65 sebanyak
minimal 75%, banyaknya siswa yang tuntas belajar persentase tuntas belajar
secara klasikal; 2) aktifitas siswa, yang mencakup keaktifan siswa dalam
pembelajaran, keberanian siswa menajukan pertanyaan, keberanian siswa
mengungkapkan ide (hasil) kerjanya, kerjasama dalam kelompok;
3.1.1.2.3 Refleksi
Data di
himpun kemudian di refleksikan oleh peneliti. Refleksi di lakukan dengan cara
mengukur baik cara kuantitatif maupun kualitatif. Cara pengambilan data secara
kuantitatif dengan melakukan pengamatan terhadap siswa . Data yang di peroleh
di kumpulkan kemudian di simpulkan bagaimana hasil belajar siswa dan bagaimana
hasil pembelajaran guru. Kemudian di refleksikan berupa analisis yang telah di
kerjakan, sebagai berikut : 1) Apakah terjadi peningkatan hasil hasil belajar
siswa setelah di terapkan metode kaerya
wisata; 2) berapakah jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar
siswa setelah di terapkan metode karya wisata ?; 3) sudahkah guru menerapkan
motode pembelajaran karya wisata dalam pembelajaran menulis puisi dengan baik ?
Peneliti
menganalisis semua tindakan pada siklus II,
kemudian melakukan refleksi terhadap tindakan kelas yang telah di
laksanakan. Analisis terhadap
keberhasilan siklus II untuk
menentukan keberhasilan dalam pembelajaran yang telah di laksanakan, seberapa
besar pencapaian hasil belajar siswa.
Akhir
siklus II merupakan batas akhir kegiatan penelitian untuk menentukan
keberhasilan yang di capai selama siklus ini di laksanakan sejak siklus I dan
II.
3.2
Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini akan di laksanakan pada siswa
kls V SD Negeri Tasikaharjo Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban
Semester II Tahun ajaran 2011/2012 Penelitian ini dilakukan di SD Negeri
Tasikharjo, dengan pertimbangan peneliti bekerja di sekolah tersebut. Sehinga
memudahkan mencari data, memiliki peluang waktu yang luas dan subjek penelitian
yang di teliti di kelas sendiri. SD
Negeri Tasikharjo terletak di daerah pedesaan sebelah barat kota Tuban. Dimana kondisi sekolah yang merupakan satu-satunya sekolah di Desa
Tasikharjo ini terdiri dari 6 ruang kelas, dengan sarana dan prasarana yang kurang,
sehingga penggunaan metode karya wisata dan pembelajaran di luar kelas sangat
cocok digunakan di sekolah ini.
3.3
Subyek penelitian
Subyek
penelitian ini akan di laksanakan
pada siswa kelas V di SD Negeri Tasikharjo, sebanyak 26 anak yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 19 anak perempuan. Sedangkan karakteristik siswa dengan
kemampuan heterogen dengan sebagian besar siswa termasuk kelompok sedang.
Berdasarkan
pengamatan yang di lakukan peneliti, dari hasil pembelajaran bahasa Indonesia
di kelas V khususnya pokok bahasan menulis puisi belum mengembirakan semua
pihak.
3.4
Data penelitian
Pada
bagian ini akan di jelaskan tentang jenis data dan sumber data uraian
selengkapnya sebagai berikut:
3.4.1 Jenis data
Pada
bagian ini akan di jelaskan tentang data data kuantitatif dan data
kualitatif urain selengkapnya sebagai
berikut :
3.4.1.1 Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang di
peroleh dari hasil belajar siswa. Data kuantitatif ini berupa tes awal siswa
dalam hasil tes. Pada setiap akhir siklus tindakan. Tes sebagai alat pegumpul data memegang
peranan penting dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini. Dengan mengacu
hasil tes maka langkah kegiatan pembelajaran yang di lakukan dapat di ketahui
keberhasilanya.
3.4.1.2 Data kualitatif
Data
kualitatif adalah data yang di peroleh dari pengamatan pada saat proses
pembelajaran, yaitu mengamati aktivitas belajar siswa. Untuk mengumpulkan data ini
di lakukan oleh pengamat. Data ini berguna untuk merekam pelaksanaan
pembelajaran melalui lembar pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa.
3.4.2 Sumber Data
Sumber data penelitian ini meliputi : (1)
hasil tes awal sebelum mengunakan metode karya wisata, (2) hasil tes pada
siklus I dan II, (3) pengamatan. Sumber data yang di kumpulkan dalam penelitian
ini berupa data utama adalah data guru dan siswa. Sumber data juga berasal dari
study pustaka terhadap nilai buku-buku siswa.
3.5 Teknik pengumpulan data
Untuk
mendapatkan data-data yang di perlukan dalam dalam penelitian. Di gunakan
berupa teknik tes dan non tes. Teknik tes ini
adalah mengunakan tes tertulis membuat puisi melalui observasi objek di
lingkungan sekitar. Sedangkan pengumpulan data teknik nontes adalah melalui
lembar pengamatan, jurnal siswa, jurnal guru, dan dokumentasi uraian selengkapnya
sebagai berikut :
3.5.1 Teknik tes
Teknik
tes ini di lakukan dengan tujuan untuk mengukur (mengetahui) keberhasilan siswa
dalam menguasai materi pelajaran yang telah di ajarkan. Tes dilakukansebanyak 2
kali yaitu pada siklus 1 , dan siklus II yaitu tes tentang menulis puisi.
Setelah
hasil tes siklus I di analisis, hasil analisis tersebut akan di ketahui
kelemahan siswa dalam menulis puisi, yang selanjutnya sebagai dasar untuk
menghadapi tes pada siklus II dapat di ketahui peningkatan ketrampilan menulis
puisi melalui penerapan metode karya wisata
Setelah hasil tes
siklus I di analisis, hasil analisis tersebut akan di ketahui kelemahan siswa
dalam menulis puisi, yang selanjutnya sebagai dasar untuk menghadapi tes pada siklus II. Setelah hasil
tes siklus II dia analisis hasil tes pada siklus II dapat diketahui peningkatan
ketrampilan pembelajaran menulis puisi melalui metode karya wisata
3.5.2 Teknik non tes
Teknik non tes ini
berupa teknik pengamatan, jurnal dan dokumentasi.
Uraian selengkapnya sebagai
berikut :
3.5.2.1 Teknik pengamatan
Teknik
pengamatan di lakukan pada saat proses pembelajaran pengamatan ini di gunakan
untuk memperoleh data aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran khususnya mata
pelajaran bahasa Indonesia pokok bahasan menulis puisi. Aspek yang di amati
dalam pengamatan aktivitas siswa ini adalah: 1) Keaktifan siswa dalam
pembelajaran ; 2) Keberasian siswa dalam mengemukakan pendapat atau tangagapan;
3) Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil karyanya ;4) Kerjasama dalam
bekerja kelompok
3.5.2.2 Teknik
jurnal
Teknik
jurnal dalam penelitian ini ada dua,yaitu jurnal siswa dan jurnal guru, siswa
di minta untuk memberi tanggapan, kesan, kritikan, terhadap pembelajaran
ketrampilan menulis puisi dengan metode pambelajaran karya wisata, yaitu: 1)
kesan terhadap cara mengajar yang di gunakan guru ; 2) kesan terhadap metode
pembelajaran yang di gunakan guru dan 3) kesan terhadap materi menulis puisi.
Dengan demikian akan terungkap kekerangan dan kelebihan pembelajaran yang telah
berlangsung. Hal ini sangat di butuhkan peneliti untuk mengevaluasi dan
merefleksi. Jurnal siswa ini di berikan
pada siswa pada pembelajaran tiap siklus berakhir. Jurnal guru berisi catatan-catatan
mengenai aktifitas siswa dalam pembelajaran, respon siswa, keaktifan siswa serta
fenomena-fenomena yang terjadi selama pembelajaran menulis puisi melalui metode karya wisata.
3.5.2.3 Teknik dokumentasi
Dokumen di gunakan dalam penelitian ini dengan alasan 1)
selalu tersedia dikantor atau di lembaga ;2) dokumen merupakan sumber data yang
stabil; 3) data/informasi yang di gunakan bersifat faktual dan realistis dan
memuat apa adanya tentang hal-hal yang di dokumentasikan ;4) dokumen merupakan
sumber data yang kaya akan dengan keadaan subjek penelitian.
Teknik dokumentasi dalam penelitian
ini bertujuan untuk memperoleh data non tes yang berupa gambar ( foto) yang di
ambil peneliti pada proses pembelajaran siklus I dan siklus II berlangsung.
Yang perlu di jadikan dokumentasi dalam penelitian ini yaitu dari proses
kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir pembelajaran menulis puisi.
3.6 Pengumpulan data
Instrumen
yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu instrument tes dan instrument non
tes. Uraian selengkapnya senbagai berikut:
3.6.1 Instrumen tes
Instruman
yang di gunakan untuk mengumpulkan data dan penelitain ini berupa seperangkat
tes. Bentuk tes yang di gunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis yang
berupa tes uraian. Siswa diminta membuat puisi dengan kata-kata sendiri melalui
observasi. Aspek yang dinilai dalam penilain menulis puisi siswa meliputi isi
gagasan yang di kemukakan, organisai isi, struktur tata bahasa, pilihan kata (
diksi ), ejaan dan tanda baca. Skor penilaian menulis puisi di sajikan.
Pada tabel 1.
Tabel 1:
Tabel skor penilaian menulis puisi
No
|
Aspek yang di nilai
|
Skor maksimal
|
1
|
Isi gagasan yang
di kemukakan
|
30
|
2
|
Organisasi isi
|
25
|
3
|
Struktur bahasa
|
20
|
4
|
Pilihan kata (
diksi )
|
15
|
5
|
Ejaan tanda baca
|
10
|
Jumlah
|
100
|
(Sumber :Rofiudin, dkk 1998/1999 : 273)
Deskripsi
penilaian
1.
Isi gagasan yang di kemukakan
skor 30
21 - 30 Isi
gagasan yang di kemukakan sesuai denagan ouisi yang di buat
11 - 20 Isi
gagasan yang di kemukakan kurang dengan puisi yang di buat
0 - 11 Isi gagasan yang di kemukakan tidak sesuai
dengan puisi yang di buat
2.
Organisasi isi skor 25
18 - 25 Organisasi isi sesuai dengan puisi yang di
buat
9 - 17 Organisasi isi kurang sesuai dengan puisi yang
di buat
0 - 8 Organisasi
isi tidak sesuai dengan puisi yang di
buat
3.
Struktur bahasa
13- 20 Struktur tata bahasa sesuai dengan puisi
yang di buat
7 - 13 Struktur tata bahasa kurang sesuai dengan puisi yang di buat
0 - 6 Struktur
tata bahasa tidak sesuai dengan puisi
yang di buat
4.
Pilihan kata ( diksi ) skor 15
11- 15 Pilihan kata yang di tulis sudah padu dan utuh
6 - 10 Pilihan kata yang di tulis kurang padu dan utuh
0 - 5 Pilihan kata yang di tulis tidak padu dan utuh
5.
Ejaan dan tanda baca skor 10
7 - 10 Ejaan dan tanda baca sudah baik
4 - 6 Ejaan
dan tanda baca kurang baik
0 - 4 Ejaan dan
tanda baca tidak baik
Tabel 2: Tabel katagori penilaian menulis puisi
No
|
Rentang
|
Skor
kategori
|
1
|
85 – 100
|
Sangat baik
|
2
|
70 – 84
|
Baik
|
3
|
55 – 69
|
Kurang
|
4
|
< 55
|
Cukup
|
3.6.2 Instrumen non tes
Instumen non tes yang di gunakan
dalam penelitian ini antara lain 1) pengamatan; 2) jurnal; 3) dokumentasi foto.
Uraian selengkapnya sebagai berikut:
3.6.2.1 Lembar pengamatan
Lembar
pengamatan di gunakan untuk mengamati siswa dalam proses pembelajaran
berlangsung. Aspek yang di amati dalam pengamatan selama mengikuti proses pe mbelajaran
seperti keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan kepada guru, keaktifan
siswa, keberanian siswa mempresentasikan hasil kerjanya.dan kerja sama siswa
dalam bekerja kelompok. Lembar pengamatan siswa dapat di lihat pada tabel 3.
Tabel 3 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
No
|
Nama siswa
|
Aspek pengamatan
|
|
|||
A
|
B
|
C
|
D
|
Setiap
aspek yang muncul mendapatkan skor 1.
Skor
maksimal siswa yang di dapat siswa adalah 4.
|
||
1
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
Keterangan:
A.
Keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan
pada guru
B.
Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil
kerjanya
C.
Keaktifan siswa dalam
pembelajaran
D.
Kerjasama siswa dalam bekerja kelompok
3.6.2.2 Pedoman jurnal
Jurnal
di gunakan dalam rangka untuk mendapatkan data kualitatif , yaitu berupa jurnal
peneliti atau guru dan jurnal siswa yang di peroleh pada akhir pembelajaran .
Jurnal peneliti atau guru berisi mengenai 1) catatan mengenai minat siswa
terhadap pembelajaran menulis puisi; 2) keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran menulis puisi; 3) respon siswa terhadap materi pelajaran; 4)
respon siswa terhadap materi pembelajaran; 4) respon siswa terhadap metode
pembelajaran yang di gunakan; 5) fenomena-fenomena dalam pembelajaran. Jurnal
siswa mengenai 1) kesan siswa terhadap cara mengajar yang di gunakan guru; 2)
kesan siswa terhadap metode pembelajaran yang di gunakan guru; 3) kesan siswa
terhadap menulis puisi. Jurnal tersebut di buat setiap akhir pembelajaran dan
di tulis dalam selembar kertas siswa tinggal mengisinya.
3.6.2.3 Dokumentasi
Dokumentasi yang di gunakan oleh
peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini berupa dokumentasi foto.
Pengambilan data dengan dokumen foto ini di gunakan untuk memperoleh gambaran
secara visual tentang pembelajaran yang di lakukan. Pengunaan dokumentasi
melalui pertimbangan bahwa suatu penelitian memerlukan bukti nyata selain data,
agar penelitian tersebut menjadi penelitaian yang akurat.
Dokumentasi juga memiliki fungsi
untuk menjelaskan keruntutan sebuah puisi penelitian dari awal sampi akhir, sehingga
penelitian tersebut bisa di pertanggung jawabkan. Dokumentasi kegiatan berisi
sejumlah foto aktivitas pembelajaran siswa dari awal sampai akhir yang di
dokumentasikan dalam penelitian ini adalah saat guru memberikan apersepsi
pembelajaran, diskusi kelompok, dan saat siswa mempresentasikan hasil karyanya.
Dalam pengambilan gambar (foto) untuk penelitian ini, peneliti di bantu oleh seorang teman dengan kondisi
siswa maupun peneliti dengan sewajatnya tidak di buat-buat, sehinnga
pengambilan gambar (foto) dapat
terlaksana dengan baik.
3.7 Teknik analisis data
Rumus analisis data di gunakan untuk mengolah data hasil belajar
sebagai berikut:
3.7.1 Menentukan Nilai Akhir Hasil Belajar Siswa
Skor perolehan
Nilai
Akhir = --------------------- X 100
Skor
maksimal
3.7.2
Menentukan rata-rata kelas
Jumlah nilai akhir
Nilai rata-rata =
-------------------------- X 100
Jumlah siswa seluruh
3.7.3 Menentukan persentase Tuntas Belajar Siswa Terhadap Materi
Jumlah
siswa memenuhi KKM
TB (Buntas Belajar) =
-------------------------------------------- X 100
Jumlah siswa seluruhnya
3.7.4 Hasil
Pratindakan Siklus I dan Siklus 2
Untuk melihat hasil perbandingan dari pratindakan ,
siklus 1 dan siklus 2 dapat di lihat pada tabel 4.
Tabel 4 lembar
hasil pratindakan, siklus 1 dan siklus II
No
|
Nama siswa
|
Nilai
|
||
Pratindakan
|
SI
|
SII
|
||
1
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
Jumlah rata-rata
|
|
|
|
|
Persentase
|
|
|
|
Jika
hasil rata-rata siswa antara kondisi awal dengan hasil nilai siklus 1 dan
siklus 2 mengalami perubahan atau semakin meningkat maka dapat di katakan bahwa
dengan penerapan metode karya wisata dalam pembelajaran menulis puisi meningkat
di kelas V SD Negeri Tasikharjo Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban telah meningkat.
3.8 Indikator
keberhasilan
Penelitaian tindakan kelas ini di rencanakan pelaksanaanya dalam 2
siklus tindakan. Metode karya wisata di katakana efektif untuk meningkatkan
hasil pembelajaran bahasa Indonesia tentang menulis puisi, jika:
a.
Hasil belajar siswa
1)
Rata-rata kelas sekurang-
kurangnya 65
2)
Persentase tuntas belajar
klasikal sekurang-kurangnya 75% ( minimal 75% siswa yang memperoleh skor ≥ 65%
)
b.
Aktivitas belajar siswa
klasikal sekurang-kurangnya mencapai ≥ 65%

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Penyajian Data Hasil
Penelitian
Subbab ini akan di jelaskan tentang : 1) data pratindakan, 2) data siklus I 3) data siklus II data selengkapnya sebagai
berikut :
4.1.1
Data pratindakan
Data pratindakan di peroleh dari
dokumentasi yang berupa tes sebelum mengunakan metode karya wisata. Data ini di
gunakan guru sebagai pedoman untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam
menulis puisi. Hasil tes pratindakan siswa diperoleh rata-rata kelas sebesar 55.
Masih banyak siswa yang belum, mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu 65. Pada pratindakan ini belum ada siswa mencapai katagori
baik. Hanya 15 siswa yang mencapai katagori cukup. Sedangkan siswa yang
termasuk katagori kurang ada 11 siswa. Data selengkapnya dapat di lihat pada
tabel 5.
Pada tabel 5 tampak bahwa kemampuan
menulis puisi kelas V SD Negeri Tasikharjo masih rendah terbukti bahwa nilai
rata-rata menulis puisi siswa hanya 55. Rincian data tersebut di jelaskan sebagai berikut. Dari jumlah
keseluruhan 26 siswa, 11 siswa atau 42,3%
termasuk dalam katagori kurang dengan skor 0 – 59. Katagori cukup dengan
skor 60 – 70 di capai oleh 15 siswa atau 57,6%. Katagori baik dengan skor 75-84
dan katagori sangat baik atau dengan skor 85-100 belum ada. Dari tabel ini
terlihat dari 26 siswa yang tuntas belajar ada 4 siswa atau 15% dan yang tidak
tuntas belajar 22 siswa atau 85%
Tabel
5 Hasil Tes siswa Pratindakan
No
|
Katagori
|
Rentang Nilai
|
Frekuensi
|
Bobot Skor
|
Persen
|
Rata-Rata
|
1
|
Sangat baik
|
85 – 100
|
-
|
-
|
0%
|
1430/26
= 55
|
2
|
Baik
|
75 – 84
|
-
|
-
|
0%
|
|
3
|
Cukup
|
60 – 74
|
15
|
742
|
58%
|
|
4
|
Kurang
|
0 -59
|
11
|
680
|
42%
|
|
Jumlah
|
26
|
1430
|
100%
|
|||
Siswa tuntas belajar
|
4
|
|
15%
|
|||
Siswa tidak tuntas belajar
|
22
|
|
85%
|
Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa kemampuan menulis puisi Siswa
kelas V SD Negeri Tasikharjo masih rendah. Rendahnya ketrampilan siswa dalam
menulis puisi ini disebabkan faktor internal yaitu dari siswa sendiri dan
faktor eksternal diantaranya metode pembelajaran yang di gumakan guru kurang
sesuai. Dilihat dari jurnal siswa, minat siswa pada materi menulis puisi ini
juga masih rendah. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa,
peneliti mernerapkan metode karya wisata pada siklus I.
4.1.2 Data Siklus I
Data siklus I terdiri dari hasil tes, pengamatan,
jurnal siswa dan guru . Uraian selengkapnya sebagai berikut :
4.1.2.1 Hasil Tes
Hasil tes pada siklus I, mencapai nilai rata-rata kelas sebesar 68. Masih
banyak siswa yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu
65. Pada siklus I ini diketahui hanya 8 Siswa mencapai katagori baik, dan 18
siswa yang mencapai katagori cukup. Hasil tes siklus I dapat di lihat pada
Tabel 6
Tabel
6 Hasil Tes Siklus I
No
|
Katagori
|
Rentang Nilai
|
Frekuensi
|
Bobot Skor
|
Persen
|
Rata-Rata
|
1
|
Sangat baik
|
85 – 100
|
-
|
-
|
0%
|
1783/26
= 68
|
2
|
Baik
|
75 – 84
|
8
|
600
|
32%
|
|
3
|
Cukup
|
60 – 74
|
18
|
1183
|
69%
|
|
4
|
Kurang
|
0 -59
|
-
|
-
|
|
|
Jumlah
|
26
|
1783
|
100%
|
|||
Siswa tuntas belajar
|
23
|
-
|
88%
|
|||
Siswa tidak tuntas belajar
|
3
|
-
|
12%
|
Pada tabel 6 dapat di lihat bahwa
katagori kurang dengan rentang 0-59 sudah tidak ada, katagori cukup dengan
rentang nilai 60-74 hanya 18 siswa atau 69% katagori baik dengan rentang nilai
75-84 mecapai 8 siswa atau 32%. Katagori sangat baik dengan rentang nilai
85-100 belum bisa di capai oleh siswa .
Berdasarkan hasil tes yang yelah di laksanakan bahwa nilai rata-rata pada
siklus I mencapai 68. Dari tabel 6 terlihat bahwa siswa yamng tuntas belajar
mencapai 23 siswa atau 88% sedangkan siswa yang belum tuntas 3 siswa atau 12% Hasil tersebut jika di bandingkan dengan hasil penelitian pratindakan,
tampak ada peningkatan. Peningkatan tersebut belum bisa mencapai katagori baik
menjadi sangat baik. Karena itu masih perlu di lanjutkan lagi ke siklus II.
4.1.2.2 Pengamatan
Pengamatan di lakukan pada saat
proses belajar mengajar berlangsung. Pada saat proses pembelajaran ini siswa
mengerjakan LKS. Secara berkelompok . Pengamatan siswa meliputi aspek : 1)
keberanian siswa mengajukan pertanyaan kepada guru, 2) keberanian siswa dalam
mempresentasikan hasil kerjanya, 3) keaktifan siswa, 4) kerja sama siswa dalam
kelompok, data selengkapnya dapat di lihat pada tabel 7.
Tabel
7 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
No
|
Aspek yang dinilai
|
Jumlah siswa
|
1
|
Keberanian
siswa dalam mengajukan pertanyaan
|
19
|
2
|
Keberanian
siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya
|
9
|
3
|
Keaktifan
siswa dalam pembelajaran
|
20
|
4
|
Kerja
sama siswa dalam bekerja kelompok
|
17
|
Pada tabel 7 terlihat bahwa berdasarkan
aspek yang di amati. Perilaku keberanian
siswa mengajukan pertanyaankepada guru mengenai menulis puisi dari 26 siswa
terdapat 19 siswa.. Mereka berani menanyakan materi yang masih belum di pahami
sementara itu, keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya hanya 9
siswa dan 20 siswa yang aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Pada
aspek kerja sama siswa dalam bekerja kelompok 17 siswa, mereka
bersemangat mengerjakan LKS dalam kelompok. Berdasarkan hasil tabel 7 dapat
diketahui bagaimana dan seberapa besar keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran puisi.
4.1.2.3 Jurnal
Jurnal ini terdiri dari jurnal siswa
dan jurnal guru. Uraian selengkapnya sebagai berikut :
4.1.2.3.1 Jurnal
siswa
Menurut hasil jurnal yang di buat oleh siswa, pada umumnya ketahui dari aspek-aspek jurnal yang di isi
oleh siswa. Jurnal siswa memuat ungkapan perasaan siswa yang ada kaitanya
dengan : 1) materi yang di sampikan; 2) respon siswa dalam, mengikuti
pembelajaran; 3) kemudahan dan kesulitan menulis puisi; 4) gaya
guru mengajar.
Materi yang di sampaikan mengenai puisi
dengan mengunakan metode karya wisata tidak membosankan dan siswa lebih aktif
di bandingkan dengan mengunakan materi sebelumnya. Siswa dalam menerima
penjelasan guru lebih memperhatikan meskipun masih ada yang masih bicara sendiri
dengan temanya. Jurnal siswa tentang kemudahan dan kesulitan dalam menulis
puisi yaitu pemilihan kata, mencari inspirasi dan pengunaaan bahasa kiasan
dalam puisi yang di karangnya . Adapun gaya guru dalam mengajar secara umum
siswa mengatakan guru lebih semangat dibandingkan dengan pembelajaran biasanya.
Namun terkadang guru dalam menerangkan terlalu cepat, kadang siswa meminta
untuk mengulangi lagi penjelasanya. Data selengkapnya dapat di lihat pada tabel
8.
Tabel 8 Hasil
Jurnal Siswa Siklus I
No
|
Aspek Yang Diamati
|
Siklus I
|
|||
Menarik
|
%
|
Tidak menarik
|
%
|
||
1.
|
Kesan siswa terhadap cara mengajar yang di gunakan guru
|
20
|
7,7%
|
6
|
23%
|
2.
|
Kesan siswa terhadap model pembelajaran yang di gunakan guru
|
20
|
7,7%
|
6
|
23%
|
3.
|
Kesan siswa terhdap materi
|
20
|
7,7%
|
6
|
23%
|
Pada tabel 8, terlihat bahwa dari 3
aspek yang di amati kesan siswa terhadap cara mengajar yang di gunakan yang
merasa tertarik ada 20 siswa 7,7% Kesan siswa terhadap model pembelajaran yang
di gunakan guru yang merasa tertarik ada 20 siswa. Kesan siswa terhadap materi
yang merasa tertarik ada 20 siswa.
4.1.2.3.2
Jurnal guru
Untuk deskripsi hasil jurnal guru pada siklus I sebagai berikut:
1)
Minat
siswa terhadap pembelajaran menulis puisi sudah cukup baik, siswa terlihat
cukup memperhatikan penjelasan guru pada awal kegiatan pembelajaran dan siswa
terlihat antusias dan serius dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2)
Respon
siswa terhadap materi pembelajaran. Siswa cukup senang menerima materi menulis
puisi. Hal ini dapat di buktikan dari keseriusan siswa dalam menjawab
pertanyaan seputar puisi yang di berikan oleh guru, selain itu siswa juga
serius dalam berdiskusi secara berkelompok.
3)
Respon
siswa terhadap metode pembelajaran yang di gunakan. Respon siswa terhadap motode
pembelajaran cukup baik. Siswa cukup baik dalam mengerjakan menulis puisi.
Meskipun ada beberapa siswa yang kurang serius dan kadang mengangu temanya.
4)
Keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran dalam menulis puisi. Sebagian siswa dalam
setiap kelompok terlihat aktif dan serius dalam kegiatan pembelajaran secara
berkelompok. Namun ada beberapa siswa yang tidak aktif dalam pembuatan menulis
puisi. Tingkah laku siswa di luar kelas saat menulis puisi cukup baik.
5)
Fenomena-fenomena
selama pembelajaran guru masih menjumpai siswa yang dalam mengerjakan LKS secara
berkelompok kurang serius dan pasif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa masih
terlihat ragu-ragu dalam menulis puisi.
4.1.3
Data Siklus II
Data siklus II terdiri dari hasi
tes, pengamatan, jurnal siswa dan jurnal guru. Uraian selengkapnya sebagai
berikut :
4.1.3.1 Hasil Tes
Hasil tes pada siklus II, mencapai
nilai rata-rata kelas sebesar 71. Setelah diadakan siklus I ini sebagian besar
siswa sudah melebihi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Diketahui bahwa ada 14 siswa atau sebesar 53,8% yang mencapai
katagori baik. Dan katagori cukup dicapai oleh 6 siswa atau sebesar 46,1%.
Dalam siklus II ini tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang. Hasil tes II
dapat di lihat pada tabel 9.
Tabel
9 Hasil Tes Siklus II
No
|
Katagori
|
Rentang Nilai
|
Frekuensi
|
Bobot Skor
|
Persen
|
Rata-Rata
|
1
|
Sangat baik
|
85 – 100
|
-
|
|
0%
|
1857/26
= 71
|
2
|
Baik
|
75 – 84
|
14
|
1056
|
54%
|
|
3
|
Cukup
|
60 – 74
|
12
|
801
|
46%
|
|
4
|
Kurang
|
0 -59
|
-
|
-
|
-
|
|
Jumlah
|
26
|
1857
|
100%
|
|||
Siswa tuntas belajar
|
25
|
-
|
96%
|
|||
Siswa tidak tuntas belajar
|
1
|
-
|
4%
|
Dari tabel 9 dapat di lihat bahwa katagori kurang dengan rentang 0 – 59
sudah tidak ada kategori cukup dengan rentang nilai 60 – 74 hanya 12 siswa atau 54%, katagori baik dengan rentang
nilai 75- 84 mencapai 14 siswa atau 46% , namun katagori sangat baik dengan
rentang nilai 85-100 masih belum di capai oleh siswa. Persentase tuntas belajar
siswa mencapai 96%. Dan yang tidak tuntas belajar semakin kecil yaitu jumlah
nya 4%.
4.1.3.2
Pengamatan
Pengamatan di lakukan pada saat proses
belajar mengajar berlangsung. Pengamatan di lakukan selama penelitian ini
berlangsung dan di fokuskan pada proses menulis puisi dengan menerapkan metode
karya wisata. Dari hasil pengamatan sebagian besar siswa sudah baik, artinya
melakukan kegiatan menulis sesuai petujuk dan penuh perhatian. Hal ini terlihat
dari siswa yang merasa senang, aktif mengajukan pertanyaan kepada guru dan
memiliki keberanian mempresentasikan hasil kerjanya. Hasil pengamatan siklus
ini dapat di lihat pada tabel 10.
Tabel
10 Hasil Pengamatan Siklus II
No
|
Aspek yang di amati
|
Jumlah siswa
|
1)
|
Keberanian siswa dalam mengajukan
pertanyaan kepada guru
|
23
|
2)
|
Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil
kerjanya
|
13
|
3)
|
Keaktifan siswa dalam pembelajaran
|
21
|
4)
|
Kerjasama siswa dalam bekerja kelompok
|
19
|
Pada tabel 10 terlihat bahwa aktivitas siswa yang
relavan dengan pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan di bandingkan pada
siklus I. Berdasarkan aspek yang di amati keberanian siswa mengajukan
pertanyaan kepada guru mengenai menulis puisi,dari 26 siswa meningkat menjadi
23 siswa. Mereka berani menanyakan meteri yang masih belum di pahami, sementara
itu, keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya terdapat 13 siswa.
Mereka berani mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Sedangkan yang aktif
selama proses pembelajaran berlangsung meningkat menjadi 21 siswa, pada aspek
kerjasama siswa dalam kerja kelompok terdapat 19 siswa. Mereka bersemangat dalam mengerjakan LKS dalam kelompok. Berdasarkan hasil dari tabel
10 dapat di ketahui bagaimana dan seberapa besar keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menulis puisi.
4.1.3.3 Jurnal
Jurnal ini terdiri
dari jurnal siswa dan jurnal guru. Uraian selengkapnya sebagai berikut :
4.1.3.3.1 Jurnal
siswa
Dari 26 siswa, secara keseluruhan
menyatakan tertarik dan senang terhadap
pembelajaran menulis puisi dengan mengunakan metode pembelajaran karya wisata.
Alasanya suasana pembelajaran lebih menyenangkan, tidak membosankan, siswa
dapat berinteraksi dengan teman lain serta dapat bekerja sama dalam kelompok.
Data selengkapnya dapat bekerja sama dalam kelompok. Data selengkapnya dapat tabel
11.
Tabel
11 Hasil Jurnal Siswa Siklus II
No
|
Aspek yang di amati
|
Siklus II
|
|||
Menarik
|
%
|
Tidak menarik
|
%
|
||
1.
|
Kesan siswa terhadap cara mengajar yang
di gunakan guru
|
22
|
85%
|
4
|
23%
|
2.
|
Kesan siswa terhadap motode pembelajaran
yang di gunakan guru
|
26
|
100%
|
0
|
0%
|
3.
|
Kesan siswa terhadap materi
|
23
|
88%
|
3
|
11%
|
Berdasarkan
tabel 11 terlihat bahwa dari 3 aspek yang di amati mengalami peningkatan. Kesan
siswa terhadap cara mengajar yang di gunakan guru yang merasa tertarik
meningkat menjadi 20 siswa. Kesan siswa terhadap metode pembelajaran yang di gunakan
guru yang merasa tertarik menjadi 26 siswa. Kesan siswa terhadap materi yang
merasa tertarik menjadi 23 siswa. Oleh karena itu, dapat di katakan bahwa
ketertarikan siswa dalam mengikuti kesan
siswa terhadap pembelajaran siklus II.
4.3.3.2 Jurnal guru
Untuk deskripsi jurnal guru pada siklus II
ini sebagai berikut:
1)
Minat
siswa terhadap pembelajaran menulis
puisi sudah sangat baik. Siswa terlihat memperhatikan penjelasan guru diawal
kegitan pembelajaran dan siswa terlihat antusias dan serius dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
2)
Respon
siswa terhadap materi pembelajaran. Siswa senang menerima materi menulis puisi.
Hal ini dapat di buktikan dari keseriusan siswa dalam pertanyaan seputar puisi
yang di berikan oleh guru. Selain itu siswa juga serius dalam diskusi kelompok
mengerjakan LKS yang di berikan guru.
3)
Respon
siswa terhadap motode pembelajaran yang di gunakan. Respon siswa terhadap
motode pembelajan sudah sangat baik. Siswa baik dalam mengerjakan menulis.
Meskipun ada beberapa siswa yang kurang serius dan kadang mengangu temanya.
4)
Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
dalam menulis puisi , sebagian siswa dalam setiap kelompok terlihat aktif dan
serius dalam kegiatan pembelajaran. Namun ada beberapa siswa yang tidak aktif
dalam pembuatan puisi cukup baik.
5)
Fenomena-fenomena
selama pembelajaran guru masih sedikit menjumpai siswa kurang serius dan pasif
dalam mengikuti pembelajaran. Siswa terlihat masih ragu-ragu dalam menulis
puisi.
4.2
Hasil penelitian
Subbab ini akan di jelaskan tentang : 1) hasil tes pratindakan, siklus I dan
siklus II; 2) hasil jurnal siswa pada siklus I dan siklus II; 4) hasil
pengamatan pada siklus I dan siklus II Uraian selengkapnya sebagai berikut:
4.2.1 Hasil Tes Pratindakan, Siklus I dan
Siklus II
Hasil tes pratindakan ini adalah
hasil proses pembelajaran menulis yang belum di sertai tindakan
pembelajarandengan mengunakan metode pembelajaran karya wisata. Hasil tes
pratindakan ini di lakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas V SD
Negeri Tasikharjo dalam menulis puisi.
Tahap siklus I merupakan tindak
lanjut awal dalam menyelesaikan masalah yaitu rendahnya menulis puisi dengan
menerapkan metode pembelajaran karya wisata. Pada siklus I sudah ada
peningkatan di bandingkan dengan pratindakan. Peningkatan tersebut belum bisa
mencapai katagori baik menjadi sangat baik. Oleh karena itu masih perlu di
lanjutkan lagi pada siklus II.
Siklus II merupakantindak lanjut
dari siklus I. Sklus ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis puisi agar hasilnya lebih meningkat lagi. Pada siklus ini
siswa melakukan tes formatif yaitu menulis puisi dengan observasi di lingkungan
sekitar. Hasil tes pratindakan, sikllus I dan siklus II dapat dilihat pada
tabel 12.
Tabel 12 Hasil tes
pratindakan, siklus I dan siklus II
No
|
Keterangan
|
Pratindakan
|
SI
|
SII
|
1
|
Rata-rata kelas
|
55
|
68
|
71
|
2
|
Siswa tuntas belajar
|
4
|
23
|
25
|
3
|
Siswa tidak tuntas belajar
|
22
|
3
|
1
|
4
|
Presentase tuntas belajar
|
15%
|
88%
|
96%
|
5
|
Presentase tidak tuntas
belajar
|
85%
|
12%
|
4%
|
Pada tabel 12 terlihat bahwa
rata-rata kelas pada pratindakan 55, siklus I 68, dan siklus II 71. Hal ini
menunjukkan rata-rata kelas mengalami peningkatan, yaitu dari pratindakank
siklus I meningkat menjadi 68, dari siklus I ke siklus II meningkat menjadi 71.
Siswa yang mengalami ketuntasan belajar juga semakin meningkat. Hal ini
terlihat bahwa pratindakan terdapat 4 siswa atau 15% siklus I diperoleh 23
siswa atau 88% siklus II sebesar 25 atau 96% Sedangkan siswa yang belum tuntas
belajar semakin kecil, yaitu dari prantindakan sebanyak 22 siswa atau 85% pada
siklus I ada 3 siswa atau 12%. Siklus II menjadi 1
siswa atau 4%.
4.2.2 Hasil non tes
Dalam hasil non tes terdiri atas
hasil pengamatan siswa, dan hasil jurnal siswa pada siklus I dan siklus II.
Uraian selengkapnya sebagai berikut.
4.2.2.1 Hasil pengamatan siklus I dan siklus II
Hasil pengamatan terhadap sikap
siswa selama proses pembelajaran meliputi aspek sebagai berikut: 1) keberanian
siswa mengajukan pertanyaan kepada guru; 2) keberanian siswa
dalammempresentasikan hasil kerjanya; 3) keaktifan siswa dalam pembelajaran; 4)
kerja sama dalam kerja kelompok.
Pada tiap siklus proses pambelajaran
dari awal sampai akhir, siswa kelihatan antusias dan mulai mendalami tentang
materi yang di sampaikan . Dibuktikan banyak siswa yang bertanya dan mereka
ingin mengetahui lebih lanjut agar
benar-benar paham. Praktik dalam penulisan puisi dengan metode karya wisata ini
siswa lebih bersemangat dalam melaksanakan dan menuangkan hasilnya berupa
puisi. Pada setiap siklus sebagian siswa juga menunjukkan sikap lebih aktif dan
kreatif, mereka memiliki keberanian lebih tinggi untuk mempresentasikan hasil
karyanya. Hasil pengamatan siswa pada siklus I dan siklus dapat di lihat pada
tabel 13.
Tabel 13 Hasil Pengamatan Siswa Pada Siklus I dan Siklus II
No.
|
Aspek yang di amati
|
SI
|
SII
|
1
|
Keberanian siiwa dalam mengajukan
pertanyaan kepada guru
|
19
|
23
|
2
|
Keberanian siswa dalam mempresentasikan
hasil kerjanya
|
9
|
15
|
3
|
Keaktifan siswa dalam pembelajaran
|
20
|
21
|
4
|
Kerjasama siswa dalam bekerja kelompok
|
17
|
19
|
Pada
tabel 13 terlihat bahwa pada siklus I dan siklus II hasil pengamatan siswa
meningkat. Pada siklus I ada 19 siswa memiliki keberanian dalam mengajukan
pertanyaan kepada guru. Pada siklus II aspek ini meningkat ,menjadi 23 siswa.
Siswa yang memiliki keberanian mempresentasikan hasil kerjanya pada siklus I
terdapat 9 siswa, siklus II meningka menjadi 15 siswa. Siswa yang aktif dalam
pembelajaran mengalami peningkatan tiap siklusnya. Pada siklus I ada 20 siswa
siklus II menjadi 21 siswa. Sedangkan dari aspek kerja sama siswa dalam
melaksanakan kerja kelompok, siswa yang aktif dalam kelompok pada siklus I ada
17 siswa. Pada siklus II meningkat menjadi 19 siswa.
4.2.2.2 Hasil Jurnal Siswa Siklus I dan II
Jurnal siswa memuat ungkapan perasaan siswa yang ada kaitanya
dengan : 1) materi yang di sampaikan; 2) respon siswa dalam mengikuti
pelajaran; 3) kemuadahan dan kesulitan dalam menulis puisi; 4) gaya guru
mengajar.
Materi yang di sampaikan mengenai
puisi dengan menerapkan metode karya wisata tidak membosankan dan siswa
bekerjasama. Siswa merasa tertarik dalam menerima penjelasan guru dan lebih
memperhatikan meskipun masih ada yang berbicara sendiri dengan temanya. Jurnal
siswa tentang kemudahan dan kesulitan dalam menulis puisi adalah pemilihan
kata, mencari inspirasi untuk
mengerjakan. Gaya guru dalam mengajar, secara umum siswa mengatakan guru lebih
semangat lagi di bandingkan dengan pembelajaran biasanya. Namun guru dalam
menerangkan terlalu cepat , kadang siswa sampai meminta untuk mengulangi lagi
penjelasanya.
Pada setiap siklus siswa merasa
senang dengan materi yang di berikan. Siswa merasa sangat tertarik dengan dengan
teknik pembelajaran metode karya wisata karna siswa dapat mengamati lingkungan di
sekitar sehingga mereka tidak merasa jenuh dengan pembelajaran di dalam kelas.
Di samping itu siswa merasa lebih mudah memecahkan masalah dalam menulis puisi.
Gaya guru dalam mengajarpun lebih semangat untuk memperhatikan dan
mempratikkanya secara langsung. Siswa di latih menyelesaikan tugas secara
individu maupun bersama-sama dan dapat bertukar pendapat satu sama lain.
Disamping itu siswa lebih mudah memilih tema, maupun kata-kata yang di tuangkan
dalam penulisan hasil puisi. Hasil jurnal pada siklis I dan II dapat di lihat
pada tabel 14.
Tabel
14 Hasil Jurnal Siswa Pada Siklus I dan II
No.
|
Aspek yag di amati
|
SI
|
SII
|
||
M
|
TM
|
M
|
TM
|
||
1.
|
Kesan siswa terhadap cara mengajar yang
di gunakan guru
|
20
|
6
|
22
|
4
|
2.
|
Kesan siswa terhadap metode pembelajaran
yang di gunakan guru
|
20
|
6
|
26
|
0
|
3.
|
Kesan siswa terhadap materi
|
20
|
6
|
23
|
3
|
Pada tabel 14 dapat di lihat bahwa
pada siklus I dan II yang merasa tertarik terhadap pembelajaran menulis puosi
yang mengunakan metode Karya wisata
mengalami peningkatan setiap siklusnya. Hal ni terlihat bahwa siklus I dari 26
siswa yang tertarik dengan cara mengajar yang di gunakan guru dalam
pembelajaran menulis puisi, ada 20 siswa. Pada siklus II dari 26 siswa yang
tertarik meningkat menjadi 20 siswa. Siswa yang tertarik terhadap metode
pembelajaran yang di gunakan guru pada siklus I ada 20 siswa.
Siswa yang tertarik terhadap
materi menulis puisi pada siklus I ada 20 siswa dan siklus II ada 23 siswa. Dan
tabel 13 juga terlihat bahwa jumlah yang tidak tertarik pada proses
pembelajaran menulis semakin mengecil. Hal ini terlihat pada tiap siklus
mengalami penurunan jumlah.
4.3 Pembahasan
Sub bab ini akan di jelaskan
tentang : 1) pemaknaan temuan penelitian, 2) Implikasi hasil penelitian. Uraian
selengkapnya sebagai berikut.
4.3.1 Pemaknaan temuan penelitian
Data awal pada pratindakkan menunjukkan
bahwa sebagian besar kemampuan siswa menulis puisi masih rendah. Masalah
tersebut di kuatkan dengan hasil tes pratindakan rata-rata nilai di bawah KKM
yaitu 65.
Melihat keadaan tersebut,
peneliti mencoba mengatasinya dengan metode karya wisata. Dengan tekhnik model
pembelajaran ini suasana proses pembelajaran proses pembelajaran pada siklus I
tampak lebih semangat di bandingkan dengan kondisi awal dan hasilnya pun
menunjukkan adanya peningkatan. Dengan mencermati hasil penelitian pada siklus
I tersebut peneliti menganggap masih perlu rancangan pembelajaran yang
dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi pada tahap
siklus I. Pada siklus peneliti lebih meningkatkan lagi dengan teknik metode
karya wisata. Dalam proses pembelajaran siklus II kelihatan tambah hidup dan
semangat terbukti hasil siklus II lebih meningkat. Hasil penelitian pada siklus
I dan II diketahui bahwa siswa dalam pembelajaran menulis puisi masih mengalami
kesulitan untuk menentukan tema, pemilihan judulnya, mengunakan kata-kata yang
tepat, serta mengalami kebosanan. Kesulitan tersebut,diatasi dengan menerapkan
metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Metode pembelajaran karya
wisata membantu siswa meningkatkan kinerja siswa dalam menyelesaikan
tugas-tugas akademik, membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit dan
mampu memotivasi siswa untuk kreatif dan aktif dalam pembelajaran.
Melalui penerapan metode karya
wisata ini siswa merasa lebih tertarik dalam menulis puisi. Puisi bahkan dari
hasil wawancara tersebut siswa ingin pembelajaran seperti itu dilaksanakan
lagi. Berdasarkan hasil yang demikian peneliti merasa tidak perlu melanjutkan
tindakan selanjutnya karena hasilnya sudah menunjukkan peningkatan yang cukup
segnifikan.
Penjelasan tersebut
menunjukkan bahwa salah satu metode pembelajaran yang secara teoritis maupun
praktis dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SD Negeri Tasikharjo,
Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban dalam menulis puisi dengan menerapkan metode karya
wisata. Metode karya wisata merupakan pilihan efektif juga jika di gunakan dalam pembelajaran
menulis puisi. Penerapan metode karya wisata yang dilaksanakan dalam penelitian
tindakan kelas ini telah mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
puisi. Keuletan dan ketekunan guru juga berperan dalam memecahkan masalah siswa
yang kurang berminat terhadap materi menulis puisi. Dengan penerapan metode
karya wisata ini guru dapat mengajar dengan suasana yang lebih menarik dan
menyenangkan bagi siswa.
4.3.2 Implikasi hasil penelitian
Hasil penelitian yang telah di
lakukan mengidentifikasi bahwa penerapan metode karya wisata dapat membantu
siswa meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa. Berdasarkan hasil pembelajaran
mengunakan metode karya wisata yang telah di lakukan oleh peneliti tersebut,
dapat di terapkan dengan baik untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam
pembelajaran menulis puisi.
Hasil penelitian pada siklus I
dan II dengan tingkat keberhasilan hasil belajar yang meningkat, telah
membuktikan bahwa penerapan sangat baik dan di terapkan pada pembelajaran bahasa
Indonesia, khususnya pada materi menulis puisi. Penerapan metode karya wisata
ini juga dapat di aplikasikan pada
materi pokok lain yang relavan, di mana siswa membutuhkan suasana pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan, penelitian tindakan kelas ini dapat di simpulkan
sebagai berikut.
Ketrampilan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri
Tasikharjo Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. Setelah mengikuti pembelajaran
menulis puisi dengan mengunakan metode karya wisata mengalami peningkatan.
Hasil análisis data dari hasil pratindakan, siklus I dan siklus II terus
mengalami peningkatan. Hasil pratindakan di peroleh nilai rata-rata kelasnya
adalah 55. Rata-rata ini masuk dalam katagori cukup namun belum mencapai KKM,
yaitu 65. Hasil tes siklus I nilai rata-rata kelasnya mencapai 68 dan termasuk
dalam katagori cukup. Kemudian siklus II memperoleh nilai rata-rata kelas 71
dan termasuk dalam katagori baik.
5.2
SARAN
Berdasarkan hasil
penelitian dan simpulan tersebut, saran yang di kemukakan melalui hasil
penelitian ini sebagai berikut.
1)
Para
guru bahasa Indonesia mengunakan metode
karya wisata dalam pembelajaran menulis puisi karena banyak memiliki
keunggulan. Keunggulan itu antara lain: Siswa belajar sendiri dengan lebih
kreatif dan aktif sehingga tidak membosankan siswa lebih bisa berkonsentrasi
dan melatih siswa dalam menulis puisi dengan penuh penjiwaan
2)
Para
peneliti hendaknya dapat melakukan penelitian lanjutan dari penelitian ini
dengan aspek yang lain, untuk mengembangkan ilmu bahasa Indonesia khususnya
ketrampilan menulis puisi dan meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Indonesia.
Comments
Post a Comment