Skip to main content

Contoh Penelitian Tindakan Kelas PAI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
                Agama merupakan kebutuhan dasar setiap manusia karena merupakan naluri yang terdalam dari setiap insan. Karenanyalah dalam kehidupan sehari-hari, khususnya seorang siswa seharusnya dibelakali pemahaman agama islam yang kokoh agar hidupnya terarah dengan baik. Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan hingga mengimani ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan.
                 Pendidikan agama Islam adalah salah satu bidang studi yang menjembatani setiap muslim untuk memperdalam ilmu-ilmu agama, sehingga dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah. Dalam dunia nyata sekarang ini, banyak umat muslim mengaku dirinya muslim tetapi masih mengagung-agungkan benda-benda atau sesuatu yang diyakini memiliki kekuatan lebih. Sesuatu yang memiliki kekuatan lebih itu dapat berupa benda-benda mati seperti, keris, batu, matahari, makam, dan lain-lain. Benda-benda hidup yang diyakini memiliki kekuatan lebih dapat berupa, Pohon-pohon besar, jin, bahkan kyai sekalipun.  Jika hal tersebut dibiarkan, maka keimanan umat muslim akan terkontaminasi dengan tindakan-tindakan yang dilarang oleh agama yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi musyrik. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah.
(#ÿräsƒªB$# öNèdu$t6ômr& öNßguZ»t6÷dâur $\/$t/ör& `ÏiB Âcrߊ «!$#
Artinya: ”Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah”.(Q.S. At Taubah:31)
                Untuk itu, sebagai seorang guru agama memiliki kewajiban untuk mendidik anak supaya memahami hal-hal yang dilarang oleh Allah, sehingga dapat menghindarkan diri dari tindakan-tindakan yang dilarang oleh agama dan lebih meningkatkan keimanan dan keislamannya, yang pada akhirnya dapat menjunjung tinggi nilai-nilai agama islam.
                 Hal itu juga harus dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa (Kurikulum PAI, 3: 2002). Karena Islam sesungguhnya adalah rahmat bgi alam semesta, seperti yang difirmankan oleh Allah SWT.
!$tBur š»oYù=yör& žwÎ) ZptHôqy šúüÏJn=»yèù=Ïj9 ÇÊÉÐÈ  
Artinya: “ Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (Q.S. Al Anbiya’:107)
               Pendidikan Agama Islam yang hakikatnya merupakan sebuah proses itu, dalam perkembangannya juga dimaksudkan sebagai tumpuan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah maupun di luar sekolah secara informal.  Bahan pelajaran agama tidak diragukan lagi mengandung nilai-nilai bagi pembentukan pribadi muslim tetapi kalau diberikan dengan cara yang kurang wajar misalnya anak disuruh menghafal secara mekanis apa  yang disampaikan oleh guru atau yang terdapat di dalam buku-buku pelajaran, tidak mustahil akan timbul pada diri anak, murid merasa tidak senang dengan guru agamanya.
   Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumberdaya manusia yang bermakna, sangat penting bagi pembangunan nasional. Bahkan dapat dikatakan masa depan bangsa bergantung pada keberadaan pendidikan yang berkualitas yang berlangsung di masa kini. Pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul dari sekolah yang berkualitas. Oleh sebab itu, upaya peningkatan kualitas sekolah merupakan titik sentral upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas demi terciptanya tenaga kerja yang berkualitas pula. Dengan kata lain upaya peningkatan kualitas sekolah adalah merupakan tindakan yang tidak pernah terhenti, kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun.
 Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan.
             Metode pembelajaran sangat berperan penting untuk dapat merubah suasana dan memberikan inovasi baru yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar sehingga kemampuan atau daya serap yang dimiliki oleh siswa dapat bertahan lama karena proses pembelajaran lebih berkesan dan tidak mudah dilupakan oleh siswa.     
            Di SDN …….., Pemahaman siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam Tentang perilaku terpuji masih sangat rendah. Hal tersebut di sebabkan karena penerapan metode dalam pembelajaran kurang sesuai dengan materi yang disampaikan serta tidak melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran.
           Data tentang rendahnya pemahaman siswa ditunjukkan dengan perolehan nilai tes di akhir pembelajaran. Siswa yang memperoleh nilai di atas 70 atau memenuhi kriteria ketuntasan minimal hanya 12 anak, dari jumlah total siswa kelas 3 SDN ………., yaitu 34 anak. Penerapan metode yang tidak melibatkan siswa aktif dapat berpengaruh terhadap rendahnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Untuk itu, metode permainan putar angka dapat dijadikan salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman siswa, karena metode permainan putar angka melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dan menjadikan suasana pembelajaran menyenangkan.
            Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengajukan judul :“Meningkatkan Pemahaman Pendidikan Agama Islam pada Pokok Bahasan Perilaku Terpuji melalui Metode Permainan Putar Angka pada Siswa Kelas III SDN ………. Kecamatan ………. Kabupaten …….. Tahun Pelajaran 2010/2011”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
  1. Bagaimanakah peningkatan pemahaman Pendidikan Agama Islam pada Pokok Bahasan Perilaku Terpuji dengan diterapkannya metode permainan putar angka Pada Siswa Kelas III SDN ….. Kecamatan ………. Kabupaten ………Tahun Pelajaran 2010/2011?
  2. Bagaimanakah pengaruh metode permainan putar angka terhadap pemahaman Pendidikan Agama Islam pada Pokok Bahasan Perilaku Terpuji Pada Siswa Kelas III SDN ……. Kecamatan …….. Kabupaten ……….Tahun Pelajaran 2010/2011?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
  1. Ingin mengetahui peningkatan pemahaman Pendidikan Agama Islam pada Pokok Bahasan Perilaku Terpuji Pada Siswa Kelas III SDN ……. Kecamatan ….. Kabupaten …….. Tahun Pelajaran 2010/2011 setelah diterapkannya metode permainan putar angka.
  2. Ingin mengetahui pengaruh metode permainan putar angka terhadap pemahaman Pendidikan Agama Islam pada Pokok Bahasan Perilaku Terpuji Pada Siswa Kelas III SDN ……. Kecamatan …….. Kabupaten ….. Tahun Pelajaran 2010/2011.



D. Manfaat Penelitian
             Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu:
1.      Bagi guru
             Dengan adanya penelitian ini diharapkan seorang guru dapat menerapkan penggunaan metode pada saat mengajar yang disesuaikan dengan karakteristik siswa.
2.      Bagi siswa
             Dengan penggunaan metode permainan putar angka, siswa diharapkan dapat meningkatkan pemahamanya terhadap materi yang disampaikan, karena siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran.
3.      Bagi Lembaga
             Penerapan metode permainan putar angka diharapkan akan menjadi salah satu langkah strategis dalam pengembangan pembelajaran PAI, sehingga dapat memperoleh hasil yang memuaskan.









BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.   Pembelajaran PAI
    1. Pengertian PAI
               Menurut Tadjab, Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah proses dan usaha serta cara membimbing ajaran-ajaran agama Islam agar menjadi panutan dan pandangan hidup bagi seseorang. Sedangkan menurut Roem Rowi mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah merupakan suatu proses membina seluruh potensi manusia sebagai makhluk yang beriman, berpikir dan berkarya untuk kemaslahatan diri dan lingkungannya. Sedangkan Zuhairi, Abdul Ghafur dan Slamet mengartikan sebagai usaha-usaha sistematis dan praktis dalam membantu siswa agar dapat hidup sesuai dengan ajaran Islam.
                Jadi Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan bagian yang harus diperhatikan artinya Pendidikan Agama Islam (PAI) akan mampu mengarahkan dan membimbing ke jalan yang lurus yang diridhoi oleh Allah SWT. Sehingga pendidikan agama akan tetap menjadi ruh yang menjiwai kecerdasan anak yang mampu memperkokoh nilai-nilai religius serta menjadi fondasi bagi peserta didik menuju kedewasaan

2. Ruang Lingkup
                   Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.
                Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
                Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah :
a.      Pengajaran keimanan
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.
b.      Pengajaran akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik.
c.       Pengajaran ibadah
Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.


d.      Pengajaran fiqih
Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil syar’i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
e.       Pengajaran Al-Quran
Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
f.        Pengajaran sejarah Islam
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.

3. Pokok Bahasan Perilaku Terpuji (Bekerja Keras)
a. Pengertian
                  Pokok bahasan perilaku terpuji dalam penelitian ini yang dibahas adalah pada sub pokok bahasan “bekerja keras”. Pengertian bekerka keras antara lain.
1)      Melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh,
2)      Gigih dalam melakukan sebuah pekerjaan
3)      Melakukan sesuatu tanpa mengenal lel;ah
4)      Sesuatu dilakukan dengan niat kuat
5)      Tidak mudah mengubah niat karena mendapat hambatan
6)      Tidak lemah dalam menghadapi cobaan
7)      Selalu bersemangat dalam melakukan pekerjaan, (Sopandi, Andi:2010)

b. Manfaat perilaku kerja keras
Perilaku kerja keras akan menghasilkan manfaat, baik manfaat lahiriah maupu manfaat batiniah. Manfaat tersebut di antaranya:
1.      Pekerja keras akan meraih kesuksesan yang hakiki,
2.      Pekerja keras akan mampu bertahan hidup,
3.      Pekerja keras akan terhormat
4.      Pekerja keras akan dikenal
5.      Pekerja keras akan bertambah ilmu dan pengalamannya

c. Perintah untuk bekerja keras
            Bekerja merupakan sebuah perintah Allah. Allah menciptakan manusia agar manusia beribadah, seperti firman Allah.
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ  
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat:56)

Adapun untuk beribadah itu manusia perlu bekal. Misalnya, ibadah sholat untuk menutup aurat adalah dengan pakaian. Pakaian adalah salah satu harta kekayaan, sedangkan kekayaan harus dicari melalui bekerja, (Sopandi, Andi, 2010:94)
               Perintah-perintah tentang bekerja keras lainnya antara lain.
Æ÷tGö/$#ur !$yJÏù š9t?#uä ª!$# u#¤$!$# notÅzFy$# ( Ÿwur š[Ys? y7t7ŠÅÁtR šÆÏB $u÷R9$# (  
Artinya:
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi……”. (Q.S. Al Qasas (28):77)
Dan Firman Allah SWT.
#sŒÎ*sù ÏMuŠÅÒè% äo4qn=¢Á9$# (#rãÏ±tFR$$sù Îû ÇÚöF{$# (#qäótGö/$#ur `ÏB È@ôÒsù «!$# (#rãä.øŒ$#ur ©!$# #ZŽÏWx. ö/ä3¯=yè©9 tbqßsÎ=øÿè? ÇÊÉÈ  
Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.(Q.S. Al Jumu’ah (62):10)

B. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode
               Metode pembelajaran adalah cara dalam menyajikan (menguraikan materi, memberi contoh, dan memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak semua metode pembelajaran sesuai untuk digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu, (Hermawan, 2008:11.11)
               Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.
           
2. Metode Permainan Putar Angka
                 Permainan (games), popular berbagai sebutan, anatar lain pemanasan (ice-breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah “pemecah es”, jadi, arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta didik. Permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme.
                 Berdasarkan pengertian permainan di atas, maka Metode permainan putar angka merupakan metode yang diterapkan sebagai upaya pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik siswa dengan harapan tercapainya tujuan pembelajaran. Metode permainan putar angka adalah metode dengan menerapkan permainan memutar kertas yang telah digunting melingkar yang di dalamnya ditulisi angka-angka. Angka-angka yang dituliskan di dalam potongan kertas berbentuk lingkaran adalah nomor absen siswa.
                Metode ini diarahkan agar belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun membahas hal-hal sulit atau berat. Sebaliknya permainan putar angka digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekedar permaianan.

3. Langkah-langkah Permainan Putar Angka
             Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam menerapkan metode Permainan Putar Angka adalah sebagai berikut.
1)      Menyiapkan media
2)      Menyampaikan materi pembelajaran
3)      Menjelaskan petunjuk pelaksanaan permainan putar angka
4)      Menentukan alokasi waktu
5)      Untuk mengawali, guru memutar media kertas berbentuk lingkaran
6)      Angka yang ditunjuk dengan jarum adalah nomor absen siswa
7)      Nomor absen siswa yang ditunjuk oleh jarum, maka diwajibkan maju di depan kelas untuk melakukan aktivitas sesuai dengan perintah guru
8)      Siswa melakukan perintah guru
9)      Siswa yang telah menjawab perintah guru, sebelum kembali ke tempat duduk, diminta untuk memutar media untuk menentukan siapa yang mendapatkan giliran maju ke depan kelas, dan seterusnya
10)  Penilaian
11)  Evaluasi
12)  penyimpulan
     
C.    Pemahaman
                Menurut kamus Psikologi, kata pemahaman berasal dari kata "insight" yang mempunyai arti wawasan, pengertian pengetahuan yang mendalam. Jadi arti dari insight adalah suatu pemahaman atau penilaian yang beralasan mengenai reaksi-reaksi pengetahuan atau kesadaran dan kemampuan yang dimiliki seseorang. Sumadi Suryabrata dalam bukunya Psikologi mengatakan: insight adalah didapatnya pemecahan problem, dimengertinya persoalan dan mendapatkan pemecahan.
                 Adapula yang mengistilahkan pemahaman adalah illumination yangmerupakan tahap mencari dan menemukan kunci pemecahan, menghimpun informasi dari luar untuk dianalisis dan disintesiskan, kemudian merumuskanbeberapa keputusan. Pemahaman dapat juga diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran, karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa memahami suatu situasi.
                 Hal ini sangat penting bagisiswa yang belajar. Memahami maksudnya, menangkap maknanya adalah tujuan akhir dari setiap mengajar. Pemahaman memiliki arti yang sangat mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada proposinya. Tanpa itu maka skill pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna. Dalam belajar unsur comprehension/pemahaman itu tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur psikologis yang lain.
                Dengan motivasi, konsentrasi dan reaksi maka subyek belajar dapat mengembangkan fakta-fakta dan ide-ide adalah skill, kemudian dengan unsur organisasi, maka subyek belajar dapat menata hal-hal tersebut, secara bertautan bersama menjadi suatu pola yang logis karena mempelajari sejumlah data sebagaimana adanya,secara bertingkat/berangsur-angsur, subyek belajar mulai memahami artinyadan implikasi dari persoalan secara keseluruhan. Perlu diingat comprehension adalah pemahaman, tidaklah hanya sekedar tahu. Akan tetapi, juga menghendaki agar subyek belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipelajari. ( http://id.shvoong.com / social – sciences / education / 2201215 – pengertian – pemahaman – siswa /#ixzz1f3blh1Vp)

D. Hipotesis Tindakan
            Hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan, “Dengan menerapkan metode permainan putar angka dalam pelajaran PAI pada pokok bahasan perilaku terpuji, pemahaman siswa kelas III SDN …….. kecamatan …….Kabupaten ……… akan meningkat”.



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Setting Penelitian
1.       Tempat
Penelitian dilaksanakan di kelas I SDN ……. Kecamatan …….. Kabupaten …………..

2.      Waktu Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 26 Maret 2011 jam ke-1 dari pukul 07.00 s/d 08.10 WIB, sedangkan  siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 2 April 2011 jam ke-1 dari pukul 07.00  s/d  08.10 WIB.

3.      Mata Pelajaran
                Mata pelajaran yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pelajaran Pendidikan Agama Islam tentang Perilaku terpuji dengan menerapkan metode permainan Putar angka untuk meningkatkan pemahaman siswa  

B.     Subyek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas III SDN ……. tahun pelajaran 2010/2011, yang berjumlah 34 siswa, yang terdiri atas 20 siswa laki–laki dan 14 siswa perempuan.

C.  Prosedur Penelitian
               Prosedur dalam penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Tujuan utama penelitian ini adalah peningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran perilaku terpuji, pada siklus I dan II dengan metode permainan putar angka. Guru bertindak sebagai peneliti dengan dibantu oleh rekan guru satu sekolah sebagai observer.

D. Rancangan Penelitian
             Model penelitian tindakan menggambarkan adanya empat langkah.

 

















        
Gambar 3.1. Alur Penelitian
            Siklus di atas terdidri atas empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Empat tahap di atas berlaku untuk setiap siklus :
D.1. Siklus I
1) Perencanaan
a.       Pengumpulan data sebagai bahan identifikasi masalah dan alternative pemecahan masalahnya.
b.      Merancang langkah-langkah pembelajaran.
c.       Menentukan mata pelajaran dan pokok bahasannya yang akan di teliti.
d.      Melaksanakan langkah-langkah pembelajaran
e.       Menyusun lembar penilaian atau instrumen penilaian serta menentukan sumber belajar.

2) Tindakan
          Pada pelaksanaan tindakan peneliti mengacu pada RPP yang telah disusun bersama dengan observer (Terlampir)

3) Pengamatan
a). Melakukan observasi
b). Menilai hasil tindakan siswa dengan format penilaian

4) Refleksi
a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.
b)  Membahas hasil evaluasi.
c). Memperbaiki tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus II.
D.2. Siklus II
1) Mengidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif pemecahan masalah berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I.
2) Tindakan
              Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini tetap mengacu pada RPP yang telah dibuat oleh peneliti bersama dengan observer. RPP yang dibuat hampir sama dengan RPP pada siklus I, hanya mengalami sedikit perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah mengoreksi kelemahan-kelemahan pada siklus I untuk diperbaiki pada siklus II ini (RPP Terlampir)
3) Pengamatan
Mengumpulkan data-data dari tindakan-tindakan
4) Refleksi
Mengevaluasi tindakan pada siklus II

E. Instrumen Penelitian
                Karena penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif, maka dari itu bentuk instrumen dalam penelitian ini yaitu : lembar atau format penilaian dilengkapi dengan rubrik penilaian.

F. Data dan Pengumpulan Data
                Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bukti untuk menyusun suatu informasi (Arikunto, 1998:114). Menurut cara perolehannya data dibedakan menjadi dua, yaitu : data primer dan sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber aslinya. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui perantara, seperti melalui buku data kelas, Buku ulangan Harian, dll. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka data penelitian ini berupa data primer yaitu berupa hasil observasi langsung terhadap aktivitas siswa.
              Untuk mendapatkan data yang diperoleh peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menyediakan pedoman penilaian beserta rubrik penilaiannya
b. Memberikan test kepada seluruh subjek penelitian
c. Mengamati tindakan siswa dalam pembelajaran PAI sesuai dengan kriteria penilaian.
d. Menghitung skor dengan menggunakan rumus
     N =    Jumlah Skor                 x 100%
            Skor Maksimum

G. Teknik Analisis Data
          Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah teknik statistik deskriptif kuantitatif. Dalam pelaksanaan analisis ini kegiatan utamanya adalah mengolah skor menjadi nilai. Ada pun tahapan analisisnya adalah :
a. Menyusun tabel frekuensi untuk tiap-tiap indikator
b. Menghitung Mean (M) dengan rumus
           M = fx
                  N
         
          Keterangan :
          M = nilai rata-rata
           f  = Frekuensi
           x = nilai
         N  = jumlah siswa

H. Indikator Keberhasilan
            Indikator untuk mengetahui keberhasilan penelitian ini ditetapkan sebagai berikut:
a.       Nilai rata-rata kelas sekurang-kurangnya mendapat 75 dari nilai hasil tes formatif menggunakan strategi pembelajaran permainan putar angka.
b.      Ketuntasan siswa ≥ 80 %
c.       Siswa dinyatakan tuntas apabila nilai yang diperoleh ≥ 70
d.      Siswa dinyatakan tidak tuntas apabila nilai yang diperoleh < 70











BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1.    Data Awal Siswa
           Data awal ini adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan rendahnya pemahaman siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam tentang perilaku terpuji. Pemahaman siswa yang rendah menjadi fokus penelitian ini, sehingga peneliti berusaha untuk mengadakan perbaikan.
            Data yang diperoleh berdasarkan hasil nilai formatif siswa adalah dari 34 siswa kelas III SDN …….. Kecamatan ……..Kabupaten ……., 65 % atau 22 siswa dinyatakan tidak tuntas dalam belajar, karena nilai yang diperoleh masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan, yaitu 70. Sedangkan siswa yang dinyatakan tuntas hanya 12 anak atau 35 %.
               Berdasarkan data yang diperoleh pada tahap awal ini, kemudian direfleksikan pada siklus I dengan memperhatikan kendala-kendala yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga pemahaman siswa dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam tentang perilaku terpuji dapat meningkat sesuai dengan target-target yang telah ditentukan oleh peneliti bersama dengan pengamat. 
            Data pada tahap awal ini disajikan dalam table di bawah ini.

Tabel 4.1.  Karakteristik Siswa tahap Awal
No
NAMA SISWA
NILAI
Ketuntasan
Tuntas
Tidak Tuntas
1
Tegar Rizki U
60

2
Sharfina R
70

3
Andi Ramadhani
60

4
Hari Mahmudi
60

5
M. Andik S
60

6
Santika R
60

7
Tedi Bagus S
50

8
Zainul Abidin
70

9
Alex Dwi C
60

10
Agustin A
60

11
Clara A.D.P
50

12
Dimas Adi P
50

13
Della Nur P
70

14
Dafit F
60

15
Efa Nur A
60

16
Gita Anggraeni
70

17
Ignatius Resa P.M
60

18
Lina Oktaviano
70

19
Mei Mayangsari
80

20
Mega Amalia F
70

21
Mukamat Nur A
60

22
Maftahul A
60

23
Nasrul M.S
70

24
Ogi Khoirul S
60

25
Oktavira S
50

26
Pujo Sampurno
70

27
Riris ABdelia T.A
60

28
Robbi Hidayat
70

29
Sela Tri F.T
60

30
Slamet Suyono
70

31
Sri Endang W
50

32
Toni Hermawan
60

33
Gilang Chandra R
70

34
Deva Pandi F
60

JUMLAH
2120
12
22
RATA-RATA
62
PERSENTASE KETUNTASAN
35%
65%

2. Hasil Penelitian Siklus I
    a. Rencana
a.    Pengumpulan data sebagai bahan identifikasi masalah dan alternative pemecahan masalahnya.
b.    Merancang langkah-langkah pembelajaran (RPP).
c.    Menentukan mata pelajaran dan pokok bahasannya yang akan di teliti.
d.   Melaksanakan langkah-langkah pembelajaran
e.    Menyusun lembar penilaian atau instrumen penilaian serta menentukan sumber belajar.
      2. Pelaksanaan
            Pelaksanaan siklus I dilaksanakan padahari Sabtu tanggal 26 Maret 2011 pada jam pertama dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN ….. Kecamatan ….. Kabupaten ….. Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan menerapkan metode permainan putar angka sebagai langkah perbaikan pembelajaran pada tahap awal.
               Langkah-langkah pembelajaran pada siklus I terperinci dalam rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP (terlampir), tetapi secara rinci langkah pelaksanaan pembelajaran terdiri atas tiga langkah, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
                 Pada kegiatan awal guru menyiapkan salam, do’a, apersepsi, dan menyiapkan media. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi, menerapkan metode permainan putar angka. Pada kegiatan akhir, guru menyimpulkan, memberoi soal, dan memberikan nilai.
                 Berdasarkan hasil perolehan nilai formatif siswa pada tahap awal menunjukkan bahwa pemahaman siswa masih kurang sesuai dengan target penelitian.
          Data yang diperoleh menunjukkan, dari 34 siswa, 62 % atau 21 anak dinyatakan tuntas dalam belajar, sedangkan 13 anak dinyatakan tidak tuntas, karena nilai yang diperoleh masih di bawah KKM, yaitu 70.
           Data siswa pada siklus I disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.2.  Karakteristik Siswa Siklus I
No
NAMA SISWA
NILAI
Ketuntasan
Tuntas
Tidak Tuntas
1
Tegar Rizki U
70

2
Sharfina R
90

3
Andi Ramadhani
70

4
Hari Mahmudi
60

5
M. Andik S
70

6
Santika R
80

7
Tedi Bagus S
60

8
Zainul Abidin
90

9
Alex Dwi C
80

10
Agustin A
70

11
Clara A.D.P
60

12
Dimas Adi P
60

13
Della Nur P
80

14
Dafit F
60

15
Efa Nur A
60

16
Gita Anggraeni
90

17
Ignatius Resa P.M
60

18
Lina Oktaviano
80

19
Mei Mayangsari
90

20
Mega Amalia F
90

21
Mukamat Nur A
70

22
Maftahul A
70

23
Nasrul M.S
90

24
Ogi Khoirul S
60

25
Oktavira S
60

26
Pujo Sampurno
90

27
Riris ABdelia T.A
60

28
Robbi Hidayat
80

29
Sela Tri F.T
60

30
Slamet Suyono
80

31
Sri Endang W
60

32
Toni Hermawan
80

33
Gilang Chandra R
90

34
Deva Pandi F
60

JUMLAH
2420
21
13
RATA-RATA
71
PERSENTASE KETUNTASAN
62%
38%






Tabel 4.3. Penilaian Aktivitas Guru
No
Instrumen

Kriteria
Baik
Cukup
Kurang
1.
Memotivasi Siswa


2.
Melibatkan Siswa Aktif Dalam Pembelajaran


3.
Membimbing siswa


4.
Menyimpulkan



 Tabel 4.4. Penilaian Aktivitas Siswa
No
Instrumen

Kriteria
Baik
Cukup
Kurang
1.
Daya tarik siswa


2.
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran


3.
Menyimpulkan materi


4.
Pemahaman siswa


          
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siklus I

No

Uraian

Siklus I
1
Jumlah Nilai Tes Formatif
2420
2
Rata-rata Nilai Formatif
71
3
Jumlah Siswa Tuntas
21
4
Jumlah Siswa Tidak Tuntas
13
5
Persentase Siswa yang  Tuntas
62 %
6
Persentase Siswa yang Tidak Tuntas
38 %
        
c.  Pengamatan
            Data pada siklus diamati untuk dijadikan bahan refleksi, data yang diperoleh pada siklus I menunjukkan bahwa masih terdapat 13 siswa yang belum tuntas dalam belajar dan persentase ketuntasan hanya mencapai 62%, peneliti bersama observer telah memutuskan bahwa penelitian akan dihentikan jika persentase katuntasan ≥ 70%.

c.  Refleksi
                  Dalam kegiatan refleksi, dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:
a.         Pemahaman siswa masih perlu ditingkatkan, karena masih terdapat 13 anak atau 38 % siswa yang belum tuntas dalam belajar.
b.         Peneliti bersama observer memutuskan untuk melanjutkan pada siklus berikutnya, karena persentase ketuntasan yang diperoleh masih di bawah 80%.
c.         Mengumpulkan data terntang kelemahan-kelamahan yang terjadi pada siklus I untuk diperbaikki pada sikus berikutnya
d.        Membahas pemecahan hambatan yang terjadi pada siklus I

   3. Hasil Penelitian Siklus II
       a. Rencana
            Mengidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif pemecahan masalah berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I.

b. Pelaksanaan
                 Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II terperinci dalam rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP (terlampir). Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini pada dasarnya masih sama dengan yang diterapkan pada siklus I, hanya melakukan perbaikan, diantaranya melakukan bimbingan kepada siswa dan menjelaskan petunjuk pelaksanaan permainan putar angka.
                Berdasarkan hasil perolehan nilai formatif siswa pada siklus I menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman siswa setelah menerapkan metode permainan putar angka, tetapi masih belum sesuai dengan target penelitian.
                 Data yang diperoleh menunjukkan, dari 34 siswa, 94 % atau 32 anak dinyatakan tuntas dalam belajar, sedangkan 2 anak dinyatakan tidak tuntas, karena nilai yang diperoleh masih di bawah KKM, yaitu 70.
           Data siswa pada siklus I disajikan dalam tabel berikut ini:



Tabel 4.6.  Karakteristik Siswa Siklus II
No
NAMA SISWA
NILAI
Ketuntasan
Tuntas
Tidak Tuntas
1
Tegar Rizki U
90

2
Sharfina R
100

3
Andi Ramadhani
80

4
Hari Mahmudi
70

5
M. Andik S
90

6
Santika R
100

7
Tedi Bagus S
70

8
Zainul Abidin
100

9
Alex Dwi C
100

10
Agustin A
80

11
Clara A.D.P
70

12
Dimas Adi P
60

13
Della Nur P
100

14
Dafit F
70

15
Efa Nur A
70

16
Gita Anggraeni
100

17
Ignatius Resa P.M
70

18
Lina Oktaviano
100

19
Mei Mayangsari
90

20
Mega Amalia F
100

21
Mukamat Nur A
80

22
Maftahul A
90

23
Nasrul M.S
100

24
Ogi Khoirul S
70

25
Oktavira S
70

26
Pujo Sampurno
100

27
Riris ABdelia T.A
70

28
Robbi Hidayat
80

29
Sela Tri F.T
70

30
Slamet Suyono
80

31
Sri Endang W
60

32
Toni Hermawan
100

33
Gilang Chandra R
100

34
Deva Pandi F
80

JUMLAH
2860
32
2
RATA-RATA
84
PERSENTASE KETUNTASAN
94%
6%




Tabel 4.7. Penilaian Aktivitas Guru
No
Instrumen

Kriteria
Baik
Cukup
Kurang
1.
Memotivasi Siswa


2.
Melibatkan Siswa Aktif Dalam Pembelajaran


3.
Membimbing siswa


4.
Menyimpulkan



 Tabel 4.8. Penilaian Aktivitas Siswa
No
Instrumen

Kriteria
Baik
Cukup
Kurang
1.
Daya tarik siswa


2.
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran


3.
Menyimpulkan materi


4.
Pemahaman siswa


          
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siklus II

No

Uraian

Siklus II
1
Jumlah Nilai Tes Formatif
2860
2
Rata-rata Nilai Formatif
84
3
Jumlah Siswa Tuntas
32
4
Jumlah Siswa Tidak Tuntas
2
5
Persentase Siswa yang  Tuntas
94 %
6
Persentase Siswa yang Tidak Tuntas
6 %
        c. Pengamatan
            Data yang diperoleh pada siklus II dijadikan bahan untuk melakukan refleksi. Data pada siklus II menunjukkan bahwa persentase ketuntasan siswa telah lebih dari 80 % dan rata-rata kelas yang diperoleh lebih dari 75 atau telah merncapai batas minimal yang telah ditentukan oleh peneliti bersama observer.

d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bersama observer maka diputuskan untuk tidak melanjutkan pada siklus berikutnya, walaupun masih terdapat 2 siswa yang belum tuntas dalam belajar tetapi hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu ketuntasan siswa lebih dari 80 % dan rata-rata kelas lebih dari 75.

B. Pembahasan
             Pembelajaran dalam siklus satu dilakukan dalam usaha untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran PAI tentang perilaku terpuji. Pada pembelajaran ini, peneliti menerapkan metode permainan putar angka.
             Pada siklus I, peneliti membagi kegiatan menjadi 3 tahap. Pada kegiatan awal peneliti memotivasi siswa dan menarik minat belajar siswa. Peneliti juga menyampaikan tujuan perbaikan pembelajaran agar anak memahami langkah-langkah pembelajaran yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
           Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi pembelajaran dan memberi pertanyaan kepada anak yang nomor absennya ditunjuk oleh jarum setelah media di putar.
           Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru menyimpulkan materi. Setelah itu guru memberikan evaluasi kepada siswa. Dari hasil evaluasi siswa, yaitu sebesar 62 % siswa sudah menguasai materi pelajaran. Namun hasil tersebut belum memenuhi target syarat keberhasilan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil diskusi dengan pengamat, maka diperlukan perbaikan pembelajaran ulang dengan cara yang lebih baik dari pada sebelumnya.
           Dalam pembelajaran siklus II peneliti tetap menerapkan metode permainan putar angka. Tetapi melakukan perbaikkan pada langkah pembelajaran siklus I dengan menjelaskan petunjuk pelaksanaan permainan putar angka dan memberikan bimbingan kepada siswa. Berdasarkan hasil evaluasi siklus II, 94 % dari 34 siswa dinyataan tuntas dan 2 siswa belum tuntas dalam belajar. Walaupun masih terdapat siswa yang belum tuntas dalam belajar, tetapi hasil yang dicapai sudah sesuai dengan tujuan awal penelitian, yaitu penelitian dinyatakan berhasil apabila nilai rata-rata kelas yang diperoleh sebesar lebih dari 75 dan ketuntasan belajar siswa lebih dari 80 %.





BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
             Berdasarkan hasil dari pelaksanaan perbaikkan pembelajaran pada pelajaran PAI tentang perilaku terpuji, maka dapat disimpulkan, bahwa. Penggunaan Metode permainan putar angka memiliki kontribusi yang besar dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa, dengan ditandai pada perolehan nilai formatif siswa yang mengalami peningkatan. Pada tahap awal ketuntasan siswa hanya 35 %, sedangkan pada siklus I ketuntasan belajar siswa mencapai 62% atau mengalami peningkatan 27 %. Pada siklus II ketuntasan siswa mencapai 94 %.
              Penggunaan Metode permainan putar angka pada pelajaran PAI tentang perilaku terpuji dapat terselesaikan hanya dengan dua siklus, karena pada siklus kedua ketuntasan belajar lebih dari 80 % dan nilai rata-rata kelas lebih dari 75.

B. Saran
            Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang diajukan adalah sebagai berikut.
a.       Guru hendaknya kratif dan inovatif dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, misalnya dalam menentukan penggunaan metode pembelajaran
b.      Guru hendaknya memilih metode sesuai dengan materi yang disampaikan.
c.       Guru harus peka terhadap kesulitan-kesulitan siswa, sehingga siswa dapat memperoleh hasil pembelajaran yang memuaskan.
d.      Guru harus menguasai materi pembelajaran sebelum menyajikan materi tersebut kepada peserta didiknya.
e.       Guru harus dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.



















DAFTAR PUSTAKA



Al-Qur’an dan Terjemahan
Al-Hadits
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta
Daradjat, Zakiah (2004). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Hermawan, Asep H (2008). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Iswara Widya, (2003) Contextual Teaching And Learning, Semarang, Dirjen Dikdasmen Depdiknas.

KKG PAI Kab. Jombang (2009). Pendidikan Agama Islam. Jombang: Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang .
Paimun (1998). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Universitas Terbuka
Qomar, Mujamil (2007). Manajemen Pendidikan Islam. Malang:   Erlangga.
Sopandi, Andi (2009). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: CV. Bina Pustaka
Tim Dosen Agama Islam UM. (2001). Pendidikan Agama Islam Untuk Mahasiswa. Malang: Universitas Negeri Malang
Tobroni (2008). Pendidikan Islam. Jakarta: UMM Press.
Winataputra, Udin S. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.








Comments

Popular posts from this blog

Tips Memisahkan Touchscreen dan LCD Satu Set

Seiring dengan berkembangnya Smartphone, banyak sekali Smartphone model baru yang menggunakan LCD dan TS satu set. Hal ini diperuntukan supaya tidak ada mallfunction antara LCD dan Touchscreen. Hal ini sering merepotkan bagi teknisi yang mendapatkan client TS pecah namun LCD masih normal dan menjadi beban bagai buah simalakama apabila  harus ditarif mahal satu set.  Melihat hal tersebut admin ingin berbagi bagimana cara aman supaya tidak mmberatkan client. Yaitu dengan cara memisah TS dengan LCD. Bahan-Bahan 1. Setrika 2. Satu set LCD 3. Kabel jumper 4. Pinset Langkah-langkah: 1. Nyalakan setrika dengan panas 100 derajat Celcius 2. Taruh satu set LCD dan TS di atas setrika dengan posisi kaca TS berada di bawah atau pas dengan pemnas setrika 3. Diamkan sekitar 5 menit 4. Bentangkan kabel jumper dan sisipkan diantara LCD dan TS 5. Pelan-pelan tarik ke belakang untuk menarik lem 6. setelah terpisah aangkat LCD dengan Pinset SEMOGA BERHASIL.......

OTODIDAK BELAJAR SERVIS HANDPHONE

Perkembangan teknologi Seluler sudah sangat intensif dengan banyak sekali teknologi Gadget maupun smartphone yang mempengaruhi kehidupan manusia mulai dari aplikasi yang ditawarkan sampai aksesories dari berbagai fungsi dan bentuk untuk menunjang smartphone, Namun perkembangan yang begitu pesat tersebut tentu ada hal-hal yang berkaitan dengan kondisi kerusakan ringan terhadap smarphone/handphone akibat dari pemakaian seperti jatuh, terkena air maupun kerusankan malfungsi software. Alangkah Baiknya kerusakan tersebut kita dapat melakukan service secara otodidak yaitu memperbaiki smartphone/handphone yang mengalami kerusakan ringan. Dalam Dunia Service Handphone ada dua kerusakan yaitu kerusakan Hardware kerusakan Software yang secara teknis masih dibagi menjadi beberapa tingkat kerusakan handphone yaitu tingkat ringan, tingkat sedang, tingkat sulit dan troubleshooting. Belajar service HP Otodidak dapat dimulai dengan memperbaiki kerusakan ringan seperti ganti LCD, Ganti Touch...

How to Flash Huawei Y336-U02 via SD Card

cara flash dan update Huawei Y3c Y336-U02 Tanpa PC Perta download dan siapkan bahan flash Huawei Y3c Y336-U02 dibawah ini. Firmware Huawei Y3c Y336-U02 type dload folder .  Alternatif link . Selanjutnya ikuti langkah-langkah flash Huawei Y3c Y336-U02 tanpa PC dibawah ini. Download firmware Huawei Y3c Y336-U02 dload yang telah kami beri link diatas. Setelah download selesai silahkan extract file tersebut, kami sarankan menggunakan PC. Jika didalamnya telah ada folder dload maka langsung pindahkan kememori microSD milik Kamu, namun jika hanya ada file UPDATE.APP silahkan buat folder di MicroSD dengan nama dload lalu pindahkan file tersebut kedalam folder dload tersebut. Silahkan pastikan smartphone Huawei Y3c Y336-U02 milik anda masih memiliki sisa baterai 50%, lalu silahkan matikan ponsel anda dan lepas baterainya. Masukan MicroSD anda yang telah berisi dload tadi. Pasang baterainya, namun jangan dihidupkan dulu. Hidupkan dengan mene...